Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Aku memang ceroboh, tapi aku tidak akan menarik perkataan ku !" Ucap Natasha dengan penuh keyakinan.
Pria itu tertegun, melihat seorang gadis kecil dengan rambut coklat keemasan dengan mata biru berusaha keras menyelamatkannya. Padahal mereka tidak saling mengenal satu-sama lain.
'Enak ae, lo ingin minggat setelah manfaatin gue ?! Ga ikhlas banget harus gue maki-maki dulu elu biar gue lega!
Natasha berdumel dalam hatinya, tapi dia tetap fokus menyalurkan energi sihir es milik Hestia ke rantai yang mengelilingi pria itu.
'Lagipula gue ngelakuin ini karena gue juga bisa naik 1 lingkaran sihir yah egek. Jangan salah paham!.
Di saat banyak orang mencoba membunuhnya bahkan keluarganya sendiri.
" jika kamu senekat ini kamu bisa mati!! apa kau tidak takut itu ?"tanya pria itu lagi.
"Tidak !, karena kematian itu hanyalah keberuntungan atau kesialan" ucap natasha dengan kuat menarik rantai itu mencoba untuk mematahkannya.
'Lagipula gue juga nggak akan bisa mati karena sistem game ini. Jadi bodolah
"AHH TERLEPASLAHH !!" teriak Natasha, seketika semua rantai api yang mengelilingi jiwa pria itu hancur berkeping-keping.
Natasha seketika ambruk karena dia sudah sangat lemah, Karena tenaganya telah banyak terkuras begitu juga dengan energi sihirnya. Tapi sebelum dia jatuh pria itu langsung menangkap tubuhnya dan memangkunya.
Jiwa natasha perlahan-lahan menghilang dirinya kembali ke lorong dimensi di mana dia jatuh tadi. Saat sebelum pergi Hestia sudah mewanti-wanti Natasha agar berhati-hati untuk kembali ke raganya. Jika terjadi kesalahan Natasha akan mati karena jiwanya tidak segera kembali, tapi jika dia bisa kembali dia juga akan meningkat kemampuan sihirnya. Karena lorong dimensi itu adalah bagian terdalam dari pohon kehidupan, setiap hal yang terjadi di dunia ada di pohon itu. Dan pohon itu juga menjadi sumber dari segala macam energi sihir yang ada di dunia.
Natasha mendengar begitu banyak suara jutaan milyaran semuanya masuk ke dalam otaknya. Natasha merasa sangat sakit di bagian kepala dan telinganya dia pun menutup telinganya berharap agar suara-suara itu tidak masuk dalam otaknya.
"Katakan, siapa namamu ?" Natasha langsung melebarkan matanya. Karena semua suara tiba-tiba menghilang dan digantikan oleh suara seorang gadis yang begitu lembut.
"Natasha Alea De Euria"
Tepat setelah natasha mengatakan itu sebuah cahaya mencoba menarik dirinya, natasha tidak bisa memberontak karena dirinya benar-benar sudah kehabisan tenaga.
WUSHHH !!
Natasha menatap sosok gadis yang ada di depannya, cantik, suci dan bijaksana. Semua itu terlihat jelas dari auranya, dengan rambut berwarna ungu muda dan bola mata seperti
emas.
"Kamu sangat mirip seperti ibumu, Alea. Oh iya.. aku adalah Dewi Hera, pemimpin dari para dewi. Aku sengaja menemuimu karena ada banyak hal yang ingin kukatakan." Ucap Dewi Hera dengan tersenyum lembut dan mengelus kepala Natasha. Ingatkan Alea diberkati oleh Dewi Hera karena itu dia memiliki elemen Es
"Kamu pasti sangat kebingungan kenapa kamu ada di dunia ini, tapi aku yakin kamu akan mengetahui makna dari keberadaanmu disini." Ucap Dewi Hera lagi dengan penuh arti.
"Bukankah semua ini hanyalah game ?? " Tanya Natasha
"Apa kamu berpikir perasaan seseorang itu sebuah permainan ?" Tanya Dewi Hera lagi.
DEG!!
Selama ini Natasha selalu terpaku pada setiap misi bahkan dia hampir melupakan setiap perasaan dari orang-orang untuknya.
"Lalu aku harus bagaimana... Aku tidak mengerti..." Ucap Natasha memijat keningnya bahkan matanya mulai merembes.
Dewi Hera segera memeluknya dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"Anakku, keberadaanmu di dunia ini jauh lebih penting dari apa yang kamu duga. Kamu itu gadis yang kuat dan berani, aku mengetahuinya karena aku selalu memperhatikanmu bahkan sejak kamu lahir." Natasha merasa nyaman dengan pelukan itu.
Dewi Hera melepas pelukannya lalu menatap natasha dengan tatapan yang teduh,
"Ini adalah hadiah pertemuan pertama kita, aku yakin kau pasti akan mengerti." Dewi Hera menyentuh kening Natasha.
Seketika ratusan gambaran yang ada di masa lalu masuk ke dalam otak Natasha.
...
"Yang mulia... Aku hamil, anak kita perempuan" ucap Alea dengan bahagia.
Saat ini mereka sedang menikmati teh bersama disamping danau. Nicholas menatap Alea seolah tidak percaya, dia langsung berlari dan memeluk Alea dengan erat. mereka tertawa dengan sangat bahagia menantikan kelahiran putri kecil mereka.
~~
"Ibu, kamu telat kamu darimana saja ibu ? aku sudah menunggumu lama sekali" ucap Nathan Kecil yang masih berusia 3 tahun. Dia menunggu ibunya menceritakan tentang dongeng agar dia bisa tidur.
Alea berbaring di samping ranjang putranya dan mengelus rambutnya dengan lembut.
"Maafkan ibu, tapi ibu punya kabar bahagia untuk nathan. Kamu akan menjadi kakak sebentar lagi, adikmu ada didalam sini" Ucap Alea tersenyum mengelus perutnya.
"Benarkah?!" Mata Nathan langsung bersinar antusias. Dia meraba perut Alea yang masih rata, dia mengatakan
"Aku tidak sabar untuk kelahiran adik !"
"Nathan, berjanjilah pada ibu. Apapun yang terjadi di masa depan, kamu harus melindungi adikmu."
"Janji"
~~
"Maafkan kami yang mulia tapi tubuh Duches Alea menjadi semakin lemah seiring dengan bertambahnya usia kehamilannya" ucap seorang tabib dengan ketakutan, karena laporannya selalu sama bukannya membaik tapi malah sebaliknya.
"Lakukan apapun untuknya !! Aku ingin dia tetap hidup apapun yang terjadi !!" Teriak Nicholas murka.
"Atau aku akan mengubur kalian semua !!" Nicholas berjalan ke kamarnya, dia melihat Alea berdiri di balkon dengan menangis.
Nicholas berusaha mengabaikannya, karena Alea sangat keras kepala untuk tetap melahirkan anak itu. Padahal sejak kehamilan pertama tubuhnya sudah lemah karena dia diracuni oleh seseorang yang sampai kini belum ditemukan dan berbahaya jika dia hamil lagi.
Namun pada akhirnya Nicholas kalah, dia berlari ke balkon dan memegang lengan Alea.
"Aku menyerah !! Dengan semua perasaan yang mencengkram hatiku" ucap Nicholas dengan putus asa.
"Pilih Aku !! Pilihlah Aku dan Nathan ! Dengan begitu kamu masih bisa berpeluang hidup ! Jangan memilih anak yang menggerogoti nyawamu itu !!" Alea menangis menatap Nicholas.
~~
Oekk oekk oekkkk
"Huhh huhh huhhh... Anakku... Mulai hari ini... Namamu adalah Natasha Alea De Euria." Ucap Alea menatap putrinya yang masih menangis di sampingnya dia memeluknya.
Nathan langsung berlari ke arah ibunya, dengan air mata.
"Ibu jahat !! lebih menyayangi adik dibandingkan Nathan ! Kenapa ibu lebih memilihnya ?! Apa Nathan menjadi anak yang nakal pada ibu?" Ucap Nathan sambil menangis, karena saat perjalanan kemari dia mendengar semuanya dari pelayan.
Alea menatap putra dengan tidak tega, lalu pandangannya teralihkan karena Nicholas memasuki kamar.
"Maafkan aku... Semuanya..." Ucap Alea setelah itu matanya terpejam untuk selamanya. Nicholas meminta pelayan untuk membawa Nathan pergi dari kamar itu.
"Siapa nama anak itu ?" Ucap Nicholas dengan dingin. Aura membunuhnya menguar dari dalam tubuhnya. Semua pelayan dan tabib langsung bersujud ketakutan.
"Namanya Natasha Alea De Euria" ucap salah satu pelayan dengan gemetar.
"Hehhh beraninya dia memberikan namanya untuk serangga kecil itu..." Ucap Nicholas dengan kemarahan yang membuncah.
Nicholas dengan emosi membunuh para pelayan pribadi Alea dan para tabib yang ada disana. Lalu meninggalkan Natasha yang masih menangis seorang diri bersama darah dan jasad orang-orang tadi.
~~