Cinta Setelah Perceraian: Hati Yang Terluka

Kinara terkekeh saat melihat wajah pucat Abi, mungkin karena terkejut dengan cara bermain kora-kora atau Abi tidak pernah bermain permainan ekstrem seperti itu, Kinara menyodorkan air minum "Ini baru kora-kora Pak, bagaimana kalau anda menaiki roller coaster" beruntung disana tidak ada roller coaster, jika tidak.. Arumi tidak bisa dihentikan, dan pasti penasaran menaikinya.

Sial, Abi memang tidak pernah bermain permainan seperti ini, kehidupannya yang datar, tak pernah terfikir untuk main di tempat seperti ini, dia tahu tentang tempat sejenis ini bahkan tempat seperti Dufan dan taman wisata yang lebih besar dari pasar malam, namun tidak pernah terfikir untuk menaikinya.

Dan karena perempuan ini dia harus menaikinya karena Kinara berhasil menyentil egonya, dan lihat sekarang Kinara bahkan meledeknya, Abi berhasil menahan mualnya jika tidak Kinara akan semakin mencibir.

Abi melihat Arumi yang tidak terpengaruh sama sekali, dia malah bercerita pada Kinara, bagaimana dia berteriak dan merasakan naik kora-kora.

"Itu menyenangkan tante.." Arumi meloncat-loncat dengan gembira, Abi tertegun dia tak pernah melihat Arumi segembira itu, apa begitu menyenangkannya bermain seperti ini.

Abi tak pernah bisa menemani Arumi, dia hanya memberikan mainan-mainan mahal dan dia kira itu cukup untuk menemani dan membuat Arumi senang.

"Sekarang Arumi mau apa?"

Arumi menunjuk sebuah tenda yang bertuliskan "Rumah Hantu" Kinara menelan ludahnya kasar lalu mengerjapkan matanya.

Abi menyeringai saat melihat Kinara yang berwajah pucat, dia tahu sekarang caranya membalas dendam, kita lihat siapa yang akan menang di akhir..

"Baiklah ayo kesana" Abi mendahului langkah Kinara, namun Kinara mencegahnya..

"Sebentar Pak, disana sangat seram tidak baik untuk Arumi, dia masih kecil dan bisa terbayang-bayang wajah menyeramkan nanti.." Kinara melihat Arumi "Nanti Arumi ketakuan, disana menyeramkan.. bagaimana kalau Arumi tidak bisa tidur."

"Karena itu, kita masuk untuk menjaga Arumi" Kinara mencebik saat Abi mengembalikan ucapannya tadi "Rumi mau masuk kan?" Arumi mengangguk "Ah, atau kau merasa takut.."

Kinara gelagapan "Ti.. tidak tentu saja tidak.."

"Sudahlah jika takut tunggu saja disini.. sudah tua masih takut hantu" Abi tertawa menang dia berhasil mengembalikan perkataan Kinara saat mencibirnya.

"Tante, kan hantunya bohongan.."

Abi makin mencibir "Kau dikalahkan anak kecil.."

Kinara mengepalkan tangannya "Aku.. aku tidak takut, aku akan ikut.." Kinara mengikuti Abi dan Arumi yang sudah melangkah masuk setelah memberikan karcis.

Saat pintu terbuka suasana mulai terasa dingin Kinara melihat sekelilingnya gelap hanya ada cahaya remang-remang.

Abi sudah beberapa langkah didepannya dia membawa Arumi kedalam gendongannya.

Saat Kinara merasa ada sesuatu meniup tengkuknya, Kinara berjalan cepat kearah Abi dan memegang tangannya, Abi tertegun sesaat lalu melihat Kinara yang waspada dengan sekitarnya, dia sepertinya tidak menyadari tindakannya.

"Tidak bisakah kita keluar lagi, selama ini aku tidak pernah masuk kedalam rumah han...Aaaakkkhh" Kinara berteriak saat melihat tiba-tiba saja mucul hantu berwajah rusak di hadapan mereka, Kinara memeluk Abi dan menutup wajahnya ke dada Abi.

Satu detik..

Dus detik..

Tiga detik..

"Kau benar-benar takut rupanya" Suara Abi memecah suasana, Kinara terpaku saat menyadari ada aroma asing masuk ke inderanya, Kinara mendongak saat melihat Abi menundukan wajahnya belum lagi Arumi yang menatapnya heran.

Dengan cepat Kinara menjauh, begitu mengingat yang di peluknya Papa Arumi alias suami orang "Ma..af aku tidak sengaja."

"Tante, hantunya hanya bohongan, tenang saja ada Papaku.." Arumi menenangkan.

Abi menggelengkan kepalanya "Kamu benar-benar kalah dari Arumi.."

Kinara melongo kaget, Astaga.. bahkan Arumi tidak takut..

Mereka memang pasangan Ayah dan anak, berwajah datar.

.

.

Like..

Komen..

Vote..

🌹🌹🌹