Akibat kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah, seorang pria paruh baya kaya meminta Senja untuk menikahi putra nya. Namun, siapa sangka, pria tersebut adalah Galaxy musuh Senja, si kejam yang sering mengebully dan merundung nya di kampus! Dari gadis cupu yang selalu menjadi objek bully-an, kini Senja harus menghadapi Galaxy setiap hari di rumah.
Hanya saja, seiring melewati waktu bersama, kebencian Galaxy pada Senja tak bertahan lama, perlahan kebencian itu berubah menjadi cinta. Sayang nya, sudah ada sosok pria lain di hati istri dari Galaxy itu. Terlebih, pria tersebut adalah sahabat baik Senja. Namun dunia begitu sempit, ternyata sahabat Senja itu memiliki kisah masa lalu bersama Galaxy.
Lantas, mampukah Galaxy merengkuh kebahagian nya bersama Senja, dan merebut hati dan cinta istri nya kembali?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 6
Membawa langka kaki nya setengah berlari, kini Senja telah tiba di depan kelas nya. Dan-saat tiba di depan ruangan, wanita itu mendapati proses belajar-mengajar yang sudah ber jalan. Memberikan ketukan, hingga mengalihkan pandangan Miss Rani, yang saat ini tengah menerangkan mata kuliah.
Raut wajah wanita asing itu-seketika berubah begitu mendapati kedatangan Senja, "Kamu!" gumam nya, dengan tatapan yang tajam pada Senja.
"Pagi Miss," sapa Senja pelan, akibat rasa takut nya.
"Pagi!" sahut nya datar, dan kembali bersuara, "Bisakah, kamu tidak selalu seperti ini?!" lanjut Miss Rani, dengan nada suara nya yang kini telah berbalut emosi.
"Maafkan saya, saya janji-hal ini tidak akan terulang lagi," sahut Senja lirih, memandang takut pada Miss Rani, yang menatap nya dengan beringas.
"Kalau begitu duduklah!" ujar nya, dan Senja pun segera mengiyakan, sebelum ber suara pada wanita itu.
"Terima kasih Miss," sahut Senja, dan segera melangkahkan kaki menuju kursi milik nya.
Dalia, yang sedari tadi menyimpan rasa penasaran nya, segera bersuara pada Senja, setelah gadis berkaca mata itu, telah mendaratkan tubuh nya.
"Senja... Senja" panggil Dalia pelan, agar suara nya tak sampai ke telinga Miss Rani yang terkenal galak itu.
"Ada apa?" sahut Senja dengan santai nya, sembari menaikkan kaca mata, ang sudah sedikit melorot dari hidung mancung nya.
"Kenapa kemarin kamu nggak masuk?" tanya Dalia, dengan nada yang masih sama.
Senja yang sedang mengeluarkan buku-buku dari dalam tas nya, segera menghentikan kegiatan itu, dan membawa pandangan nya pada Dalia, yang masih menatap nya, dengan tatapan yang tak biasa.
Kembali mengingat apa yang terjadi kemarin dalam hidup nya, membuat raut wajah Senja tampak mendung. Sampai saat ini, Senja masih tidak menyangka, kalau diri nya akan menikah, dengan pria yang selalu merundung di kampus.
"Apakah, kamu sakit?" tanya Dalia, saat Dalia mendapati wajah Senja yang nampak mendung.
"Dalia!" Suara lantang, nan menggema-membuat Senja dan juga Dalia, seketika membawa pandangan mereka pada asal suara.
Raut wajah kedua gadis muda itu berubah, setelah mendapati tatapan tajam dari Miss Rani, "Apakah kamu ingin saya keluarkan dari dalam ruangan, ini?! tanya Miss Rani. Tercetak jelas amarah di wajah wanita berusia matang itu, saat melayangkan pertanyaan.
"Tidak Miss!" jawab Dalia cepat. Mendengar ancaman dari Miss Rani, membuat nyali gadis itu menciut, dengan pias yang terlihat jelas di wajah nya.
Segera mendaratkan tubuh nya pada tempat yang dia duduki tadi, walaupun masih tersimpan rasa penasaran di dalam diri nya, tentang ketidak hadiran Senja kemarin.
Proses belajar berlangsung normal. Walaupun merasa hidup ini sangat tidak adil untuk nya, namun Senja meyakini akan ada pelangi, setelah hujan. Begitu juga dengan apa yang terjadi dalam hidup nya.
Tuhan tidak mungkin terus memberikan cobaan pada umat nya, melebihi batas kemampuan mereka. Tidak perduli dengan cobaan yang bertubi-tubi datang dalam hidup nya, Senja akan menjalani nya dengan semangat.
Fokus dengan mata kuliah yang diberikan Mis Rani, hingga nada pendek tiba-tiba menyapa gawai milik Senja, membuat pandangan wanita itu teralihkan.
Menghentikan kegiatan nya sejenak, Senja segera mengambil gawai nya yang tersimpan di dalam tote bag, dan pada layar HP nya, gadis 22 tahun itu, mendapati sebuah pesan yang dikirim oleh nomor asing
"Gue, nungguin kedatangan lo."
Raut wajah Senja seketika berubah penasaran, dengan pandangan yang terus dia hantar pada layar ponsel nya, dan dalam diri Senja bertanya, siapa gerangan, pemilik nomor asing ini. Berkelana dalam apa yang dia pikirkan, hingga sedetik kemudian sebuah notifikasi kembali menyapa ponsel milik Senja.
"Gue nungguin lo, di taman belakang." Dan sebuah pesan yang kembali masuk ke dalam ponsel nya, membuat Senja semakin dilanda tanda tanya, tentang siapa gerangan pemilik nomor asing ini. Berpikir keras-mencari tahu, siapa pemilik nomor ini, hingga raut wajah itu berubah, saat pikiran nya terhantar pada Galaxy.
"Dari mana dia mengetahui, nomor ponsel ku?" gumam Senja dalam hati, namun-sekian detik, dia pun mengacuhkan hal itu.
Galaxy saat ini tengah menghabiskan waktu, bersama sahabat-sahabat nya, di taman kampus. Mereka nampak berbincang-bincang, dan rasa tidak puas hati yang masih tersimpan di dalam diri Dayat, dengan kejadian tadi pagi, dan membuat pria itu kembali melayangkan pertanyaan pada Gala.
"Gal.." panggil nya pelan, membuat Galaxy yang tengah meneguk minuman soda nya, seketika menghentikan kegiatan itu, dan berbalik menatap Dayat.
"Ada apa?"
"Lo, udah nggak berubah kan?"
Kedua alis Galaxy menyurut. Pria itu semakin memperdalam tatapan nya pada Dayat, setelah mendengar apa yang baru saja pria itu tanyakan, yang berhasil membangunkan rasa penasaran nya, "Gue nggak ngerti, apa yang lo maksud."
"Jujur, gue masih merasa aneh dengan apa yang lo lakuin pada si Culun, pagi tadi. Tidak biasa nya lo, membiarkan dia begitu saja. Apa lo lupa, gara-gara perbuatan lo, dia pernah di hukum hingga satu minggu untuk membersikan kamar mandi, dan masih banyak lagi, yang gue aja udah lupa." ucap Dayat mengingatkan.
"Mungkin itu hanya pikiran lo aja Yat! Gue tetap Galaxy yang dulu kok!" jawab Galaxy.
"Memang lo punya rencana, untuk menjahili si Culun itu?" tanya Farhan. Mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari bibir Galaxy, seketika membangunkan rasa penasaran nya
"Tentu!" sahut Galaxy dengan memberikan sedikit senyum di wajah nya, dan apa yang baru saja terucap dari bibir pria itu, membuat Farhan, dan juga Dayat tersenyum puas, sebab mereka telah kembali melihat seorang Galaxy yang terkenal arogant, dan tak ada belas kasih nya.
\*\*\*\*
Panas nya matahari semakin saja membakar, kala sang mentari, kian melebarkan senyum nya, menyelimuti bumi dengan cahaya nya.
Usai mata kuliah yang diberikan Miss Rani selesai, Senja segera mengemasi buku-buku nya. Terus-terusan mendapatkan perundungan dari Galaxy, membuat Senja selalu di hantui oleh rasa takut, pada lelaki tampan itu.
"Aku hanya perlu bertahan dengan semua ini sebentar," gumam nya menyemangati diri nya sendiri. Segera membawa langkah kaki nya berlalu dari dalam kelas, namun alunan langkah kaki itu harus Senja hentikan saat tiba-tiba saja Dalia memanggil nama nya.
"Senja..." panggil nya dengan setengah teriakan, hingga senja membalikkan tubuh nya.
"Ada apa?"
"Kamu belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa kemarin kamu nggak, masuk? Apakah ini ada sangkut paut nya dengan Galaxy? "tanya Dalia, dengan tatapan lekat-lekat nya pada Senja.
Mendengar pertanyaan, jika sampai diri nya tidak masuk kampus kemarin, ada sangkut paut nya dengan seorang Galaxy, membuat raut wajah Senja berubah pias. Hanya membisu, sebab bingung harus menjawab apa.
"Kalau itu benar. Apa yang Galaxy lakuin ke kamu, Sen?" tanya Dalia, saat wanita itu merasa-apa yang dia tanyakan ini pasti benar
"Nggak! Dia nggak melakukan apa-apa!" sahut Senja cepat.
"Terus, kenapa kemarin kamu nggak masuk kampus?!" tanya Dalia, dengan nada suara nya yang terdengar penasaran.
"Aku,,,Aku...." Senja tak dapat menyelesaikan ucapan nya, sebab bingung harus mengatakan apa.
Sebab sangat tidak mungkin bagi diri nya untuk mengatakan kalau dia, dan Galaxy, pria yang selalu merundung nya di kampus, telah menjadi suami nya. Dan kembali mengingat ancaman dari Galaxy, tadi malam.
"Jika lo bocorin pada teman-teman, tentang pernikahan kita! Gue nggak akan segan-segan buat perhitungan sama lo!" ancam Galaxy .
"Aku masih bersedih, dan hal itu lah yang membuat aku malas masuk, ke kampus kemarin." jawab Senja.
Raut wajah Dalia berubah seketika, dan di dalam diri nya timbul rasa iba pada sahabat nya itu. Senja sahabat baik nya, hanya memiliki seorang ayah, namun kini sang ayah telah meninggal, dan kini mau tidak mau Senja harus berjuang, untuk hidup nya sendiri, "Kalau gitu malam nanti, aku nginap aja di rumah mu."
"Tidak!" jawab Senja cepat, yang menolak tegas keinginan Senja. Dan mendengar jawaban dari mulut Senja, membuat Dalia menatap nya dengan heran.
\*
Bersambung................