Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengantin menyedihkan
Keesokannya pernikahan Adit dan Nana dilaksanakan dengan sangat sederhana. Tak ada gaun pengantin mewah ataupun pesta meriah.Nana hanya menggunakan kebaya seadanya dengan riasan tipis. Begitupun Adit, Ia memakai kemeja biasa yang kebetulan selalu ada didalam mobilnya. Bahkan untuk maskawinnya hanya uang cash yang ada didompetnya, itupun jumlahnya hanya satu juta rupiah. Karena Adit memang jarang membawa uang cash banyak di dompetnya.
Adit melirik sekilas pada Nana yang tidak berhenti menangis.Hati Adit terasa diremas manakala melihat Nana begitu terpaksa mau menikah dengannya.Sebetulnya Adit tidak tega memaksa Nana,namun ini Ia lakukan sebagai bentuk tanggung jawab nya kepada Aaran.
Leo mengabadikan momen ijab kabul itu dengan kamera DSLR nya.Lelaki itu tersenyum miris manakala melihat pasangan pengantin itu. Pengantin lelaki tampak menyedihkan dengan luka lebam diwajahnya.sedangkan pengantin perempuan tidak berhenti menangis.
Setelah Adit melakukan ijab kabul dan para saksi serentak mengatakan kata SAH, Nana langsung ambruk tak sadarkan diri.
Suasana menjadi kacau, Adit membopong tubuh Nana yang sudah SAH menjadi istrinya itu kedalam kamar.
Andini dan bunda mengoleskan kayu putih di hidung Nana agar gadis itu cepat sadar. Sementara Adit tampak termangu disudut kamar menatap tubuh Nana yang tergolek lemah diatas ranjang dengan perasaan bersalah.
"Nana.. bangun sayang " bunda menepuk-nepuk pipi Nana.
"Apa sebaiknya kita panggil dokter? " tanya Andini kepada bunda.
Andini sangat khawatir melihat kondisi Nana yang masih belum sadar juga.
Dokter.. disini hanya ada Dr Teguh. Adit merasa tidak rela jika Dr Teguh menyentuh tubuh Nana
"Tidak usah, sebentar juga pasti sadar " Ucapan umi membuat hati Adit lega.
Setengah jam kemudian akhirnya Nana siuman. Gadis itu bangun dan memijit kepalanya yang terasa pusing.
Nana kembali menangis manakala Ia ingat kalau Ia sekarang sudah menikah dengan Adit orang yang sangat Ia benci.
Melihat Nana yang terus menangis, Adit pun memilih keluar dari kamar. Ia bergabung dengan Leo dan Yuda yang sedang ngobrol dihalaman belakang sambil merokok.
"Apakah Nana sudah siuman? " tanya Yuda
"Sudah " jawab Adit
"Sabar ya.. mungkin Nana masih shok " ujar Yuda. Adit mengangguk
"Besok lu urus kepindahan sekolah Nana ke Jakarta. Setelah Nana stabil gue akan boyong Nana dan Aaran ke Jakarta " titah Adit kepada Leo
"siap pak " jawab Leo.
"Gue ga tahan liat Nana nangis terus, gue merasa jadi orang paling brengsek " Keluh Adit
"sabar bos " hibur Leo
"Daripada suntuk bagaimana kalau kita jalan. kalau Nana mah nanti juga selesai nangis nya, dijamin! " ide Yuda
"iya juga " Adit setuju
Akhirnya ketiga pria itu pun pergi dengan mobil Adit.Leo melajukan mobilnya kearah kota.Mereka mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan. Adit dan Leo membeli beberapa kaos dan perlengkapan mandi. Mereka memang tidak ada persiapan sama sekali untuk menginap dirumah abah.
Ketika melewati stand perlengkapan tidur, Yuda menyarankan Adit untuk membeli kasur lipat.
"untuk apa? " tanya Adit tidak mengerti
"buat jaga-jaga takutnya Nana ngusir lo " jawab Yuda nyengir
"iya bener pak, buat jaga-jaga " Timpal Leo meledek.
"Awas ya kalian " sungut Adit. Namun tak ayal Adit pun menurut membeli kasur lipat itu.
Setelah selesai berbelanja,mereka melanjutkan nongkrong disebuah coffee shop. Ternyata jalan dengan Yuda lumayan menyenangkan. Lelaki itu bisa mencairkan suasana, dan menghibur kegundahan hati Adit.
Setelah berjam-jam menangis, akhirnya Nana tenang juga.Nana baru ingat jika Ia belum menyusui Aaran. Pantas saja dadanya terasa sakit dan penuh.
Aaran menghisap ****** susu Nana dengan rakus. Matanya mengerjap menatap pada Mata Nana yang bengkak karena terlalu lama menangis. Sepertinya bayi itu menyadari kalau ada yang tidak biasa diwajah ibunya.
Jam delapan malam Adit, Leo dan Yuda pulang. Adit langsung masuk ke kamar Nana dengan membawa satu kantung belanjaan berisi baju, handuk dan perlengkapan mandi.
"Anak papi belum tidur? " tanya Adit seraya menghampiri Aaran yang sedang mimik.
Mendengar Adit menyebut papi,Nana membuang muka sebal. Berbeda dengan Aaran, bayi lucu itu langsung melepaskan hisapannya, tangannya bergerak lincah menggapai kearah Adit.
"Aaran mau di gendong papi ya..sini.. " Adit mengambil Aaran dari gendongan Nana.
Nana mengancingkan kembali baju bagian atasnya.Kemudian turun dari ranjang. Adit membawa Aaran keruang keluarga dimana semua sedang berkumpul disana.
Tampak Raka sudah tertidur berbantalkan paha Yuda.
"tumben Aaran belum tidur, biasanya jam segini sudah tidur " ucap umi
"ini juga sepertinya mulai ngantuk " Adit mengusap-usap punggung Aaran membuat bayi lucu itu beberapa kali menguap.
Abah menyuruh Adit duduk didekatnya. Adit duduk sambil menggendong Aaran. Abah memberi wejangan kepada anak dan cucunya terutama Adit.
"Kamu harus sabar menghadapi cucu abah yang satu itu. Kamu tau sendiri bagaimana bandelnya Nana disekolah. Nah sekarang ini baik buruknya Nana menjadi tanggung jawabmu sebagai suami "
"iya abah " jawab Adit.
"bunda titip Nana, tolong bimbing putri bungsu bunda agar jadi lebih dewasa " ucap bunda
"iya bun " jawab Adit.
Diantara semua yang berkumpul disana, hanya ayah yang tidak banyak bicara dan lebih banyak diam. Sepertinya ayah belum dapat menerima Adit sebagai menantunya.
Adit terpaksa pamit kembali ke kamar ketika dilihatnya Aaran sudah tertidur dalam gendongannya.
"Na.. Aaran tidur "
Nana mengambil Aaran kemudian menidurkannya diatas ranjang. Kemudian Nana pun berbaring disamping Aaran.
"Gue gak mau tidur sama lo " ucap Nana ketus.
"ga masalah, mas Adit bisa tidur dibawah " jawab Adit santai
Adit mengambil kasur lipat yang tadi Ia beli dan belum sempat Ia turunkan.Adit tidur dibawah menggelar kasur lipat. Untung tadi Yuda mengingatkan ternyata sangat berguna.