NovelToon NovelToon
UNWANTED BRIDE

UNWANTED BRIDE

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Unwanted Bride (Pengantin yang tak diinginkan)

Nazila Faradisa adalah seorang gadis dari keluarga broken home. Karena itulah ia menutup hatinya rapat dan bertekad takkan pernah membuka hatinya untuk siapapun apalagi menjalani biduk pernikahan. Hingga suatu hari, ia terlibat one night stand dengan atasannya yang seminggu lagi akan menyelenggarakan pesta pernikahannya. Atas desakan orang tua, Noran Malik Ashauqi pun terpaksa menikahi Nazila sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pesta pernikahan yang seharusnya dilangsungkannya dengan sang kekasih justru kini harus berganti pengantin dengan Nazila sebagai pengantinnya.

Bagaimanakah kehidupan Nazila sang pengantin yang tidak diinginkan selanjutnya?

Akankah Noran benar-benar menerima Nazila sebagai seorang istri dan melepaskan kekasihnya ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH.30

Brakkk ...

Terdengar suara pintu yang dibanting dengan keras. Nazila yang awalnya sedang duduk dan tersenyum sontak terkejut dan langsung berdiri melihat laki-laki yang berstatus suaminya itu telah menjulang di depannya dengan raut wajah penuh emosi.

Nazila sangat penasaran, tapi ia tetap bersikap tenang.

"Kenapa tuan menatapku seperti itu?" tanya Nazila bingung saat melihat sorot mata tajam Noran padanya.

"Kenapa? Kau masih tanya kenapa? Apa yang kau lakukan pada Sarah beberapa hari yang lalu, hah? Katakan padaku, jangan ada yang ditutupi!" titahnya sambil menahan emosi di dadanya.

"Nona Sarah? Apa yang aku lakukan? Aku tidak melakukan apa-apa," jawab Nazila bingung.

"Jangan berbohong! Kau pikir aku tak tahu, kau sudah mempermalukan Sarah di hadapan orang-orang saat di Angkasa Mall. Ternyata kebaikanmu selama ini hanyalah palsu. Ternyata itu untuk menutupi sifat aslimu. Kau bahkan memanfaatkan kekuasaan lelaki itu untuk mempermalukan Sarah. Kau benar-benar picik." Murka Noran membuat Nazila tercengang dan membelalakkan matanya.

Bukankah saat itu dirinya lah yang hendak dipermalukan, tapi mengapa dirinya lah yang dituduh sebagai tersangka?

"Siapa bilang? Apa nona Sarah yang mengatakan itu?" tanya Nazila tenang dengan wajah datarnya. Senyum yang tadi sempat terbit mendadak tergelincir dan menghilang.

Padahal ia ingin memberikan berita baik. Yah, mungkin kabar baik ini hanya bagi dirinya. Sebab dari awal memang Noran tidak pernah menginginkannya. Bahkan dalan perjanjian pun, Noran tidak menginginkan kehadirannya sama sekali. Dia hanya memberikan waktu. Itupun sebenarnya demi nama baik dirinya dan keluarganya sendiri. Lelaki di hadapannya ini menang sejak awal tidak menginginkan dirinya begitu pula bagian dari diri lelaki itu yang kini telah tumbuh di dalam rahimnya.

Dalam hati Nazila tersenyum miris sambil menggenggam erat sesuatu yang awalnya ingin diberitahukannya pada Noran. Tapi tak jadi. Lebih baik ia simpan rahasia ini sampai waktu yang entahlah. Ia sendiri tidak tahu. Semua tergantung bagaimana sikap pria di hadapannya itu.

"Kau tak perlu tahu. Sekarang katakan padaku dengan jujur, benar kau mempermalukan Sarah di sana kan?" bentak Noran dengan suara menggelegar.

Nazila tersenyum getir tanpa memalingkan wajahnya sedikit pun.

"Kalau menurutmu itu benar, ya sudah. Terserah Bukankah percuma menjelaskan pada orang yang buta mata hati seperti dirimu. Mau aku menjelaskan panjang kali lebar pun kau takkan mungkin percaya."

Setelah mengucapkan itu, Nazila pun segera membalikkan badannya hendak masuk ke dalam kamar. Ia lelah rasanya untuk terus berdebat.

"Mau kemana kau?"

"Tidur." Sahut Nazila acuh.

Padahal ia telah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Berharap, apa yang ia sampaikan dapat memperbaiki hubungan mereka. Walaupun hubungan mereka tercipta tanpa cinta dan terpaksa, Nazila berharap ia dapat mempertahankan pernikahan itu apalagi sikap Noran akhir-akhir ini cukup baik dengannya. Ia pikir, perlahan, pasti rasa cinta itu akan segera tumbuh seiring dengan kebersamaan mereka. Tapi nyatanya, belum apa-apa, harapannya telah dikandaskan begitu saja hanya karena beberapa patah kata yang belum terbukti kebenarannya.

"Kau ingin melarikan diri, hah? Ikut aku, kau harus meminta maaf dengan Sarah. Sekarang." Titah Noran tanpa mempedulikan perasaan Nazila. Noran menarik tangan Nazila , sedikit menghentaknya hingga sedikit terhuyung ke belakang.

Kesal karena ia hampir saja jatuh, Nazila pun segera membalik badan dan menatap Noran nyalang.

"Meminta maaf? Sampai kiamat pun aku takkan pernah meminta maaf padanya. Sudah cukup aku meminta maaf atas penyesalanku membuatnya gagal menikah, tapi kali ini tidak akan lagi karena semua masalah ini bukan aku yang memulai. Dari peristiwa malam itu, pernikahan, lalu peristiwa hari itu di Angkasa Mall, aku tak pernah memulai apalagi melakukannya. Jadi untuk apa aku meminta maaf, hah? Sedangkan aku tidak bersalah sama sekali." Teriak Nazila murka.

Seumur-umur Nazila tidak pernah meneriaki seseorang, tapi kali ini ia tak dapat mengontrol emosinya. Mungkin ini efek kehamilannya membuatnya jadi mudah tersulut emosi.

"Kau masih belum mau mengaku, hah!"

"Tapi aku memang tidak pernah melakukannya. Kau tahu, justru akulah yang dipermalukan hari itu, jadi mengapa aku yang harus meminta maaf?"

"Kau masih mau menyangkal? Saksi pun sudah ada tapi kau masih mau menyangkal?" teriak Noran yang kian tersulut emosi mengahadapi Nazila yang tak kunjung mau meminta maaf.

"Saksi?" Nazila tergelak saat mengingat teman Sarah yang menyiramnya es jeruk.

Tiba-tiba ponsel Nazila berdering dengan nada khusus, ia pun segera beranjak mengambil ponsel, mengabaikan Noran yang masih emosi.

Setelah mengangkat panggilan itu, wajah Nazila tiba-tiba pucat. Tanpa mempedulikan keberadaan Noran, Nazila pun segera mengambil tas berisi dompetnya dan keluar dengan berlarian. Ia bahkan sampai lupa kalau ia sedang hamil. Testpack bergaris dua yang tadi digenggamnya segera ia simpan di dalam tas.

Selama di dalam lift, Nazila hanya bisa berdoa, semoga ibunya baik-baik saja. Bila sesuatu terjadi pada ibunya, mungkin ia akan kehilangan semangat hidupnya.

"Ya Allah, semoga ibu baik-baik aja." gumamnya dengan mata berkaca-kaca.

...***...

1
Siti Sumarni
semoga CPT sembuh ya ibu'nya ila
Siti Sumarni
heh doran (dlm bahasa Jawa doran itu gagang cangkul) satu kata untukmu BANCI
Siti Sumarni
kenapa orang tua noran memaksa mereka menikah smpai mengancam segala..ada apa dg sarah ??
Siti Sumarni
kok bisa ya terjadi hal seperti itu..siapa dalangnya ?
Jmrmas Jmrmas
IA TIDAK SALAH SAMA SEKALI.
Kusmia Mia
ceritane dibikin tokoh e yg pinter donggg ka....
Retno Palupi
pergi aja gpp
Retno Palupi
kasian hidupmu la, semoga kelak bahagia
JandaQueen
dah main kamu2 aja ni karin...😄
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Retno Palupi
hadeh, yang keras nazilla biar kesakitan, mungkin Illa hamil
Retno Palupi
Kevin
Retno Palupi
berarti la menjual ginjalnya untuk perawatan ibunya?
Retno Palupi
Luar biasa
Retno Palupi
mungkin yg donor ginjal nazla
Retno Palupi
pasti ulah ortu noran
Retno Palupi
apa itu jebakan dari keluarga nuran? karena g setuju dg pacar noran yg matre?
Retno Palupi
loh kok malah pingsan
Tuti irfan
Luar biasa
Tuti irfan
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!