Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Pembalasan
Setelah asetnya terlepas dari kursi, Raja segera keluar dari rumah itu meninggalkan Viola yang masih sibuk membetulkan kursinya yang sudah remuk akibat gempuran benda kenyal milik Raja.
"Huh, sekuat apa sih tadi dia duduk di sini!" gerutu Viola, tanpa dia sadari kalau dia sendirilah yang menyebabkan insiden itu terjadi.
"Jadi-" Viola melihat kearah belakang dan dan terkejut karna tidak melihat keberadaan Raja, dia lalu bangkit dan berlari kearah luar untuk mencari sosok lelaki itu.
"Raja! kau mau ke mana?" teriak Viola, dia bahkan sampai menjinjing celananya karna berlari keluar rumah.
Raja yang sudah membuka pintu mobilnya melihat kearah Viola. "Kalau dalam 5 menit kau tidak datang ke sini, siap kau!"
Brak, Raja menutup pintu mobil dengan kuat dan langsung menghempaskan pantatnya ke belakang kemudi. Dia masih merasa sangat kesal atas kejadian memalukan yang baru saja dialami.
Sementara Viola yang mendengar ancaman Raja langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil tasnya, dia lalu segera mengunci pintu dan kembali berlari menuju tempat di mana Raja berada saat ini.
Klek, brak. Suara tarikan pintu dan benturan pintu yang tertutup membuat Raja terlonjak kaget, lelaki itu lalu melirik tajam kearah Viola yang tengah sibuk dengan sabuk pengamannya.
Tanpa mengatakan apapun, Raja langsung melajukan mobilnya kejalan raya. Dia semakin menekan pedal gasnya untuk menambah kecepatan mobilnya membuat Viola mencengkram erat sabuk pengaman.
"apa tidak bisa kalau lebih pelan sedikit?" seru Viola yang merasa nyawanya sedang berada diujung tanduk karna ulah Raja yang tiba-tiba menjadi pembalap dadakan, sementara Raja hanya melirik kearah Viola tanpa menjawab ucapannya.
"Baiklah, terserah kau saja. Matipun mati lah situ!" Viola memalingkan wajahnya kearah samping untuk melihat jalanan, dia lalu memejamkan mata saat melihat aksi Raja yang menyalip-nyalip kendaraan yang melintas dihadapan mereka.
Tidak berselang lama, mobil mereka sudah sampai dihalaman rumah mewah keluarga Ganendra. Raja langsung turun dari mobil begitu mobilnya terparkir, sementara Viola masih mencoba untuk mengatur jantungnya yang sejak tadi berdebar keras.
"untung saja kami selamat, kalau tidak...." Viola menggeleng-gelengkan kepalanya saat memikirkan kalau saja tadi terjadi sesuatu dengan mereka.
Viola lalu bergegas turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah, tampaklah Mama Vivi dan Alea sedang duduk di atas sofa seolah-olah sedang menunggu kepulangannya.
"Sayang!" panggil Mama Vivi sembari bangkit dan mendekati Viola, wanita paruh baya itu kemudian membawa Viola duduk di atas sofa tepat dihadapan Alea.
"bagaimana hasilnya, Viola? semuanya baik-baik sajakan?" tanya Mama Vivi, Alea juga melihat Viola dengan sangat penasaran tentang hasil pemeriksaannya dan juga Raja.
"apa hasilnya tidak baik?" tanya Mama Vivi kembali, dia merasa khawatir saat melihat raut wajah Raja yang tertekuk dengan sempurna seperti mengatakan kalau semuanya tidak baik-baik saja.
Viola melihat kearah Mama Vivi dan Alea secara bergantian. "Hasilnya baik kok, kata Dokter mulai minggu depan kami sudah bisa menjalani perencanaan kehamilan."
Mama Vivi dan Alea bernapas lega saat mendengar jawaban dari wanita itu, tetapi mereka kemudian saling lirik seakan-akan ada sesuatu yang salah dengan apa yang sedang terjadi.
"lalu, kenapa Raja seperti orang yang sedang kesal? apa dia tidak suka mendengar kabar baik ini?" ucap Mama Vivi, dia mulai menduga-duga kalau sebenarnya putranya itu tidak ingin memiliki anak bersama Viola.
Alea juga membenarkan apa yang diucapkan oleh mertuanya itu, dia juga bisa melihat betapa kesalnya Raja sampai-sampai lelaki itu tidak menyapa ataupun menjawab ucapan Mamanya.
"Emm, itu-" Viola terlihat ragu untuk menceritakan apa yang terjadi dirumahnya tadi, dia takut Raja akan marah besar padanya jika menceritakan hal memalukan itu pada orang lain.
Mama Vivi dan Alea yang sudah sangat penasaran terus mendesak Viola agar mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, karna tidak kuat dengan desakan mereka akhirnya Viola menceritakan semuanya pada mertua dan juga sahabatnya.
"Jadi, maksudmu pantatnya, astaga! hahahah...." Alea tidak sanggup lagi untuk menahan tawanya saat membayangkan apa yang terjadi pada pantat Raja, sementara Mama Vivi sendiri sudah terguling-guling disofa sembari mencoba untuk menahan tawa yang terasa menyesakkan dadanya.
Karna melihat Mama Vivi dan Alea tertawa seperti itu, Viola juga jadi ikut tertawa. Akhirnya tawa mereka bertiga menggema diseluruh ruangan rumah itu membuat beberapa pelayan merasa penasaran, ada juga diantara mereka yang ikut tertawa padahal tidak tau apa yang sedang terjadi.
Raja yang saat itu sedang berada di dalam kamar samar-samar mendengar suara tawa mereka, dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk melihat keadaan Mama dan juga istri-istrinya.
"kasihan sekali kursinya, pantat Raja memang benar-benar bohay!"
Raja mematung di atas tangga saat mendengar ucapan Alea, begitu juga dengan Mama Vivi yang mengakuin kebohayan aset bagian belakangnya.
Raja lalu beralih melihat kearah Viola dengan tajam, matanya melotot seakan-akan sedang mengeluarkan sinar laser untuk menghabisi Viola.
"benar, Al! tadi aja-" Viola tidak jadi melanjutkan ucapannya saat melihat keberadaan Raja di atas tangga, mendadak tubuhnya menjadi dingin saat melihat wajah lelaki itu yang tampak sangat menyeramkan.
"Glek, habislah aku!" Viola langsung menundukkan kepalanya saat Raja semakin menatapnya dengan tajam, sementara Mama Vivi dan Alea semakin tertawa lebar saat melihat Raja ada ditempat itu.
"Honey-honey, bisa-bisanya pantatmu. Ppfffttt." Alea memutuskan untuk pergi dari tempat itu sebelum dia mengeluarkan air kecilnya dicelana akibat kelucuan yang sedang terjadi, sementara Mama Vivi juga ikut pergi bersama dengan Alea.
Kini, tinggallah Raja dan Viola ditempat itu. Suasana yang tadinya ramai dan penuh dengan tawa mendadak jadi sepi dan menegangkan, sangking sunyinya Viola sampai bisa mendengar tarikan napasnya sendiri.
"i-itu Raja, aku tidak-"
"Ikut aku sekarang juga!" Raja langsung berbalik dan kembali berjalan naik ke atas kamar, sementara Viola masih terdiam dengan keringat dingin yang menjalar ditubuhnya.
"Tuhan, kenapa hidupku selalu berada diujung tanduk?" Viola merasa benar-benar sial, selamat dari kecelakaan maut tetapi tidak selamat dari amukan singa hutan.
Viola berjalan gontai menuju kamarnya, dia hanya bisa berdo'a jika Raja punya belas kasihan sedikit saja padanya.
Viola berdiri diambang pintu saat melihat apa yang sedang lelaki itu lakukan, matanya membulat sempurna saat melihat sebuah kursi ada dihadapannya.
"apa-apa yang akan kau lakukan?" tanya Viola dengan gugup, dia melihat kearah Raja dan kursi secara bergantian.
"kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan padaku,"
"apa?"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga yuk ke karya temen aku, dijamin seru dan bikin betah baca 😍