Duke Arland.
Seorang Duke yang dingin dan kejam. Selama menikah, dia mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya, hingga sebuah kejadian dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya, Violeta.
Setelah kepergian istrinya, dia bertekad akan mencari istrinya, namun hasilnya nihil.
......
Violeta istri yang sangat mencintai suaminya. Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke.
Kenyataan yang membuatnya hancur berkeping-keping. Violeta yang putus asa pun mencoba bunuh diri, sehingga jiwa asing menemani tubuhnya.
Lima tahun kemudian.
Keduanya di pertemukan kembali dengan kehidupan masing-masing. Dimana keduanya telah memiliki seorang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permohonan
Aronz melihat semuanya dan mendengarkan semuanya. Alfred yang berteriak di kamar Aleta tanpa sengaja berpapasan dengannya saat ingin menuju kamar Duchess Violeta. Ia semakin bersalah atas apa yang di lakukan oleh ibunya, kesalahannya membawa semua orang menderita. Selama ini ayahnya memang terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan hatinya. Ia tahu semuanya lebih dari siapapun.
Aronz buru-buru menunduk ketika langkah Alfred semakin mendekatinya, ia meremas baju tidurnya, bahkan melihat wajah Alfred pun ia sangat malu dan tak bisa mengangkat wajahnya.
Sedangkan Alfred dia melirik sekilas dan kembali melanjutkan langkah kakinya.
"Kakak!"
Sampai di ujung tangga, langkahnya berhenti. Alfred tak menoleh sedikit pun. Dia ingin tahu sejauh mana Aronz menyadari batasannya.
"Aku minta maaf, kak!"
Satu kata yang paling ia benci dan memporak-porandakan hatinya. "Kakak! jaga ucapan mu Aronz, saya bukan kakak anda. Darah kita tidak sama."
Aronz mengangguk, percuma dia berkhayal dan langsung terhempas. "Maaf, aku bisa pergi dari kehidupan kalian, tapi tolong terima ayah."
"Dia ayah mu, bukan ayah ku."
Alfred melanjutkan langkahnya menuju taman belakang. Dimana ia akan berlatih, melampiaskan semua kekesalan dan kemarahannya. Hanya dengan panah atau latihan lainnya lah yang bisa meredakan amarahnya.
Aronz kembali melanjutkan langkahnya dengan berat sampai di depan pintu kamar Violeta. Tangannya bergerak mengetuk pintu itu.
tok
tok
tok
"Masuk!"
Violeta tak bergeming dari tempatnya, kakinya terasa lelah untuk melangkah, tidak hanya kakinya, tapi juga batinnya.
"Duchess!"
Alfred menjatuhkan tubuhnya ke lantai, dia tidak peduli dengan dinginnya lantai."Duchess aku mohon, pulanglah."
"Apa kalian tidak lelah memaksa ku dan membujuk ku? aku sudah lelah, aku ingin istirahat."
"Berikan aku waktu, sedikit saja" Aronz terisak. "Duchess, dari awal yang aku inginkan, Duchess menjadi ibu ku. Ayah selalu bercerita tentang Duchess yang memiliki sejuta sifat kelembutan dan kasih sayang dan saat itu aku mengharapkan kasih sayang Duchess. Aku yang ingin di peluk dan di khawatirkan, aku yang ingin di manja. Semuanya hanyalah keinginan semata. Duke memang menyayangi ku, tapi dia tidak pernah memanjakan seperti apa yang aku inginkan.Ibu ku Felica. Dia selalu menegaskan pada ku bahwa aku harus kuat seperti Duke, memaksa ku apa yang tak ingin aku lakukan. Dia tidak pernah bertanya keinginan ku, baginya aku hanya alat mempertahankan dirinya di kediaman Duke. Dia hanya mengkhawatirkan dirinya sendiri. Aku tidak ada apa-apa di hatinya. Hati ku selalu iri pada anak lain yang menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya, sementara aku tidak. Duchess aku akan pergi meninggalkan kediaman Duke dan ibu ku, entah Duchess mau pulang atau tidak. Karena aku tidak ingin merasakan kebahagiaan di atas penderitaan orang lain."
Aronz mendongak, Duchess Violeta tidak mau melihatnya atau sekedar menjawabnya."Aku minta maaf, ibu." Aronz menghapus air matanya. "Maaf aku memanggil ibu yang seharusnya tidak pantas keluar dari bibir ku. Aku hanya merasa nyaman dengan panggilan itu."
"Aronz berdirilah," ujar Violeta. Dia menghampiri Aronz, lalu berjongkok. "Aku tidak meminta mu untuk pergi karena ini bukan kesalahan mu meskipun aku membenci ibu mu. Maafkan aku bersikap dingin pada mu karena aku tidak bisa memaksa kehadiran mu. Pulanglah, aku butuh waktu." Violeta membantu Aronz berdiri. Dia salut pada Aronz yang rela merendah demi ayahnya dan juga ibunya.
"Aku butuh waktu."
"Aku memahaminya, bagiku Duchess mau berbicara pada ku, aku sangat bersyukur. Aku tidak akan memaksa Duchess sampai ayah dan aku bisa membuktikan kesungguhan kita. Aku pulang Duchess, tapi setiap akhir pekan kita akan menemui Duchess."
Violeta mengelus pipi Aronz dan tersenyum kecil. Aronz melenggang pergi, satu yang harus dia lakukan yaitu mengeluarkan ibunya lebih dulu dari kediaman Duke.
#Hey kak, Jangan lupa baca Istri Kedua Mr Duke ya kak😇😇
akoh mampir Thor