NovelToon NovelToon
1 Atap Terbagi 2 Surga

1 Atap Terbagi 2 Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Aku sangka setelah kepulanganku dari tugas mengajar di Turki yang hampir 3 tahun lamanya akan berbuah manis, berhayal mendapat sambutan dari putraku yang kini sudah berusia 5 tahun. Namanya, Narendra Khalid Basalamah.
Namun apa yang terjadi, suamiku dengan teganya menciptakan surga kedua untuk wanita lain. Ya, Bagas Pangarep Basalamah orangnya. Dia pria yang sudah menikahiku 8 tahun lalu, mengucapkan janji sakral dihadapan ayahku, dan juga para saksi.
Masih seperti mimpi, yang kurasakan saat ini. Orang-orang disekitarku begitu tega menutupi semuanya dariku, disaat aku dengan bodohnya masih menganggap hubunganku baik-baik saja.
Bahkan, aku selalu meluangkan waktu sesibuk mungkin untuk bercengkrama dengan putraku. Aku tidak pernah melupakan tanggung jawabku sebagai sosok ibu ataupun istri untuk mereka. Namun yang kudapat hanyalah penghianatan.
Entah kuat atau tidak jika satu atap terbagi dua surga.

Perkenalkan namaku Aisyah Kartika, dan inilah kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Meisya menggelengkan kepalanya, sembari memegang kedua bahu Aisyah, "Tidak! Semuanya belum berakhir. Kamu harus kuat untuk putramu, Ara!! Mbak tau kamu bukan wanita lemah. Rebut kembali apa yang menjadi hakmu."

Aisyah hanya terisak. Batinya benar-benar sesak. Rasa cinta yang tertanam 8 tahun lamanya seakan musnah dalam sekejab.

Sementara diluar, tepatnya ditepi jalan depan rumah tuan Abdullah. Mobil hitam mewah berhenti begitu lama, tanpa ada orang yang berniat untuk turun. Pandangan pria itu nanar mengarah kearah rumah mewah dengan gerbang hitam tersebut.

'Apa yang harus aku katakan pada kedua orangtuamu Ara..!! Maafkan aku. Aku sudah terbakar dalam permainan apiku sendiri' batinya dengan menghela nafas dalam.

Bagas melajukan kembali mobilnya. Dia rasa malam ini bukanlah waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Yang ada, dia hanya memperkeruh suasana, mengingat bagaimana kemarahan serta kekecewaan sang istri saat mengetahui semuanya.

Tujuanya saat ini adalah menuju apartemannya. Ayah dari Narendra itu memutuskan untuk menyendiri, mencoba menenangkan pikirannya yang teramat kalut.

** **

"Dimana sih mas Bagas...?! Sudah pukul 9 belum juga pulang."

Melati sejak tadi mondar mandir didalam kamar Narendra, mencoba untuk menghubungi suaminya, karena putra sambungnya itu merengek menanyakan ayahnya.

"Papah kemana mah..aku mau tidur sama papah!" rengek Rendra.

Melati mendekat duduk ditepi ranjang sang putra, "Sabar sayang..! Papah sedang dijalan. Rendra bobok dulu ya. Nanti kalau papah pulang, pasti terus tidur sama Rendra," bujuknya.

Rendra hanya mengangguk. Melati kemudian mengambil salah satu buku cerita kesukaan Rendra dirak buku samping tempat tidur putranya.

Rendra dengan wajah antusias mendengarkan suara lembut ibu sambungnya, hingga tanpa dia sadari rasa kantuk datang, dan tertidur pulas.

"Dan akhirnya superhero yang menang...." lirih Melati sembari menutup buku ceritanya.

Dia menoleh mengulas senyum hangat, 'Kau putra mamah Rendra. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita' batinya sembari mencium kening sang putra. Ditariknya selimut hingga batas dada putranya, lalu dia beranjak jalan keluar dengan menutup pintu.

Melati kembali kekamarnya, namun tidak juga menemukan Bagas. Dia turun kembali menemui mertuanya.

Ruang tengah sudah gelap, pertanda penghuninya pun sudah tertidur. Para pelayan sudah berada dalam kamarnya masing-masing. Niat hati menemui mertuanya harus dia urungkan, dan lebih memilih menuju ruang belakang.

Tok..tok..

Mbok Yem yang selesai dengan sholatnya, sontak tertegun saat pintu kamarnya terketuk dari luar. Wanita tua iti segera merapikan mukenanya, dan langsung bergegas membuka pintu kamarnya.

"Non Melati..ada apa ya non?"

"Mbok, saya mau keluar sebentar. Tolong temani Rendra dikamarnya ya. Mas Bagas sampai sekarang belum pulang," jawabnya sedikit cemas.

Mbok Yem hanya mengangguk, "Baik non..hati-hati!"

Setelah itu Melati bergegas keluar, entah kemana tujuanya.

Sementara dikediaman tuan Abdullah, bu Sinta memeluk putrinya begitu erat, seakan menyalurkan kekuatan pada Aisyah agar segera bangkit dari keterpurukannya.

"Apa yang harus Ara lakukan bu?! Rasanya Ara sudah kehilangan arah. Percuma sudah rasanya." lirihnya

Sang ibu hanya terdiam sembari tanganya terus mengusap bahu putrinya, dengan dada yang terasa sesak.

"Sudah sayang..tidurlah! Biar Bima yang menemani tidur disini. Peluklah dia, agar rindumu terhadap putramu bisa berkurang." jawab bu Sinta setelah melerai pelukanya.

Meisya menatap putranya yang sudah kembali kekamar Aisyah.

"Bima mau kan sayang, tidur dengan bibi disini?"

Mata bocah kecil itu spontan berbinar, "Apa boleh bunda? Yeee...Bima malam ini tidur sama bibi...!" girangnya.

Meisya mengangguk sembari mengusap kepala putranya. Selang beberapa menit, dia dan juga mertuanya memutuskan keluar, memberikan waktu untuk Aisyah dan Bima untuk bercengkrama.

"Bima tidur dengan Ara?" ujar Mahar setelah istrinya kembali keruang tengah.

Meisya mengangguk. "Biarkan saja. Mungkin dengan itu, bisa sedikit mengobati rindunya pada Narendra!" jawabnya sembari menjatuhkan tubuh disamping sang suami.

Mahar tersenyum hangat, sangat bersyukur memiliki istri yang begitu menyayangi keluarganya terutama adiknya.

"Kalian lebih baik cepat tidur!! Ibu juga mau tidur," seru bu Sinta saat bangkit dari duduknya.

Mahar hanya mengangguk. "Sebentar lagi bu. Ini masih mau lihat acara televisi dulu!" sahut Meisya.

"Abah kedalam dulu. Jangan tidur larut!" sambung tuan Abdullah.

** **

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Bagas menyusui ruangan apartemen, yang dimana tempat itu menjadi saksi saat pertama kalinya dia memberi hadiah pada Aisyah setelah pernikahannya.

Beberapa foto pernikahannya masih berjejer rapi diatas nakas maupun terpajang di dinding setiap sudut ruangan.

Bagas menghentikan langkahnya didepan foto yang terbingkai besar terpampang didalam kamar tidurnya. Kedua mempelai itu sedang tersenyum bahagia, seolah pada saat itu takdir merestuinya bersama.

"Kamu memang cantik Ara!" seru Bagas menatap kagum kearah foto pernikahannya.

Aisyah dengan gaun bewarna putih ala putri kerajaan, dengan balutan jilbab putih bersih yang menutup dadanya, seolah pada hari itu dia sedang menjelma menjadi bidadari dunia.

Senyum diwajahnya seakan menunjukan kebahagiaan yang telah resmi dipersunting oleh kekasihnya. Namun, dari senyum itu semakin membuat hati Bagas terasa teriris. Akankan dia masih bisa melihat senyum istrinya kembali, setelah penghianatan yang dia berikan.

Puas memandangi foto pernikahannya, Bagas memutuskan duduk diatas ranjang. Pria tampan berhidung mancung itu menunduk lesu, bingung harus berbuat apa.

Keesokan paginya tepat pukul 7, Bagas mengerjap saat mendengar ponselnya yang sejak tadi berdering tanda panggilan masuk.

(Asisten Farhan)

Dia segera bangkit, namun belum sepenuhnya membuka mata, "Iya Ada apa Far?"

"Tuan, anda kemana saja?! Anda sudah ditunggu para client 10menit yang lalu!" balas Farhan menahan geram disebrang.

Bagas segera memutus panggilannya, dan segera bersiap-siap untuk menuju kamar mandi. Saking fokusnya meratap, dia sampai melupakan beberapa pekerjaanya.

Tak berselang lama, Bagas sudah rapi dengan stelan jas maroonnya, dan langsung bergegas menuju losmen parkir.

Mengingat antara aparteman dan perusahaanya tidak begitu jauh, Bagas hanya menempuh jarak 15menit untuk sampai dikantornya.

Farhan sudah menunggu diteras lobi, dan menundukan sedikit badan sopan, saat Bagas sudah mulai mendekat kearahnya.

"Kita langsung ke ruang meting saja tuan!" tegur Farhan mengimbangi langkah tergesa bosnya.

Bagas hanya mengangguk, lalu masuk kedalam ruangan, setelah Farhan berhasil membuka pintunya.

** **

"Mamah..papah belum pulang ya?" seru Rendra saat sedang berisap-siap memakai sepatu sekolahnya.

Melati yang sibuk memasukan bekal putranya, menggeser duduknya kesamping menghadap Rendra. "Sayang..papah kan sibuk kerja. Nanti biar mamah yang nganterin kamu sekolah ya!" balasnya.

Rendra hanya mengangguk sedikit kecewa.

Melati sudah bersiap dengan menggandeng lengan Rendra untuk keluar rumah, dan beranjak menuju mobilnya.

Namun, langkah mereka terhenti saat dari luar, Aisyah sedikit berlari dengan bersura memanggil putranya, "Rendra sayang..tunggu bunda nak!"

Rendra menoleh begitupun Melati. Aisyah semakin mendekat, sembari menenteng dua paperbag yang berisikan mainan untuk putranya.

"Sayang..ini bunda. Ini bundanya Rendra," ucap Ara dengan mensejajarkan tubuhnya pada Narendra.

"Bunda...?" ulang Rendra.

Melati hanya terdiam, tanpa ingin menatap kearah Aisyah.

"Benar sayang, lihat ini Rendra," Aisyah membuka ponselnya dan menunjukan fotonya saat menggendong putranya, "Ini pas bunda gendong Rendra saat usia Rendra baru 2 tahun sayang."

Tangan Rendra terlepas dari genggaman Melati, saat Aisyah menyodorkan dua buah mainan untuk putranya itu.

"Yee..asikk...Rendra dapat mainan baru," serunya.

Melihat itu sontak menimbulkan geram dalam diri Melati. "Sudah Rendra, kita harus berangkat sekolah! Ayo.." perintahnya.

"LEPASKAN PUTRAKU..!!" tandas Aisyah. Dia berdiri, dan langsung mengambil alih lengan Rendra, "Biarkan aku yang mengantarnya pergi sekolah!! Aku ibu kandungnya. Jadi aku lebih berkuasa atasnya!" lanjutnya dengan tegas, seakan tak gentar dengan wajah tidak suka Melati.

Rendra hanya terdiam mendongak kearah keduanya, bingung dengan apa yang terucap dari wanita didekatnya.

"Sayang..bunda anterin berangkat ya. Bunda tungguin Rendra hingga selesai," ucapnya mencoba meyakinkan sang putra.

"Lendla ingin belangkat dengan papah! Papah semalam nggak pulang bunda," jawab Narendra yang tanpa sadar telah memanggil Aisyah dengan sebutan bunda.

Aisyah tertegun mendengar ucapan indah yang keluar dari mulut mungil putranya. Air matanya luruh sendiri tanpa dia minta. Dosen cantik itu merosotkan tubuhnya dilantai paving, dan langsung memeluk putranya dengan erat.

"Sayang, bunda rindu sekali denganmu. Bunda pulang untukmu Narendra. Bunda adalah orang pertama yang memberimu kasih sayang. Bunda lah orang pertama yang menyusuimu. Bunda tidak ada berniat sedikitpun meninggalkanmu sayang. Bunda bekerja jauh pun untuk masa depan Rendra," lirih Aisyah yang menangis pilu dihadapan putranya.

Entah ikatan mereka terlalu kuat. Tangan Rendra bergerak untuk mengusap air mata bundanya yang terus mengalir.

Aisyah mencengkal tangan putranya, dan seketika mencium tangan kecil itu.

"Sudah, hentikan drama kosongmu mbak!!" sahut Melati yang merasa geram, "Rendra sayang, ayo kita berangkat. Nanti kamu bisa telat," lanjut Melati sedikit memaksa putranya agar segera masuk kedalam mobil.

Narendra melepaskan tanganya pada cekalan Melati, "Mah, aku ingin belangkat dengan bunda. Kasian bunda Ala!" mohon Rendra.

1
Septi.sari
kak bab selanjutnya lebih seru. tetat stay. makasih partisipasi komentarnya. 🤗🌹
cinta semu
Bagas g rela kalo Dava mendekati Aisyah....😁🤣kelama,an bergaul sm Kunti g sadar apa kalo diri ny sendiri rela hidup sm makhluk halus 😁🤣🤣😁
cinta semu: makasih Thor ... selalu respon tiap ada komentar dari q... semangat Thor ...sungguh novel u bikin candu🙏😁
Septi.sari: ya Allah ngakak bacanya kak 🤣🤣😭
total 2 replies
Gjam Mariput
cepat cerai dgn Bagas , lelaki ga guna hempaskan
Lee Mba Young
Semoga cpt selesai urusan cerainya. kn bukti nya ada bagas nikah lagi tanpa izin. kl gk mau cerai tinggal masukin penjara saja.
Medeia
katanya sayang kalian berdua, tapi tega memadukan istrinya /Cleaver/
Medeia
Halah basiii/Puke/
Adinda
gak usah sama dua saudara itu aisyah ribet, lebih baik sama babang bastian
cinta semu
apa Aisyah sudah mengajukan perceraian ya🤔🤔moga aja iya ...move on lebih cepat lebih baik ...toh suami dah di ambil mbk Kunti🤣😁😛😁
Gjam Mariput
good Dava
Mundri Astuti: wayoloh Bagas, belom jadi janda aja dah 2 brondong mendekat, gaya loh Bagas sok kecakepan
total 1 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
uswatun hasanah
waduh... Aisyah bakalan direbutin sama cogan" setelah jadi janda, bakalan rameee..
Septi.sari: bakal ada pertarungan sengit kak, 🤭
total 1 replies
Sulastri Oke86
Luar biasa
cinta semu
semangat Aisyah masih ada pelangi setelah hujan badai....😎
waa
mahendra??? siapa??? si mahar???
Septi.sari: maaf kak, yang asli namanya Mahardika. ini sudah tahap perbaikan. ✨

terimakasih 🙏
total 1 replies
waa
terlalu banyak omonggg hingga makann omongan sendiri...
waa
untunggg ada bima...
waa
WHAHAHHAHA KOK AKU NGAKAK YA??? MASUKIN KE RSJ DONGG SI MELATONG ITUUU UDAH GILA SOALNYAA
uswatun hasanah
semangat Thor, novelmu bagus, alur ceritanya jg, usahakan update tiap hari 💪
Septi.sari: masya allah kak, nantikan update terbaru dari autror. dan salam kenal 🙏🦋
total 1 replies
Mundri Astuti
pinter aisyah, emang bagas doang yg bisa cari lagi
Septi.sari: bener kak, kita kawal sampai bahagia 😍
total 1 replies
Lee Mba Young
Pernikahan mereka tidak sah kan tidak ada persetujuan istri pertama. mending pisah trus penjarakan dng pasal perzinahan. pernikahan mereka tidak sah krn nikah tanpa izin. mending gugat trus penjarakan. hakim akn lngsung mengabul kan permintaan cerai krn jelas si suami tlh selingkuh dan nikah lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!