Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 20
Tok Tok Tok!!!
Terdengar pintu di ketuk.
“Pi… Pintu….” Kata Jasmine tergagap, ia berharap semoga saja ketukan pintu tersebut menyelamatkannya.
“Biarkan saja…” Kata Aland acuh.
Aland menaruh mulutnya di salah satu gunung kembar milik Jasmine, dan menyesapnya perlahan dengan lembut.
“Aahh…” Jasmine menggigit bibirnya dan mencengkram kuat punggung keras Aland dengan kuku-kukunya. Tubuh Jasmine seketika terasa merinding dan merasa aneh, seolah sedang tersengat listrik-listrik kecil di setiap sel syarafnya.
Tok Tok Tok!!!
“Tuan Aland, ada beberapa penyusup. Sepertinya pengawal dari mafia lain.” Kata Harvest.
Saat itu Aland sedang menyesap kulit kenyal nan putih tersebut, hingga tanda merah berada di sana.
“Kau harus ingat sampai mana kita malam ini, anggap saja ini hukumanmu hari ini. Setiap kesalahan yang kau lakukan, kita akan melanjutkannya ke tahap selanjutnya.” Kata Aland.
Aland pun bangkit dari ranjangnya dan menyambar mantelnya lalu memakainya. Jasmine yang sudah menahan napasnya lama, seketika membuangnya dengan perasaan lega bahwa kali ini Harvest telah menyelamatkannya.
Aland melihat ke belakang dan memberikan kode pada Jasmine dengan menatapnya, Jasmine sadar dan membenarkan pakaiannya.
Setelah itu Aland membuka pintu dan terlihatlah Harvest berdiri di sana.
“Tuan kami menangkap beberapa penyusup yang masuk di sekitar area Mansion, mereka ada di halaman Mansion.” Kata Harvest.
Aland keluar dan menutup pintu, sedangkan Jasmine pun juga penasaran, siapa penyusup itu. Buru-buru Jasmine menyambar mantel tebalnya dan berlari keluar dari kamar utama.
Aland keluar mansion dan berjalan dengan langkah panjang, ia mendapati setidaknya ada sepuluh laki-laki berpakaian serba hitam sudah di tangkap.
Di hadapan Aland, sepuluh pria itu semua duduk bersimpuh dan terborgol kedua tangan nya di belakang.
“Apa ada lambang mafia?” Tanya Aland.
“Tidak Tuan, mereka tetap tutup mulut siapa boss mereka, meski pun kami sudah menghajar mereka.”
Aland pun hendak mendekati mereka. Namun seorang pengawal datang dengan Buggy Car dan turun dengan berlari menuju pada Aland.
Sedangkan di lantai dua, Jasmine sudah berada di sana mengamati melalui jendela dan membuka sedikit tirainya yang tebal. Jasmine penasaran apakah ada rakyat miskin lagi yang menyusup ke mansion, bukankah terowongan sudah di tutup mengapa masih ada penyusup.
“Tuan…. Ada pria yang ingin menemui anda di luar, katanya mereka yang di tangkap ini adalah anak buahnya.” Kata pengawal tersebut.
“Suruh masuk.”
“Tuan Aland, ini berbahaya, lucuti semua senjata yang mereka bawa.” Kata Harvest kemudian pada sang pengawal.
“Pria di luar menyerahkan semua senjata nya dengan suka rela Tuan.” Jawab pengawal itu lagi.
“Suruh dia masuk. Aku penasaran, pria itu cukup bertanggung jawab, pada para pengawalnya yang tersandera di sini.” Kata Aland.
“Baik tuan.”
Pengawal Aland pergi dengan berlari dan menaiki Buggy Car kembali, menuju gerbang utama, karena jarak mansion dan gerbang terbilang cukup jauh.
Butuh beberapa menit Aland menunggu, dengan berdiri dan menyedekapkan kedua tangannya. Malam itu cukup dingin dan angin berembus cukup kencang.
Barnett datang dengan membawakan mantel hitam tebal yang besar dan memakaikannya di bahu Aland.
“Malam ini dingin Tuan.” Kata Barnett.
“Mm… Terimakasih. Kau boleh istirahat lebih dulu.” Kata Aland.
“Saya akan menunggu di sini.” Kata Barnett.
Aland mengangguk.
Tak berapa lama iring-iringan Buggy Car tiba.
Jasmine melihat dengan melebarkan sedikit lagi tirainya.
Seorang pria pun dari Buggy Car mendongak ke atas. Seolah sedang memandangi mansion bak kastil yang megah dan mewah.
Seperti serangan jantung, Jasmine seketika langsung mundur dan bersembunyi di balik dinding.
“Apa itu dia?!!!”
“Bukan… Ku rasa bukan…. Tidak mungkin itu dia… Tapi aku ingin memastikannya lagi.”
Pada saat bersamaan, Jasmine pun melihat lagi ke luar.
Benar saja. Pria itu keluar dari Buggy Car dan mendongakkan kepala ke atas. Mata mereka saling menatap.
Tubuh Jasmine mendadak kaku, dan gemetar, ia mencengkram tirainya sekuat mungkin, dengan cepat Jasmine berusaha keras menarik tubuhnya sendiri yang kaku ke belakang untuk bersembunyi.
“Van Elrond…!!!” Bisik Jasmine hampir menelan suaranya sendiri karena ketakutan.
“Apa dia melihatku? Apa kami saling memandang?”
Jasmine jelas sangat panik, dia pun dengan cepat berlari menuju kamarnya dan mengunci pintunya.
Jasmine panik, berjalan ke sana dan kemari dengan mengigiti kuku nya.
“Bagaimana dia bisa tahu aku ada di sini. Bagaimana jika Aland tahu aku adalah gadis yang di jual madam kepada Elrond.” Semua pertanyaan dan pikiran-pikiran mengerikan terus menghantui Jasmine, semua suara-suara dalam hatinya mendengung di kepalanya.
Sedangkan di bawah, Aland melihat Elrond berjalan santai padanya.
“Ku pikir mafia mana. Aku tidak tahu kau memiliki mansion di tengah hutan.” Kata Elrond.
Aland pun mengangkat sudut bibirnya sedikit dan bersalaman dengan Elrond.
“Sudah lama.” Kata Aland.
“Ya… Itu karena aku malas berada di acara-acara mafia yang kurang menarik, tidak menyenangkan dan membosankan.” Kata Elrond.
Elrond kemudian melihat para pengawalnya yang sudah babak belur.
“Ck… Ck… Ck… Kalian menyiksanya?” Kata Elrond memeriksa wajah beberapa pengawalnya yang lebam.
“Mereka tidak memakai lambang mafia keluarga Van milik anda, jadi kami tidak mengenali mereka, dan mereka memilih tutup mulut, Tuan Elrond.” Kata Harvest.
Elrond mengangguk pelan dan paham.
“Max, bawa dan rawat mereka.” Perintah Elrond.
“Mau minum sebentar?” Tanya Aland.
Elrond mengangguk.
“Ide yang bagus. Aku juga penasaran, dengan rumor yang beredar. Aku berniat mengunjungimu di mansion London, ku dengar kau sudah menikah.”
“Mulut-mulut pegawaiku benar-benar licin, haruskah ku potong lidah mereka?” Tanya Aland.
“Hahahaha… Akan ku bantu, aku suka menyiksa orang.” Balas Elrond.
Mereka pun masuk ke dalam mansion dan duduk di ruang tengah.
Barnett dan Harvest menyiapkan minuman untuk mereka.
Harvest menuang alkohol untuk Elrond dan Barnett menyajikan teh hangat untuk Aland.
Elrond melihat itu dan menyeletuk.
“Kau belum berubah.” Kata Elrond menunjuk dengan jarinya dengan menggengam gelas alkoholnya.
Elrond duduk menyilangkan kalinya dan menyandarkan punggung dengan tangan kirinya ada di punggung sofa.
Aland hanya diam dan menyesap tehnya.
“Ck… Ck… Ck…. Pria pemilik Perusahaan Wine dan Alkohol terbesar, bahkan tidak pernah mencicipi minuman keras. Aku heran bagaimana kau bisa sesukses ini mengelola minuman keras mu. Memproduksi minuman tapi tidak kau cicipi.” Kata Elrond.
“Tuan Aland benar-benar menjaga kesehatannya, dari kecil mendiang ayah Tuan Aland sudah berpesan, bahwa Tuan Aland tidak boleh meminum alkohol meski hanya mencicipinya, Tuan Aland juga tidak boleh merokok.” Kata Barnett melihat ke arah Elrond menegaskan sesuatu.
Elrond saat itu hendak mengeluarkan cerutunya.
“Di sini juga bebas asap rokok Tuan.” Kata Barnett.
Elrond kemudian tertawa kecil dan memasukkan kembali cerutunya.
“Baiklah….” Kata Elrond tertawa.
Melihat itu Barnett pun pergi dan berjaga di balik pintu kaca ruangan tengah.
“Pelayan mu seperti nenek mu, mengomel ini dan itu.”
“Dia sudah seperti ayah ke dua ku.” Kata Aland menyesap kembali teh nya.
“Ngomong-ngomong dimana istrimu… Tadi aku sempat melihatnya di atas. Apakah dia selalu penasaran dengan sesuatu yang suaminya lakukan?”Tanya Elrond meminum alkoholnya.
“Dia melihat dari lantai atas?” Tanya Aland kembali dengan nada datar.
Aland cukup terkejut, Jasmine ikut penasaran dengan apa yang ada di mansion, wanita lain mungkin akan merasa sesuatu yang berhubungan dengan mafia adalah hal yang tidak penting.
Bersambung\~
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii