Seorang Pemuda yang berasal dari Bumi, dipindahkan ke dalam Dunia Pedang dan Sihir. Dia dipindahkan karena asal usul dirinya yang begitu rumit.
Sebelum berpindah dia bertemu dengan kedua orang tua aslinya. Mendapatkan sistem pendekar pedang, sesuai dengan profesi yang dirinya inginkan.
Menggenggam pedangnya erat-erat, dimulailah petualangan dirinya di Dunia Lain sebagai seorang pendekar pedang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
[Chapter 30.]
[Invasi dimulai.]
[Silahkan Dibaca.]
Kerajaan Yunan.
Istana.
Theo dan Grisela berada di Istana. Mereka berdua, sedikit tenang setelah mendengar bahwa Kohta dan Rina sudah kembali.
Saat mereka tenang, pintu terbuka dengan keras, membuat Theo dan Grisela menatap ke arah pintu.
“Maaf, Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu,” ucap prajurit tersebut, kemudian Theo berkata dengan nada penasaran, namun tegas.
“Ada apa, Prajurit?” ucap Theo, kemudian prajurit tersebut berkata dengan nada serius dan lantang.
“Para Monster di hutan Monster, mereka bergerak menuju ke Kerajaan Yunan,” ucap Prajurit, kemudian melanjutkan.
“Mereka dipimpin oleh 5 Monster aneh tingkat Titan,” ucap prajurit.
Theo dan Grisela terkejut, mereka berdua berdiri dan menjadi lebih serius. Theo kemudian, berkata.
“Pergi,beri tahu Jendral. Siapkan seluruh prajurit Kerajaan, lalu kirim surat bantuan ke kota Arta,” ucap Theo.
“Siap, Yang Mulia,” ucap prajurit dengan lantang, lalu keluar dengan cepat dari ruangan tersebut.
Theo dan Grisela saling memandang, kemudian Theo berkata dengan nada lembut dan serius.
“Ratuku, pergilah bersama Sean dan Elli menuju ke Mansion milik Kohta dan Rina,” ucap Theo.
“Baik, hati-hati Theo,” ucap Grisela, lalu dia mencium bibir Theo dengan mesra. Kemudian, dia berbalik dan pergi dari ruangan.
Theo pun juga pergi menuju ke tempat para prajurit miliknya. Dia benar-benar serius sekarang.
“Akan kubunuh, mereka semua,” ucap Theo, berjalan menuju ke tempat para prajurit.
Di sisi gerbang.
“Siapkan, Panah Api,” ucap Prajurit A, kemudian para prajurit yang lain, bersiap di samping panah.
“Tembak,” teriak Prajurit A, lalu panah api melesat ke arah gerombolan Monster Big dan Huge.
Wush Wush Wush Wush.
“Siapkan sihir jarak jauh,” ucap penyihir A, kemudian muncul lingkaran sihir di depan penyihir A tersebut, lalu muncul lingkaran sihir lain di depan Penyihir lain.
“Luncurkan,” teriak penyihir A, kemudian berbagai sihir meluncur menuju ke para monster.
Wosh Wosh Wosh Wosh.
Panah Api, Sihir semuaya menyerang ke berbagai monster.
Boom Boom Boom Boom Boom Boom.
Kyakkk Grooo Rahhhhh.
Banyak teriakan kesakitan, namun itu hanya beberapa saja. Kemudian, seekor Monster level Titan mengayunkan tangannya.
Berbagai batu terbang ke arah gerbang dengan cepat, banyak prajurit mati oleh serangan tersebut.
Boom Boom Boom Boom.
Pintu terbuka.
Pasukan berkuda, melesat ke arah para Monster. Mereka memakai zirah perang masing-masing.
Pemimpin mereka, menggunakan sebuah Kuda berwarna hitam. Lalu, dengan Zirah tempur berwarna emas.
Dia maju, lalu mengambil pedang dari sarungnya dan meluruskan ke atas, kemudian berteriak.
“Demi kerajaan Yunan, maju,” teriak Pemimpin tersebut. Lalu, memacu kuda dengan keras.
Splash.
Lalu, salah satu monster Harimau, maju dengan cepat melawan Pemimpin tersebut. Keduanya bertemu.
Roarr.
Pemimpin mengayunkan pedangnya dan dengan cepat menebas ke arah Harimau tersebut.
Slashhhh.
Brukkk.
Kepala Harimau terlepas, lalu seluruh prajurit tiba dan langsung bertarung dengan para Monster.
Di sisi Kohta.
“Kerajaan di serang?” ucap Kohta, dia benar-benar terkejut, saat mendengar hal tersebut dari Sean.
“Kalian, tetaplah disini,” ucap Kohta, dia berdiri dan berjalan menuju ke pintu keluar mansion.
Namun, sebelum pergi. Rina segera datang dan memeluk Kohta dari belakang. Dia hanya berkata satu kalimat.
“Tolong, kembalilah dengan selamat,” ucap Rina, dia tidak akan bisa menghentikan Kohta, jadi hanya meminta hal tersebut agar dia tenang.
“Tenang, aku akan kembali,” ucap Kohta, mencium kening Rina, lalu mencium bibir miliknya.
Cup.
“Aku pergi,” ucap Kohta, sementara Rina terpana dan tersenyum menatap ke arah Kohta yang pergi.
Rina berbalik dan duduk bersama Sean, Grisela, dan Elli. Sean yang diam, dia berdiri dan berkata.
“Aku akan pergi,” ucap Sean. Grisela dan Elli menatap ke arah Sean, mereka hanya menghela nafas.
“Hati-hati,” ucap keduanya, lalu dia mencium kening Elli dan mencium punggung tangan Grisela.
Sean pun pergi, mengejar Kohta menuju ke medan perang.
Di sisi gerbang.
Ke lima monster masih di belakang memperhatikan seluruh medan perang. Mereka akan turun perang, saat Raja maupun orang kuat muncul.
Pemimpin pasukan berkuda terus membunuh dengan serius, lalu dia terhenti oleh Monster level Huge.
Monster tersebut ialah, seekora Sapi yang berdiri dan memiliki tubuh Manusia besar, otot terlihat kuat, Sapi itu memiliki 3 tanduk, nama monster tersebut, ialah Minotaur.
“Manusia, menyerahlah. Kalian tidak akan bisa mengatasi kami,” ucap Minotaur dengan sombong.
Sementara itu, Pemimpin tidak peduli, dia melapisi tubuhnya dengan mana.
“Banyak bicara, Boost,” ucap Pemimpin, lalu dia menggunakan Boost untuk mempercepat larinya.
Pemimpin melesat dan terlihat menghilang, sementara Minotaur, hanya mengayunkan kapaknya.
Dingggg.
Kedua serangan saling imbang, mereka berdua terus menerus saling tukar serangan.
Di sisi dinding kerajaan.
Kohta dan Sean tiba, lalu mereka melihat Theo yang sedang berdiri di dinding.
‘Clara, menurutmu berapa persentase aku akan menang?’
[30%.]
‘30% pun sudah cukup,' batin Kohta, lalu memunculkan pedang Tresta miliknya. Kemudian, Sean yang berada di sebelah Kohta menatapnya.
“Apakah kau akan pergi?” ucap Sean, sementara Kohta tersenyum dan mengangguk.
“Aku akan maju,” ucap Kohta, lalu dia berjalan menuju ke ujung dinding. Theo yang melihat Kohta, dia bertanya.
“Apa kau yakin, nak?” ucap Theo, dia melihat Kohta, lebih kuat hanya dalam 2 Bulan. Kohta mengangguk.
“Ya, tapi sebelum itu aku memberitahumu Paman,” ucap Kohta dengan serius. Setelah dia menganalisis para Monster, dia menemukan hal aneh.
“Tidak perlu, kau katakan. Aku sudah tahu, mereka rata-rata dikendalikan oleh Iblis,” ucap Theo.
Kohta mengangguk benar, dalang dari pertarungan ini, lagi-lagi Iblis. Kohta benar-benar geram dengan hal tersebut.
“Majulah, Nak. Kau sudah benar-benar berbeda,” ucap Theo, melihat mata menyala Kohta.
“Ya, Paman,” ucap Kohta, lalu dia melompat dari atas dinding, dia dengan cepat turun ke bawah.
Theo yang melihat itu tersenyum. Sementara Sean, berlari ke ujung dan melihat ke arah Kohta yang melesat turun ke bawah.
“Sean, dia akan menjadi Legenda nantinya,” ucap Theo, memberitahu Sean. Theo menghela nafas saat mengingat kejadian mirip dengan Kohta yang berani.
Di sisi Kohta.
Kohta terjun ke bawah, dia mengambil pedang Iblis miliknya. Kemudian, memasangkan haramaki hitam di keningnya.
Kohta tersenyum saat akan mendarat, beberapa detik kemudian, Kohta pun mendarat.
Boommm.
Kohta mendarat dengan keras, lalu matanya menyala. Dia menatap ke arah para monster yang berada tepat di depannya.
Tatapan seorang pemangsa yang sedang kelaparan, pedang Tresta pun juga menyala kelaparan, sementara pedang Iblis memancarkan aura membunuh.
Wushhhh.
Kohta tersenyum menyeringai, lalu berkata dengan penuh semangat dan senang.
“Mari kita mulai, pestanya,”
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, Vote, dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thanks you Minna-san.
tidak ada kegunaan sistem
lemah,tolol