Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 Merencanakan pindah
Rupanya benar sudah hampir Maghrib, seperti nya aku harus membeli makanan terlebih dahulu.
Dan Lea pun berjalan menuju rumah makan di depan rumah sakit dan sesekali melihat ke arah halte berharap bertemu kakek tua itu kembali, tapi halte tersebut tampak kosong tak ada tanda-tanda keberadaan kakek tua tersebut, Lea pun hanya menghela nafas nya, mungkin kakek tua itu sudah pulang ke rumah nya, begitu lah pikir Lea.
Kali ini Lea dengan tersenyum bahagia membeli nasi bungkus dengan lauk komplit dan tak lupa air mineral dan juga cemilan serta buah untuk adik-adiknya.
"Aku tidak akan kekurangan uang lagi, dan aku hanya ingin memberikan yg terbaik untuk adik-adikku." Gumam Lea yg hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri.
Setelah pesanan nya selesai Lea pun membayar nya lalu berniat pergi menuju minimarket tak jauh dari rumah makan tersebut.
Lea pun mengambil keranjang kecil untuk cemilan dan memasukkan cemilan-cemilan dan Snack serba buah buahan untuk adik-adiknya.
Tak sengaja Lea pun berpapasan dengan teman satu sekolah dengan nya yg sedari dulu menaruh perasaan dengki pada Lea karena memiliki orang tua yg mapan dan berada.
gadis yg bernama Rere itu hanya melirik sinis Lea.
"Siapa sih cewek ini, cantikan juga gue." Ucap Rere di sebelah Lea, mungkin karena perubahan Lea yg semakin cantik dan bening membuat Rere tak mengenali Lea.
Lea hanya melirik sekilas tak berniat ingin menyapa yg hanya pada akhir nya mendengar perkataan yg tak mengenakkan yg keluar dari mulut gadis yg bernama Rere itu.
"Cantik sekali cewek itu." Gumam pacar Rere dan itu sukses membuat Rere meradang.
"Buat apa cantik, lihat saja pakaian nya kucel begitu." Ucap Rere setengah berteriak.
"Pakaian tidak masalah bisa beli yg lebih bagus, tapi tubuh seksi, bening dan cantik itu tak semua wanita memiliki nya." Ucap pacar Rere tersenyum smirk.
Rere yg mendengar itu pun mengepal kan kedua tangan nya dengan wajah yg memerah menahan amarah, ia tau pacar nya adalah seorang playboy tapi Rere sungguh benci kalau pacar nya terang-terangan memuji kecantikan wanita lain di hadapan nya.
"NONA BERHATI-HATI LAH, WANITA YG BERADA DI BELAKANG NONA SEDANG MERENCANAKAN HAL BURUK."
Lea yg mendengar suara sistem di pikiran nya pun mengangguk samar.
Dan benar saja, Rere tiba-tiba menghampiri Lea dan akan menampar nya, akan tetapi Lea yg sudah di peringatkan oleh sistem pun mengelak dan langsung pergi dari hadapan Rere seolah tidak terjadi apapun.
Lea pun membayar belanjaan nya dan pergi dari minimarket tersebut untuk menemui adik-adiknya yg mungkin saja saat ini sedang menunggu dirinya.
Rere hanya dapat menggeram kesal karena tidak berhasil melampiaskan amarah nya tersebut.
Sedangkan pacar Rere hanya tersenyum kecil melihat pacar sementara nya cemburu, dan dia merasa bangga akan hal itu karena menjadi rebutan para cewek-cewek.
.
Di tengah jalan Lea pun sesekali melirik penampilan nya yg benar-benar kucel seperti apa yg Rere katakan di minimarket sebelum nya.
"Mungkin aku harus memperbaiki penampilan ku, setelah Sasa sembuh nanti aku akan membawa ketiga adik-adikku ke mall."Gumam Lea tersenyum kecil.
Dengan adanya sistem, Lea bertekad akan mengubah kehidupan mereka, tujuan nya hanya ingin membahagiakan adik-adiknya dan memberikan kehidupan yg layak untuk ketiga adik nya.
Setelah beberapa saat berjalan, Lea pun tiba di depan pintu ruangan rawat Sasa.
Terdengar lah ketiga adiknya sedang mengobrol, walau Sasa masih bersuara agak lemah.
ketika Lea akan mengetuk pintu tersebut, Lea tak sengaja mendengar percakapan Felix dan zero yg bertekad akan bekerja sampingan untuk membantu dirinya menghasilkan uang.
Lea tersenyum dengan mata yg berkaca-kaca, adik-adiknya bahkan tak ada satupun yg mengeluh tentang kehidupan mereka yg jauh dari kata cukup, bahkan gaji Lea bekerja di pabrik hanya cukup untuk mereka makan, itupun Lea kerap kali menahan lapar agar adik-adiknya bisa makan.
Lea pun mengusap airmata nya yg jatuh lalu mengetuk pintu ruangan itu dan masuk ke dalam karena pintu nya tidak di kunci.
"Felix, Zero, ini kakak bawakan makanan untuk kalian." Ucap Lea yg masuk tiba-tiba lalu menata makanan tersebut di lantai dekat ranjang Sasa.
Ketiga adik-adiknya nya tak ada satu pun yg menyahut dan itu membuat Lea mengerutkan dahinya lalu menoleh pada ketiga adik-adiknya dengan tatapan bingung.
"Kalian kenapa, kakak sudah bawakan makanan untuk kita semua, ayo makan lah." Ucap Lea melihat adiknya satu persatu.
Felix dan zero hanya mengerjapkan kedua mata mereka begitu pula Sasa yg mengerjap dengan kepala miring dan dahi berkerut.
"Hei ada apa dengan kalian.?" Ucap Lea berkacak pinggang.
"Kakak ini siapa.?" Ucap Zero yg pada akhirnya membuka mulut.
"Dasar adik durhaka, dengan kakak sendiri kau lupa, begitu,? memang minta di gibeng ni anak satu." Ucap Lea.
"Kak Lea.?" Ucap Felix ragu.
"Ya ini aku kakak kalian milea, memang nya siapa, hantu.?" Ucap Lea jengah.
"Wajah kakak kenapa jadi cantik.?" Ucap Sasa.
"Memang nya sebelum nya wajah kakak tidak cantik.?" Ucap Lea menatap ketiga adik-adiknya.
"Eh hehehe bukan begitu, tapi kenapa kakak tiba-tiba jadi cantik, putih, bersih dan seksi semok begini hehe." Ucap Zero cengengesan.
"Mulut, mulut." Ucap Lea mendelik.
Zero pun menutup mulut nya dengan sebelah tangan nya sambil menunduk ke arah lantai.
"Tapi apa yg Zero katakan benar kak." Ucap Felix menoleh ke arah lain takut di amuk sang kakak.
"Emang iya.?" Ucap Lea.
"Iya kak." Ucap ketiga adiknya serempak.
"Kakak habis perawatan, suntik putih dan mempercantik diri." Ucap Lea asal.
"Pasti mahal ya kak, kalau perawatan yg langsung cantik dan putih dalam sekejap." Ucap Sasa.
"Ya, lain kali, Sasa akan kakak ajak ke salon, Sasa mau.?" Ucap Lea.
Sasa yg mendengar ucapan kakak nya langsung berbinar-binar.
"Mau mau kak." Ucap Sasa sumringah.
"Tapi Sasa harus cepat sembuh ya biar kita bisa langsung pindah ke kota." Ucap Lea.
"APAAAAAAA.?" Teriak Felix dan zero bersamaan.
"Jangan teriak Felix, zero, ini rumah sakit." Ucap Lea mengingatkan.
"Apa kita akan pindah ke kota kak.?" Ucap Sasa.
"Ya, kita akan pindah ke kota besar dan kalian akan sekolah di sana." Ucap Lea pada ketiga adik nya.
"Sasa rindu nenek kak.?" Ucap Sasa menunduk.
"Nenek yg mana.?" Ucap Lea dengan tatapan menyelidik.
"Nenek sarimah dan kakek Rahman." Ucap Sasa dengan mata yg berkaca-kaca.
Lea hampir saja melupakan kakek nenek nya dari sebelah ibu mereka yg berada di kampung tetangga yg tak jauh dari kota kabupaten tempat tinggal nya saat ini, kalau menggunakan angkutan umum memakan waktu sekitar satu jam setengah.
"Nanti kita ke kampung kakek dan nenek terlebih dahulu, kakak juga kangen dengan mereka." Ucap Lea tersenyum simpul.
Dan adik-adiknya pun senang mendengar hal itu.
Bersambung.
