Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Selesai makan malam Ratih menyuruh anak sulungnya untuk mengantarkan calon istrinya pulang. Awalnya Rendra menolak dan seperti biasa, sang ibu melayangkan satu ancaman yang membuat putra sulungnya mematuhi perintahnya. Sebelum pulang Riana mengambil anak kesayangannya di kamar Sonia dan perlahan mengendongnya setelah itu barulah dia pamit pada calon keluarga dia kelak. Selama perjalanan Riana hanya diam sambil mengendong putri kecilnya, sesekali matanya mencuri-curi melirik Rendra yang sedang konsentrasi menyetir.
“Jangan berharap saya menikahimu karena mencintaimu, Saya hanya mengikuti perintah Ibu. Tapi, kamu tenang saja, saya tidak pernah main-main dalam suatu hubungan, saya akan bertanggung jawab atas kamu dan anakmu juga pelan-pelan mencoba menyukaimu itu juga kalau memang mungkin.” Sedikit sakit memang apa yang dikatakan Rendra, tapi Riana sebelumnya memang sudah menyangka kalau ini akan terjadi, dia tau kalau Rendra tidak akan pernah menyukai dirinya yang seorang janda beranak satu.
Riana hanya diam dan tidak ada niat dia untuk memberitahukan status dia yang sebenarnya, karena dia ingin kalau pria yang menyukainya harus menerima status dia apapun itu.
'Ni orang kenapa diem aja?? Kok dia sama sekali tidak menanggapi omongan gue?' Batin Rendra penasaran. Sesampai di depan gang rumahnya, Riana pamit dan tidak lupa dia mengucapkan terimakasih padanya.
“Tunggu!” Langkah Riana terhenti saat keluar hendak dari mobil.
“Ya Mas, ada apa?”
“Kamu boleh menolak lamaran keluarga Saya besok, kalau memang kamu merasa keberatan dengan omongan saya tadi, dan saya tidak keberatan akan hal itu,” Lanjutnya lagi. Riana hanya tersenyum dan pergi melangkah keluar mobil tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Rendra turun dari mobilnya dan mengejar Riana yang sudah jalan masuk ke dalam gang menuju rumahnya. Diapun mengambil alih Salsa dari gendongannya dan berjalan masuk ke dalam. Sungguh, Riana tidak mengerti dengan sikap Rendra yang tiba-tiba berubah.
“Mas, biar sama Aku saja, Salsa sangat berat,” Ucapnya. Saat hendak mengambil Salsa dari gendongannya. Rendra menepis tangannya.
“Biar Mas yang gendong, lagi pula ini sudah malam, tidak baik perempuan berjalan sendirian,” Jelasnya.
“Mas, Aku tidak keberatan kok kalau Mas tidak akan pernah mencintaiku, ibu Ratih sudah Aku anggap ibuku sendiri dan Aku tidak mau mngecewakannya. Aku juga tidak keberatan kalau kelak Mas Rendra akan menikahi wanita yang Mas cintai suatu hari nanti.” Seketika Rendra menghentikan langkahnya dan menatap Riana dengan tatapan yang sangat tajam.
“Oh ... jadi, kamu menganggap pernikahan adalah sebuah permainan gitu?”
“Bukan gitu Mas, Aku ga mau aja karena Aku, Mas terpaksa meninggalkan cinta sejati Mas Rendra. Aku ikhlas kok Mas, kalau Mas kelak akan mencari wanita yang Mas Rendra cintai.” Mendengar itu entah kenapa hati Rendra panas akan amarah, dia memalingkan wajahnya dari Riana dan berjalan meninggalkan dirinya. Jujur saat ini dia sangat kesal sekali.
'Kenapa janda ini, bukannya menolak gue? Malah rela dimadu sama gue, dasar perempuan ga waras' batinnya kesal.
Sesampai di depan rumah, Riana mengambil anaknya di gendongan Rendra, “Makasih ya Mas, sudah mengantarkan Aku pulang. Maaf! Karena, sudah malam Aku tidak menawarkan Mas Rendra masuk ke dalam.”
“Ga apa-apa kok, lagi pula memang Saya mau pulang, kalau begitu Saya permisi dulu.” Dia pun pamit dan langsung pulang ke rumahnya.
Kata-kata Riana masih saja terngiang-ngiang di telinga Rendra. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang miliknya. Baru kali ini dia menemukan wanita yang berhati lembut seperti Riana. Tapi, dia tidak akan dengan mudahnya jatuh hati padanya, Cuma karena omongan dia yang tadi. Di sisi lain Riana yang juga sama memikirkan Rendra merasa sedikit sakit hati dengan omongannya tadi selama perjalanan. Kalau bukan karena ibu Ratih yang selama ini sudah sangat baik dengannya, dia juga ogah menikah dengan cowok yang egois seperti Rendra.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dipagi hari keluarga Wicaksono sibuk mempersiapkan hantaran untuk lamaran sederhana sesuai permintaan dari Riana. Disisi lain, Riana sudah memberitahukan pada ayahnya bahwa akan ada seorang pria yang melamarnya. Riana pun bersiap-siap untuk menyambut keluarga Rendra dan dibantu oleh para tetangga. Acara lamaran yang terkesan sangat dadakan ini membuat sang ayah menjadi sedikit tegang dan bisa melupakan satu hari dirinya tanpa meminum alkohol. Hal itu pun membuat Riana sedikit bahagia, dan berharap setelah dia menikah nanti sang ayah bisa sepenuhnya meninggalkan barang haram itu.
Setelah semua persiapan beres keluarga dari Rendra pun menuju ke rumah Riana. Sesampai disana, tanpa basa basi ayah Prabu mulai angkat bicara. Dia meminta izin dari Budi untuk meminang anaknya menjadi istri dari anak sulungnya. Budi menyerahkan semua keputusan pada Riana, kalau anaknya setuju maka dia akan merestuinya. Riana yang mendapat pertanyaan dari sang ayah mengangguk sambil tertunduk malu. Akhirnya kedua keluarga itu mengambil keputusan hari yang cocok untuk keduanya menikah.
Sesuai permintaan kedua mempelai mereka ingin menikah hanya akad saja tanpa adanya resepsi. Dan hanya dihadiri kerabat dekat dan sanak saudara. Akhirnya semua menyetujui keinginan dari keduanya dan pernikahan pun dipercepat dari rencana Ratih semula yaitu satu minggu menjadi tiga hari kemudian. Keduanya hanya bisa mengikuti dan menyetujui rencana sang ibu, karena tidak ada gunanya juga kalau mereka melayangkan protes.
Kedua keluarga masih membicarakan tentang pernikahan sedangkan kedua calon pengantin duduk di luar ruangan. Suasana kala itu sangat canggung, Riana yang hanya diam tertunduk malu sedangkan Rendra yang juga diam menatap tapi kosong lurus ke depan.
“Anak kamu mana?” Tanya Rendra yang mulai membuka suara mencairkan suasana.
“Sudah tidur Mas. Oia Mas, maaf untuk omongan Aku kemarin. Kesannya Aku menganggap pernikahan ini sebagai semua permainan. Tapi Aku bersungguh-sungguh Mas, Aku tidak akan pernah keberatan kalau memang Mas Rendra ingin menikahi wanita yang Mas cintai. Karena, Aku yakin kalau Mas sama sekali tidak mencintaiku dan mungkin tidak akan pernah mencintaiku. Maafkan Aku! Kalau sudah ngomong lancang.”
“Udah ngomongnya?” Riana mengangguk dan dia masih dalam posisi menunduk.
“… Walaupun Aku terpaksa menikah karena keinginan ibu, Aku paling pantang untuk menyakiti hati wanita. Kamu tenang aja, apa yang kamu pikirkan tidak akan terjadi. Aku akan berusaha semaksimal mungkin akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian berdua, walaupun itu hanya akan menjadi status dan tidak lebih.” Lagi-lagi kata-katanya menyakiti hati Riana. Dengan dia mengatakan itu, berarti selama hidupnya bersama Rendra hanya akan sebatas status dan tidak lebih.
'Tuhan izinkan dia membuka hatinya untukku dan mencintaiku dengan tulus' Hanya doa dan harapan itu yang Riana panjatkan.
.
.
.
.
~Bersambung~
Terimakasih
Jangan lupa vote dan komentarnya...