Sarah Maulina di anggap pembawa sial dalam keluarganya.
Karena sewaktu melahirkan Sarah Ibunya Meninggal dunia.
Membuat dia harus dibenci oleh papa kandung dan kakaknya sendiri.
Tak sampai disitu, Sarah juga tidak di akui keberadaanya oleh keluarganya,
Suatu hari gadis berusia 25 tahun itu Harus Ter usir dari rumahnya sendiri.
Di sinilah perjuangan sarah berjuang untuk hidup dan bertahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya, simak kisah Berikut,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Ardhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 Agun Dan Alex
Alex berdiri dan menghampiri Agung, Agung juga melakukan hal yang sama, saat jarak sudah hanya berjarak 1 cm kemudian mereka merangkul satu sama lain,
Tentu Saja Karina dan cici bertambah binggung di buatnya.
"Apa kabar Pak agung?" Tanyanya memulai percakapan.
"Seperti yang kamu lihat, Aku baik, Kamu sendiri gimana kabarnya?" sambung agung bertanya kepadanya
"Alhamdulilah Baik" Ucapnya antusias kepada Agung.
Mereka berdua Sampai lupa dengan dua orang yang berada tepat di belakang mereka, dari tadi dua orang yang di belakangnya hanya memperhatikan Saja.
"apa apaan sih mereka, Jadi cuekin Aku begini" batin Karina kesal
"Pak Alex gimana sih, tadi katanya mau melanjutkan masalah ini ke pihak kepolisian, sekarang kok jadi akrab gitu sih" Batin cici berperang sendiri
"Ayo Silahkan duduk pak," Tawar Alex padanya
"Ya, Terima kasih" Ucapnya dan duduk berhadapan dengan Alex
"Tidak ada yang berubah ya sama kamu" Tanya Agung
"Ya begitulah pak, tak ada yang berubah" katanya Ramah
"*kok cowok menyebalkan itu panggil papa Pak sih, apa hubungan mereka"
"Tau gini, mending kembali kerja saja*" Rutuk cici sebal
Cici maupun Karina Sudah lama berdiri membuat kaki mereka berdua pegal, di tambah lagi kekesalan mereka terhadap dua orang di hadapannya .
"Oh iya, sampai Lupa" Ucap Agung menepuk jidatnya
"Lupa apa pak" Tanyanya yang ikutan melupakan keberadaan cici dan Karina
"apa yang terjadi Lex, kepada Anakku" Sambungnya mengingatkan masalah yang sebenarnya. Alex diam sejenak dan melirik Karina sebentar. Karina memasang wajah masam saat ini.
"Astaga, Maaf pak, Saya hampir melupakan masalah mereka"
"Masalah apa lex?"
"Jadi Karina ini, Anak bapak Ya? Tanyanya mulai Penasaran.
"Ya Alex, Dulukan dia teman bermain kamu waktu kecil, lupa ya"
"Ogah punya teman kayak kamu"
"Hehe, Sedikit" Ucapnya yang berhasil membuat Agung tertawa kecil.
"Jadi apa masalah Karina, Katanya tadi sampai mau di laporkan Polisi" Kata Agung mulai Serius
Dan Akhirnya Alex menceritakan tentang sebenarnya yang terjadi antara cici dan Karina, Alex juga Sudah melihat CCTV dari laptopnya, dan memang Karinalah Yang bersalah.
Setelah mendengarkan penuturan Alex, kini Agung beralih memandang Putrinya, dan menghela nafasnya yang berat.
Lalu berkata...
"Karina, Papa yang sengaja memblokir kartu ATM kamu" ucapnya lembut
"Tapi kenapa pa" Potong Karina tak terima
"Soal itu, kita bahas di rumah saja ya nak" ucapnya lagi memberi pengertian pada putrinya.
"Ya" Jawabnya Kesal
"Tolong Maafkan anak Saya ya Lex, dia memang keras kepala"
Mendengar itu Karina ingin Protes tapi langsung di pangkah papanya.
"Kalau kamu tidak menurut, maka papa tidak akan memberikan uang lagi kepadamu" Ancamnya serius.
mendengar hal itu Karina diam.
"Sekarang cepatlah mintak maaf padanya karina"
Karina memutar bola matanya dengan Malas
"Baiklah" Karina mengalah, kalau sudah urusan uang, Karina tak bisa berkutik mana bisa dia hidup tanpa uang.
"Ayo minta maaf nak" kata Agung lagi
"Maaf" ucapnya cuek
"Yang tulus Karina" ucap Agung penuh tekanan
"Aku mintak maaf" Ucap karina tulus.
"Iya" cici melihat bola mata coklat milik Karina lekat, Apakah dia tulus atau tidak, tapi cici dapat melihat kalau karina berkata tulus.
"Gimana cici, Apa masalah ini kita selesaikan sampai disini Saja"
"Baiklah pak, bolehkah Saya kembali bekerja" Tanya cici ingin bekerja kembali
" Silahkan, sekarang kamu boleh lanjutkan pekerjaan mu, tapi obati dulu luka kamu ya"
setelah itu cici lekas pergi meninggalkan ruangan itu, dan setelahnya Agung dan Karina juga berpamitan meninggalkan ruangannya.
Bersambung....
huf Karina bikin susah nafas ya 🙂 ckck....