Perfect Ketos

" kamu bawa apa aja ci?" Shafira melihat putrinya yang sedang sibuk melipat pakaian untuk di masukan kedalam tas gunung yang akan ia bawa lusa untuk kegiatan LDKS, " aku bawa baju olahraga, putih abu, kaos hitam, dan celana training doang bunda."

" Bawa jaket, selimut, sama kaos kaki gih, di Curug kan dingin takutnya kamu ga kuat," Shafira membuka lemari baju putrinya untuk mengambil jaket, " aku gausah bawa selimut deh Bun, aku pakai jaket sama kaos kaki aja."

" Yaudah, kamu bawa makanan apa biar besok bunda beliin," Shafira meletakan Hoodie Shani di kasur dan juga kaos kaki berwarna pink coquette kesukaan Shani, " Cici ada list nya kok Bun bentar," Shani mengambil buku notebook nya lalu memberikannya ke Shafira.

" nanti bunda beliin ya," Shani mengangguk dan kembali memasukan pakaiannya ke tas, " semua peralatannya di masukin aja ci jangan ada yang di taro takutnya ketinggalan, kalau ga yang di butuhkan di jalan di masukin ke dalam Tote bag aja biar ga ribet."

" iya bunda," Shani merapihkan semua keperluannya dari pakaian hingga segala nya yang dibutuhkan, " Vitamin di minum terus ci jangan lupa," Shafira melihat vitamin putrinya yang masih banyak itu.

" ih aku suka lupa Bun," Shani memasukan vitamin kedalam pouch khusus obat obatan dan alkohol untuk luka, " kamu mah emang sengaja," Shani cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

" udah cepat beresin terus tidur," Shani menutup tasnya lalu memindahkan ke bangku samping meja belajar, " Mau tidur sama bunda," Shani memeluk Shafira, sudah lama ia tidak bermanja manja dengan sang bunda.

" Aduh aduh, makin besar aja bayi bunda," Shafira memeluk putrinya lalu membawanya untuk tiduran di kasur, Shani ngedusel di pelukan sang bunda mencari sisi yang paling ternyata disetiap titik nyaman itu.

" kesayangan bunda ini," Shafira mengelus kepala Shani lalu menepuk nepuk punggung Shani, " satu setengah tahun lagi lulus ya, ga nyangka anak bunda udah mau kuliah waktu ternyata ga berasa."

Shani sangat senang masih bisa merasakan posisi ternyaman ini, setiap anak pasti akan selalu takut dengan kepergian orang tuanya bukan? Terutama sang bunda, jujur saja walaupun usianya sudah ingin 17 tahun tapi rasanya Shani tidak bisa lepas dari sang bunda.

Apa apa harus ada Shafira jika tidak ada Shafira rasanya dunia Shani seperti penuh kesulitan, dunia memang berat Shani mengakui itu tapi kalau bersama bunda nya dunia rasanya hanya waktu yang terus berganti tanpa ada hambatan.

...ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ...

" Dadah sayang, semangat belajarnya ya," Shafira melambaikan tangannya kepada Shani yang berjalan masuk kedalam sekolah nya, hari ini Shafira memesan taksi online yang mengantar kedua orang itu.

Shafira sengaja memesan taksi karena bawaan Shani yang sangat berat membuat nya tak tega jika menyuruh sang putri pergi menggunakan bis, Shafira sebenarnya bisa membawa kendaraan sendiri tapi belum cukup niatnya nya untuk membeli kendaraan roda dua atau roda empat.

Shafira masih memikirkan kebutuhan Shani terutama sekolah dan uang saku sang anak walaupun Shani bukan anak yang suka jajan tapi melihat lingkungan pergaulan sang anak yang kebanyakan anak direksi membuat Shafira takut Shani minder atau membutuhkan uang untuk sekedar jalan-jalan bersama teman temannya.

mobil taksi berjalan kembali untuk mengantarkan Shafira ke kantor, " terimakasih pak," Shafira turun dari taksi setelah mobil taksi berhenti di lobby perusahaannya, Shafira merupakan seorang manajer Pemasaran karena memang sudah lama sekali Shafira bekerja disana.

Kinerjanya pun sangat bagus sehingga para pemimpin perusahaan tidak ragu untuk mengangkat Shafira sebagai manajer, " Selamat pagi Bu Shafira," sapa karyawan yang berpapasan dengan Shafira.

Selain kinerja nya yang bagus, Shafira juga terkenal dengan keramahannya ya sebelas dua belas lah dengan Shani di sekolah.

......................