"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sebuah tatapan kagum Jeslyn layangkan pada tubuh mungil Catherine, senyuman lebar tiba-tiba terbit diantara sudut bibir.
Entah mengapa perasaan senang hinggap pada hati Jeslyn saat menyadari bahwa ia sudah memiliki dua keponakan berbeda gender yang sangat menggemaskan.
Kenan dan Catherine.
"Cantik sekali, siapa nama panjang nya Sya?" Tanya Jeslyn sembari membelai wajah Catherine perlahan, seolah-olah takut apabila tak sengaja menggores atau pun memberi luka kecil.
Disya mendongok, membalas tatapan Jeslyn antusias saat wanita itu ingin mengetahui nama lengkap putri nya, "Catherine Clarck De Hernandez." Jawab nya dengan senyuman lebar.
Kepala Jeslyn mengangguk kecil, "Nama nya cantik sekali sama seperti wajah nya." Seru Jeslyn dengan sorot mata kagum, lalu ia menyodorkan kedua tangan, seolah-olah ingin menggendong tubuh kecil Catherine.
Sadar akan keinginan Jeslyn, Disya secara perlahan memindahkan tubuh Catherine pada wanita itu penuh hati-hati.
"Tubuh nya benar-benar kecil sekali, aku yakin jika ku remas akan patah." Seru Jeslyn terkikik kecil.
"Berat badan nya sangat berbeda jauh dengan Kenan saat lahir." Keluh Disya mengerucutkan bibir nya.
Bagaimana tidak rapuh dan ringan? Tubuh Catherine hanya memiliki berat badan satu kilogram saat dilahirkan yang mana membuat putri nya terlihat stunting, dan sedikit menyedihkan.
Mengingat gadis kecil itu memang lahir prematur
"Disya, itu sudah tergolong besar, kau tau sendiri jika Catherine lahir prematur." Celetuk Celia tersenyum menenangkan, lalu tangan itu terulur untuk membelai wajah Kenan yang tengah duduk diatas pangkuan nya.
Jeslyn mengangguk setuju, kini tatapan nya langsung teralih.
"Ngomong-ngomong keponakan ku yang tampan ini sudah makan belum?" Jeslyn berseru sambil menyorot paras gemas Kenan.
Merasa tengah diberi pertanyaan pun, Kenan menoleh, memberikan senyuman lebar hingga gigi susu nya yang rapi itu terlihat.
"Cudah unty, tadhi mom culuh mam naci ama yam." Jelas Kenan dengan suara cedal nya.
Astaga, Jeslyn merasa ingin sekali rasa nya memeluk Kenan, lelaki kecil itu sungguh manis, tak rewel, pintar, dan cepat tanggap, apalagi suara nya benar-benar membuat ia gemas sendiri.
"Benarkah? Apa rasa nya sangat lezat?"
"Cangatt! Enan mau mam tu agi." Kenan menjawab semangat, "Adi mommy uga cacih cayur, Enan ndak cuka, ndak nyak!" Lanjut nya dengan bibir mengerucut lucu.
Lalu terlihat Kenan melirik sang mommy sebal, namun itu menambah nilai plus wajah gemas lelaki kecil itu.
Terkekeh, Jeslyn menggelengkan kepala, "Sayur itu bagus lho sayang, memang Kenan mau nanti sakit gara-gara engga mau makan sayur?" Ucap nya menakut-nakuti.
Kini wajah Kenan mulai cemas, lalu ia menunduk takut, "Maca ci? Adi Enan hacus mam cayur teyus ya, dahal aca nya ndak enyak?"
"Tuh dengerin Aunty Jeslyn, Kenan mommy kasih tau ngeyel terus dibilangin sayur itu penting." Timpal Celia mengelus surai hitam nan lembut Kenan, menatap putra nya kasih sayang.
"Ih mommy, api an ndak enyak." Keluh Kenan sembari mengerucut bibir, mata bulat nya kini semakin bulat menambahkan kesan imut.
"Semua yang sehat kan memang engga enak sayang, tapi Kenan mau sakit?" Tanya Jeslyn tersenyum kecil bahkan mata nyaa sampai berkedut saking gemas nya pada Kenan.
Kenan menggelengkan kepala pelan, lalu menelusup kan kepala nya pada dada Celia, "Ndak mau! Enan mau ehat!"
"Ya ampun ya ampunn! Ponakan ku imut sekali sih!" Afnan berseru histeris, sembari mencium bruntal pipi Kenan, sesekali menggigit pipi gembul itu hingga sangat empu meringis kesakitan.
Celia melotot, lalu ia secara kasar menyentil dahi Afnan saat sadar bahwa pipi lelaki kecil nya sudah memerah.
"Heh, anak ku jangan kau gigit sial!" Umpat Celia spontan sembari menarik perlahan wajah Afnan agar menjauh dari pipi Kenan.
Ringisan terdengar memekik telinga, "Awww! Iya-iya, maaf! Aku kan gemas, siapa suruh Kenan memiliki wajah yang sangat menggemaskan!" Jeslyn berucap sembari mengelus kening nya, mengerucut bibir.
Demi Tuhan, Afnan tidak berbohong soal itu, Kenan memiliki mata bulat indah seolah-olah menciptakan daya tarik nya sendiri.
Jangan lupakan pipi yang gembul penuh akan daging dan wajah yang berparas tampan, namun terkesan menggemaskan.
"Cial?" Kenan berseru polos, ia mendongok, menatap wajah sang mommy yang sudah memerah sembari sekali-kali mengusap pipi nya yang masih sedikit sakit.
Speechless, Celia menggeleng saat Kenan mengikuti umpatan yang ia ucapkan, segera saja jari telunjuk nya terangkat.
"No saya-" Belum selesai dengan ucapan nya, suara lain sudah menimpali kasar.
"Sayang, sudah ku bilang jangan mengumpat didepan Kenan!" Kendirck berseru, ia mengambil alih Kenan dari pangkuan Celia, lalu menggendong putra itu tanpa persetujuan Celia.
Sedangkan Celia pun hanya menunduk, tentu ia sadar bahwa mengumpat didepan Kenan merupakan kesalahan.
Karena putra nya memang tergolong anak kecil yang senang meniru orang dewasa, entah perbuatan ataupun ucapan, agar anak itu lupa pun membutuhkan waktu yang sangat lama.
Lalu tatapan Celia membunus tajam pada Afnan, menyumpah serapahi gadis itu yang mana tanpa sengaja membuat nya mengumpat didepan sang putra.
Sedangkan Afnan yang mendapatkan tatapan itu pun terkikik geli, tak merasa bersalah sedikit pun. Siapa suruh menyentil nya dengan begitu kasar seperti itu? Anggap saja karma instan.
Melihat keributan kecil itu membuat Jeslyn menggeleng, lalu ia menunduk menatap Catherine yang masih tidur terlelap didekapan nya.
"Wajah nya mirip seperti Bryan."
"Jika mirip tetangga aku yakin Bryan akan langsung menceraikan ku." Disya menjawab ketus, percaya lah bahwa ia masih sedikit sebal mendapati wajah putri nya itu begitu mirip dengan sang suami.
Seolah-olah Disya hanya mendapatkan hikmah nya saja.
Tawaan kecil terdengar, "Hahaha, kau benar, akan sangat bahaya jika Catherine mirip dengan suami tetangga." Beo Jeslyn menggelengkan kepala kaku.
"Sia-sia aku mengandung Catherine selama 7 bulan, karena pada akhirnya wajah itu foto copy dari Bryan, menyebalkan sekali." Keluh Disya dengan bibir yang mengerucut, menumpahkan rasa sebal yang menggerogoti hati nya