Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Hati yang terkoyak
Jingga dengan wajah kusut keluar dari tempat kost Randy, langkah kakinya terseok karena menahan amarah. Ingin hatinya menjerit keras, untuk melampiaskan segenap perasaan marahnya. Walau terlihat tegar di permukaan, nyatanya hatinya tetap rapuh. Ia hanyalah wanita yang mencoba bertahan untuk tidak menangis, tapi penghianatan yang dilakukan kekasihnya membuatnya tergugu menangis, meratapi nasibnya yang di selingkuhi. Dan yang paling dia benci adalah sahabatnya sendiri, yang jadi duri dalam hubungannya dengan Randy. Kurang apa dirinya? Sampai kekasihnya, tega bermain api di belakangnya.
Dengan langkah gontai seperti prajurit yang kalah perang, Jingga kembali menyusuri jalan keluar dari kost-an Randy. Hampir saja kakinya tergelincir dari tangga, karena tak kuat menopang tubuhnya ketika turun dari lantai dua. Untungnya ada sepasang tangan kokoh, yang menahan dirinya agar tak terjatuh.
"Hati-hati Nona!" ucapnya agak keras.
Jingga segera tersadar, serta melepaskan diri dari tangan yang mencekalnya. "Terimakasih" ucapnya pada sang penolong, ia melirik sekilas dan menemukan seraut wajah dengan sorotan mata tajam menatapnya.
"Apa perlu saya bantu anda untuk berjalan?" tanyanya, ketika melihat Jingga terdiam di undakan tangga terakhir.
"Enggak perlu, Mas" jawab Jingga tersipu.
"Perkenalkan, nama saya Bima Adiswara" cowok itu, mengulurkan tangannya.
"Saya Jingga Permata Dewi" balas Jingga menerima uluran tangan pria bernama Bima. "Maaf, saya harus pergi" lanjutnya.
"Oh ya , silahkan" ujar Bima mempersilahkan. "Tapi, tunggu dulu!" cegahnya.
"Iya, ada apa ya?" tanya Jingga heran.
"Ini bawalah, untuk menghapus airmata mu" Bima menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru, pada gadis yang hendak pergi.
"Enggak usah, Mas. Saya hanya perlu pergi jauh dari sini."
"Jingga tunggu!" teriakkan itu, datangnya dari atas tangga. Randy yang sudah memakai kaosnya, berusaha mengejar kekasihnya. Di belakangnya menyusul Putri, dengan daster tipis bertali spaghetti.
Gegas Jingga melesat meninggalkan kost-kostan, ia berusaha menghindari kejaran. Namun langkah lebar Randy, berhasil menghentikan pergerakan Jingga.
"Sayang, please dengerin aku dulu" pinta Randy memohon.
"Sudahlah Ran, bukti sudah di depan mata. Untuk apa mengelak?" Jingga melepaskan dengan paksa, tangan yang memegangnya.
"Aku gak mau putus sama kamu, Jingga!" ucap Randy keras.
"Tapi kamu harus memutuskan dia, Randy" imbuh Putri, yang berdiri diantara keduanya.
"Jangan ikut campur urusan ku, dengan Jingga" ucap Randy ketus, pada Putri. "Kamu hanyalah salah satu perempuan, tempat ku melampiaskan hasrat."
Mendengar pengakuan Randy yang begitu terus terang, membuat hati Jingga seketika mencelos. Ia tidak menyangka, kelakuan lelaki yang pernah jadi tambatan hatinya demikian rusak. Meniduri banyak perempuan dengan bangganya, tanpa memikirkan akibatnya.
"Aku hamil anak mu, Ran!" pekik Putri. "Aku harus meminta pertanggungjawaban dari mu, terlepas dari status ku yang hanya objek pelampiasan." lanjutnya lantang.
Kembali Jingga terhenyak, kalimat Putri yang terlontar jelas membuatnya semakin membenci Randy.
"Dengarkan Put!" teriak Randy tak kalah keras. "Aku selalu menggunakan pengaman, jadi mustahil kamu hamil. Kalau pun sampai kamu hamil, itu bukan berasal dari benih ku. Waktu pertama kali kita tidur bersama, kamu sudah bukan perawan."
Jingga meninggalkan sepasang manusia tak berakhlak itu, dengan penuh perasaan marah. Untuk apa, mendengarkan pertengkaran mereka? Bukan sesuatu hal yang baik, yang mereka lakukan.
Begitu tiba di cafe yang berada di seberang jalan kost-an Randy, Jingga mengirim pesan pada Mela sahabatnya. Ia berharap Mela bisa menghiburnya, dan memberi solusi terbaiknya. Hubungannya dengan Randy sudah tidak sehat lagi, dan ia ingin segera lepas dari ikatan cinta lelaki itu.
Dimasukinya cafe yang sudah sepi, hanya beberapa pengunjung masih duduk-duduk santai di sana. Sebuah pesan masuk dari Mela, yang mengabarkan bahwa dia sudah dekat dengan tujuan. Seorang waiters menghampiri Jingga, dan memberikan daftar menu makanan. Setelah membuka-buka sejenak, di putuskan untuk memesan dua cappucino cincau gula aren serta roti bakar. Sambil menunggu pesanan datang, Jingga memandang sekeliling. Tangannya menopang dagu, dan raut wajahnya terlihat murung. Pupus sudah harapan indah yang di rancang bersama, untuk membangun mass depan bahagia. Pantas saja akhir-akhir ini, Putri selalu saja ingin tau hubungannya dengan Randy.
Ternyata Putri selain jadi sahabatnya, juga merangkap sebagai perusak hubungannya dengan Randy. Tetapi bukan salah Putri semata, tentunya ada campur tangan Randy yang ikut membuat hancurnya ikatan mereka. Ah, andai dulu dia tidak membalas perhatian Randy, tentunya rasa sakit itu tak akan pernah hadir. Tetapi hidup tak semata tentang bahagia saja, tentunya ada cobaan di dalamnya. Dan Tuhan menghadirkan Putri, sebagai racun dalam kehidupan percintaannya.
"Duh yang lagi ngelamun, anteng banget!" ujar suara lembut wanita, yang datang langsung duduk di depannya.
"Ish, ngagetin aja!" balas Jingga, sambil memukul tangan sahabatnya.
"Ada apa lo, nyuruh gue kemari?" tanya Mela. "Pasti ada hubungannya sama si Randy, kan!?" tebaknya jitu.
"Heum! Dia tidur dengan Putri, Mel" ucap Jingga pada intinya.
"Apa!" teriak Mela, dengan bola mata hampir keluar. "Enggak salah, Randy sama Putri. Bukannya, mereka saling membenci?"
"Sepertinya itu cuman sandiwara mereka, hanya akting supaya gue gak curiga."
"Bisa jadi! tapi gue benar-benar gak ngerti, tega banget Putri berbuat begitu sama lo. Padahal kurang apa lo, membela Putri ketika dia hampir di keluarin Bara dari kerjaan" ucap Mela berang.
"Entahlah! Gue gak habis pikir, si Putri yang pendiam ternyata adalah musuh dalam selimut" ujar Jingga. "Sebenernya gue ikhlas, kalo Randy emang udah gak cinta. Tinggal ngomong kalo pengen lepas dari gue, pastinya bakal gue kabulin permintaannya." lanjutnya, sembari memijat-mijat pelipisnya.
"Sekarang apa rencana, lo?" tanya Mela.
"Gue pengen resign dari kantor, cari kerjaan baru..."
"Enggak semudah itu, Jingga. Jaman sekarang, susah cari kerja" potong Mela cepat.
"Daripada gue liat kemesraan mereka di kantor, mendingan jadi pengangguran" bantah Jingga tegas.
"Gimana kalo gue bilang sama Bara?" tanya Mela.
"Buat apa? Ini urusan asmara, gak ada hubungannya dengan bos" tolak Jingga. "Yang ada gue bakalan malu, secara lo tau kan? Bara Mahendra si kulkas dua pintu, pria paling arogan yang pernah gue kenal seumur hidup."
"Maksud gue, lo mau gak di jodohin sama Bara."
"What! Enggak mau, gue nolak dengan tegas" ujar Jingga terkejut dengan usulan sahabatnya itu. "Yang ada, gue menderita seumur hidup."
"Lo belum coba, jangan nolak rejeki. Bara lagi cari calon istri, buat mendampinginya dan melahirkan seorang anak sebagai penerusnya."
"Gue gak mau! Cari aja wanita lain, yang mau jadi istrinya. Lagipula, kenapa lo yang repot? Bara udah dewasa, bisa mencari calon istri sendiri."
"Eh, lo lupa! Bara itu sepupu ku gue, jadi tau kriteria dia dalam mencari pasangan."
"Tetep gue nolak! Gue gak mau memenuhi ambisi dia. Emangnya, gue cewek apaan? Mau-maunya di jodohin, dengan cowok model Bara yang angkuh. Gue masih bisa cari sendiri, tampang gue juga gak jelek-jelek amat" ungkap Jingga geram pada sahabatnya Mela.
...****...
Lanjut ka thor ttp Cumangat 💪
Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Lanjut ka n ttp semangat 💪
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y
Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
I like❤👍
menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..
Semangat Ka author moga success🏆💪
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..
Lanjut ka....
Lanjut ka Author ttp semangat