NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: syitahfadilah

S 3

Jangan boom like/lompat baca /nabung bab
Diusahakan baca setiap kali update. 🙏🙏🙏
_________________________________________
Kehadiranmu dalam Takdirku adalah bagian dari skenario Tuhan. Aku tidak marah atau bahkan balas dendam kepadamu. Sebab aku tahu betul sebelum hari ini kau pernah menjadi penyebab bahagiaku. Sekarang mungkin waktunya saja yang telah usai. Perihal lukaku ini biar menjadi tanggung jawabku sendiri, sebab dari awal aku yang terlalu dalam menempatkanmu di hatiku. Doaku semoga hari-harimu bahagia tanpa aku. Dengan siapapun kamu semoga dia adalah wanita yang bisa memahamimu, menyayangimu dan membuatmu bahagia lebih dari apa yang pernah aku berikan untukmu." ~ Elmira...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12. TALAK

"Kenapa kau terus menatapku seperti itu, huh? Apa kau tidak pernah melihat wanita cantik sepertiku?" Ujar Bella dengan pedenya sambil menatap sinis kearah Farzan. Saat keluar dari ruang rawat, pria yang beberapa saat lalu berkelahi dengan suaminya terus menatapnya dengan intens.

Farzan berdecih seraya memalingkan wajahnya kearah lain. Pede sekali si pelakor itu mengatakan dirinya cantik. Bahkan wanita itu sama sekali tidak menarik. Sudah buta kali matanya si Ramon bisa sampai tertarik dengan wanita seperti itu. Farzan jadi mendumel dalam hatinya.

"Apa kau mengejekku, huh?" Bella menjadi kesal melihat tingkah Farzan, seakan pria itu sedang mengolok dirinya. Iapun melangkah menghampiri, kemudian menarik lengannya.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Kedua mata Farzan melotot. Ia menepis tangan Bella lalu mengibaskan lengannya seakan sedang menyingkirkan debu yang menempel. Dan itu membuat Bella merasa terhina.

"Jangan sok suci ya. Kau pikir, aku tidak tahu kalau kau ingin merebut Mira dari Mas Ramon?" Bella tersenyum mencibir.

"Kalau iya, memangnya kenapa? Apa ada masalah denganmu?" Tukas Farzan.

"Tentu saja tidak. Malah bagus kalau Mira tidak ada. Karena tidak akan ada lagi yang menggangu kebahagiaanku dengan Mas Ramon." Ujar Bella dengan senangnya.

'Dasar perempuan tidak tahu diri!' Umpat Farzan dalam hatinya. Ia benar-benar muak melihat wanita yang menjadi penyebab penderitaan Elmira. Jika tidak ingat harga dirinya sebagai laki-laki, mungkin ia sudah mencakar wajah sok cantik itu. Atau kalau perlu ia akan mengulitinya biar tidak punya sekalian.

"Yah, aku memang akan menjauhkan El dari orang-orang tak berperasaan seperti kalian berdua. Terlebih kau!" Tekan Farzan sambil menatap tajam pada Bella.

Bella sama sekali tidak merasa tersinggung. Justru ia merasa senang, jika benar Farzan akan membawa Elmira pergi dari kehidupan Ramon.

Dengan langkah angkuhnya, Bella membawa diri duduk di kursi tunggu. Ia menatap kearah pintu ruang rawat berharap agar Ramon segera keluar dari sana. Entah apa ingin dibicarakan Elmira dengan Ramon sehingga menyuruhnya keluar.

Sementara itu didalam ruangan...

"Mira, apa yang kau rasakan sekarang? Apa kau sudah merasa lebih baik?'' Tanya Ramon setelah beberapa saat terdiam.

"Apa aku perlu mengatakan apa yang aku rasakan sekarang, Mas?" Ujar Elmira. Ia menatap sendu sosok pria yang begitu dicintainya, namun telah menorehkan luka yang teramat dalam didasar hatinya.

Ramon langsung menunduk, bodoh sekali ia menanyakan apa yang dirasakan Elmira saat ini. Tentu saja pasti sakit. Bukan hanya batin, tapi fisik istrinya itu juga sudah ia sakiti tanpa ampun.

"Maafkan aku, Mira. Sungguh aku menyesali perbuatanku. Kau boleh menghukum aku dengan cara apapun, asalkan kau mau memaafkan aku." Ujar Ramon dengan bersungguh-sungguh.

"Aku sudah memaafkan mu, Mas."

Ramos langsung mengangkat wajahnya, menatap Elmira dengan berbinar. "Sungguh Mira, kau sudah memaafkan aku?" Tanyanya.

Elmira mengangguk, membuat Ramon sangat senang. Pria itu bergerak maju hendak memeluk istrinya. Namun, Elmira merentangkan tangan mencegahnya untuk mendekat.

"Mira, ada apa?" Tanya Ramon dengan tatapan terkejut.

"Aku memang sudah memaafkan mu, Mas. Tapi maaf, aku sudah tidak bisa lagi......." Kalimat Elmira menggantung, rasanya ia tidak sanggup untuk meneruskan.

"Tidak Mira, kau tidak boleh mengatakan itu." Ramon menggeleng dengan cepat, ia mengerti maksud perkataan istrinya itu.

Elmira memalingkan wajahnya bersamaan dengan air matanya yang menetes. Hatinya kian terasa perih harus mengatakan perpisahan itu, namun ia juga tidak sanggup lagi untuk bertahan. Lagipula tidak ada yang perlu ia pertahankan lagi. Cinta suaminya telah terbagi, dan mungkin saja sudah tidak ada lagi yang tersisa untuknya. Dan jika suaminya masih mengatakan cinta hari ini, itu hanya tameng agar tetap menahannya.

"Jujur Mas, aku tidak tahu selama ini mencintaimu dalam konsep apa. Tapi yang aku rasakan dalam kisah kita, aku mencintaimu terlalu dalam.

Suatu hari, ada seseorang yang pernah bertanya padaku. Kenapa kamu berani melakukannya, bukankah yang berlebihan itu tidak baik? Lalu aku menjawabnya. Aku mencintainya dengan sangat sempurna. Memang terlihat bodoh. Tapi aku percaya, apapun yang aku lakukan akan kembali padaku.

Maka dari itu aku membiarkan hatiku mencintainya secara penuh. Dan untuk kisah ini akan berakhir indah atau tidak, itu sama sekali bukan kendaliku.

Yah, seperti yang terjadi saat ini, Mas. Aku sama sekali tidak mempunyai kendali untuk mencegahnya. Semuanya terjadi begitu saja. Dan itu karena dirimu, Mas.

Maka dari itu aku putuskan untuk memilih mundur dari sisimu, karena tidak ada yang bisa Mas banggakan dariku. Aku ini wanita yang tidak berguna. Aku tidak bisa memberikan apa yang Mas inginkan. Jadi aku rasa, sudah tidak ada gunanya aku berada di sisimu, Mas.

Mas, kehadiranmu dalam Takdirku adalah bagian dari skenario Tuhan. Aku tidak marah atau bahkan berniat ingin balas dendam kepadamu. Sebab aku tahu betul sebelum hari ini kau pernah menjadi penyebab bahagiaku. Sekarang mungkin waktunya saja yang telah usai. Perihal lukaku ini biar menjadi tanggung jawabku sendiri, sebab dari awal aku yang terlalu dalam menempatkanmu di hatiku. Doaku semoga hari-harimu bahagia tanpa aku. Dengan siapapun kamu semoga dia adalah wanita yang bisa memahamimu, menyayangimu dan membuatmu bahagia lebih dari apa yang pernah aku berikan untukmu."

"Mira, apa yang kau katakan, huh?" Tidak akan pernah ada perpisahan diantara kita." Ramon bangkit dari tempat duduknya, ia tidak perduli dengan larangan wanita itu agar tidak mendekatinya. Ia memeluk erat tubuh yang penuh luka akibat perbuatannya.

"Mas, tolong kabulkan permintaanku jika Mas tetap ingin melihat Anak Mas dilahirkan." Ujar Elmira dengan nada yang bergetar.

"Apa maksudmu, Mira?"

"Saat Mas belum kembali. Aku meminta Dokter untuk melakukan Visum. Dan aku tinggal menyerahkan hasilnya pada polisi maka Mas akan mendekam didalam penjara." Elmira memejamkan mata setelah mengatakan itu. Ia terpaksa harus berbohong, agar suaminya itu mau melepaskannya.

Perlahan Ramon melonggarkan pelukannya ditubuh Elmira, hingga akhirnya ia kembali duduk ditempatnya semula. Ramon menatap tidak percaya, kedua matanya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka Elmira akan melakukan hal itu padanya.

"Mira, tega sekali kau melakukan itu padaku."

"Maaf, tapi Mas sendiri yang memaksaku untuk melakukan itu. Lepaskan aku, Mas. Aku mohon!"

Kedua tangan Ramon mengepal erat. Matanya yang berkaca-kaca seketika menyiratkan kemarahan yang membara. Ia berdiri dari tempat duduknya, dengan melayangkan tatapan tajam pada Elmira.

"Semoga kau tidak menyesali tindakanmu ini, Mira. Seharusnya kau sadar, hanya disisiku kau memiliki tempat. Diluar sana kau tidak akan pernah menemukan laki-laki yang mau menerima kekuranganmu itu. Tidak ada laki-laki yang mau menikahi wanita yang tidak bisa melahirkan seorang anak!" Nafas Ramon naik turun.

"Baik, aku akan mengabulkan permintaanmu. Mulai detik ini juga kau bukanlah lagi istriku dan aku bukanlah lagi suamimu. Aku menalakmu, Elmira! Dan kau tunggu saja panggilan dari pengadilan."

Setelah melontarkan kalimat yang begitu menusuk didasar hati Elmira. Ramon pun keluar dari ruangan itu dengan perasaan yang tidak karuan. Ia masih mencintai Elmira dan tidak ingin melepaskan wanita itu, namun ia juga tidak mau mengambil resiko tidak ada melihat anaknya nanti dilahirkan bila harus mendekam didalam penjara. Ia benar-benar marah atas tindakan Elmira.

Tangis Elmira seketika pecah setelah tubuh Ramon menghilang dari balik pintu. Sungguh demi apapun hatinya serasa tercabik-cabik. Berpisah dari orang yang dicintainya tidaklah mudah baginya.

1
Tieh Ratih
nah hubby to siapa nya mama
Dewa Rana
apa itu bukan Fiona
Dewa Rana
meneteskan air mata Thor, bukan menitihkan
Dewa Rana
memangnya Elmira sudah pernah periksa kesuburannya?
Dewa Rana
kok pulang kampung Thor
Nurlinda: hehehe typo kak, harusnya itu "Karena"
total 1 replies
Dewa Rana
gentle Thor, bukan gantle
Dewa Rana
mudah2an yg setengah lagi masih ada sama farzan
Dewa Rana
tender Thor, bukan tander
Dewa Rana
mobil di bagasi Thor?
Sophia Aya
Luar biasa
Sophia Aya
Lumayan
Sophia Aya
mampir Thor
Nurlinda: makasih KK
total 1 replies
Istuti Nurhayati
yaaah....kok cepet ya ....
dah sampe di penghujung saja...
terimakasih sudah menyajikan cerita yg baik, banyak pelajaran hidup dlm berumah tangga dan cinta yg sebenarnya....,Teruslah berkarya tetap semangat ...
💖💖💖💪💪💪
dedew
Luar biasa
dedew
Lumayan
Aceng Saepudin
Luar biasa
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
Istuti Nurhayati
buahnya sakit hati Elmira bahagia ....
Istuti Nurhayati
selamat menikmati deritamu ya ramon.....
Istuti Nurhayati
Buruk
Elsa Pasalli
kalau aku dari Sulawesi Selatan tapi merantau ke Kalimantan jadi sekarang menetap di Samarinda...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!