Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Keberanian Amira
Setelah bersiap-siap, Amira kemudian menyusul suami dan mertuanya ke diaman utama keluarga Barata.
'Hm,, dari ingatan pemilik tubuh ini, keluarga mereka adalah keluarga yang paling tak dianggap. Jadi mereka hanya diabaikan saja setiap ada pertemuan keluarga. Bahkan suamiku disuruh melayani semua orang.' ucap Amira dalam hati.
Perempuan itu memasuki rumah besar itu dan melihat semua orang duduk di ruang tamu, semuanya duduk dengan tenang, kecuali Fernando yang sibuk menuang teh untuk semua orang.
'Sial!! Suamiku yang tampan dianggap pembantu, padahal ada banyak pelayan di sini!!!' kesal Amira dalam hati, ia terus berjalan ke ruang keluarga.
Dulunya Amira tidak pernah berani muncul di pertemuan keluarga, jadi ketika perempuan itu mendekat ke sana semua orang terkejut melihat Amira.
Dan lebih terkejut lagi melihat perubahan Amira yang meski masih tampak gemuk namun sudah lebih kurus dari sebelumnya.
Kulit perempuan yang dulunya tampak mengerikan dilihat juga sudah berubah dengan bekas luka yang mulai memudar.
"Suami! Apa yang kau lakukan?!!" Amira langsung meneriaki suaminya sembari menarik dengan pria itu mendekat ke arahnya.
Semua orang begitu terkejut, tak kecuali Fernando yang sangat terkejut dengan keberanian istrinya.
Pria itu langsung menatap istrinya, "Apa yang kau lakukan di sini? Pergilah ke dapur dan bantu bibi memasak, Aku akan menangani masalah di sini." Ucap Fernando membuat Amira menjadi semakin kesal.
"Kenapa aku harus berada di dapur ketika semua menantu di keluarga ini duduk di tempat ini membicarakan masalah keluarga? Kenapa juga suamiku harus merendahkan dirinya melayani semua orang dengan menuangkan teh, ketika seluruh anak dari keluarga ini duduk dilayani?
"Apakah di dalam darah suamiku tidak ada darah keluarga Barata?!!" Teriak Amira dengan kesal melihat semua orang yang tampak diam.
Saat itu, Aulia dan suaminya begitu kagum bercampur terkejut melihat menantu mereka membela Putra mereka, tetapi karena mereka tahu keluarga mereka akan semakin disisihkan jika Amira membuat masalah, maka Aulia segera berkata, "Amira diamlah! Cepat minta maaf pada semua orang!!"
Mendengar Ibu mertuanya, Amira langsung menatap perempuan itu dengan kesal, lalu kembali berkata, "ibu mertua, Bukankah suamiku juga bekerja di perusahaan Barata? Meski jabatannya tidak seperti dua putra dari keluarga Barata, tetapi paling tidak dia juga ikut menyumbang tenaganya di perusahaan. Pokoknya aku tidak suka Kalau suamiku direndahkan oleh seluruh orang-orang di sini!!!"
Raisel yang merupakan anak pertama dari keluarga Barata merasa sangat terkejut dengan keberanian menantu terakhir keluarga Barata, jadi dia langsung memukul meja.
Brak!!
"Menantu sampah ini, tidak tahukah kau kalau suamimu itu sama sekali tidak berguna di perusahaan? Hanya datang menyetor muka lalu mendapatkan uang, kau pikir dia layak untuk dihormati di keluarga Barata?!!" Teriak Raisel yang merasa kesal pada Amira.
Pertemuan keluarga yang seharusnya berjalan dengan lancar kini dikacaukan oleh menantu sampah yang seharusnya berada di dapur mengurus sisa-sisa makanan!!
"Hah, sudah! Jangan berdebat lagi, hari ini kita mendapatkan berkah yang begitu besar, jadi Fernando, cepat ajak istrimu untuk duduk." Perintah Rena yang adalah nyonya besar Barata.
"Baik Nenek," ucap Fernando segera mengambilkan kursi untuk dirinya dan istrinya lalu mereka berdua segera duduk.
Brama yang merupakan cucu pertama dari keluarga Barata langsung mengerutkan keningnya melihat kedua orang itu kini duduk dengan santai.
Sementara beberapa saudaranya yang lain belum dituangkan teh, jadi pria itu langsung menatap neneknya dan berkata, "Nenek, Adik ke-4 belum selesai menuang teh untuk semua kakak-kakaknya. Paling tidak suruh dia menyelesaikan pekerjaannya, baru bisa duduk dengan santai."
Semua orang melihat meja di mana beberapa cangkir teh memang belum terisi.
Fernando merasa bahwa itu sudah menjadi tugasny,a jadi dia hendak berdiri menuang teh ketika Amira langsung menarik lengannya dan menahan pria itu agar tetap duduk di sampingnya.
Fernando menahan diri sembari menatap istrinya, "Istr--"
"Apakah kalian tidak punya tangan? Mengapa harus suamiku yang terus melayani kalian? Di rumah ini bahkan menyewa beberapa pembantu, Apakah suamiku berbagi penghasilan dengan pembantu di rumah ini?!" Kesal Amira menatap semua orang yang sudah membuat suaminya mengerjakan pekerjaan pembantu.
Aulia yang melihat keberanian menantunya begitu terkejut dan dia menahan amarahnya dalam hati.
Dia tidak berani berkata apapun karena dia takut bila saja Ibu mertuanya semakin marah jika dia ikut berbicara.
Raisa semakin kesal dengan keberanian keponakannya, jadi pria itu menatap ibunya dan berkata, "Ibu!! Aku rasa keluarga adik ketiga tidak perlu lagi berada di sini. Mereka hanya mengganggu dan tidak akan memberikan ide yang baik dalam--"
"Diam! Biarkan mereka duduk." Ucap Rena lalu menatap Amira, "pergi panggil pelayan untuk menuang teh." Perintah Rena pada Amira.
Mendengar itu, Amira langsung tersenyum, "Baik Nek," ucap Amira sembari berjalan ke arah dapur untuk memanggil pelayan.
Fernando begitu terkejut dengan istrinya, dia mampu membuat neneknya berubah pikiran hanya dalam beberapa menit saja.
'Kenapa aku merasa bahwa istriku terlalu banyak berubah? Apakah terjadi sesuatu ketika dia pergi menghadiri reuni sekolahnya?' Fernando merasa senang, tetapi beberapa hal juga membuatnya merasa takut dengan keberanian istrinya.
Bagaimana kalau keberanian istrinya malah mencelakai perempuan itu?