Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).
Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.
Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Viral
Video percekcokan Jessi dan Rio viral dan sayangnya video itu sudah diedit. Ada beberapa percakapan dipotong sehingga jika di posting tentu saja terlihat real. Dan itu semua membuat keluarga Atmaja gempar sehingga Reihan yang baru saja pulang langsung disidang oleh kedua orangtuanya.
"Video ini viral Rei dan aku tahu akibatnya kan?," ucap Kalen menatap serius sang putra. Video ini bisa berakibat fatal pada bisnis keluarga termasuk pada rumah sakit miliknya karena selama ini keluarga Atmaja selalu berusaha menjaga nama baik mereka.
"Pi... sungguh ini tidak benar," jawab Reihan dengan tatapan seriusnya.
Kalen mengangguk kecil, ia tahu putranya jujur dari tatapan kedua mata Reihan. Selama ini Reihan juga tidak pernah berbohong kecuali malam itu saat ia memperkenalkan Jessi sebagai kekasihnya padanya dan sang istri.
"Rei...kamu jujur kan?. Jika semua terbukti benar kamu dan Jessi harus menikah," tanya Dea ingin memastikan kejujuran sang putra. Bukan ia tidak percaya pada Reihan ia hanya ingin memastikan saja.
"Mi...aku dan Jessi ke hotel itu murni karena pekerjaan," jawab Reihan. Ia tidak menyangka jika ada yang merekam video percekcokan mereka. Lalu siapa yang sudah merekam karena seingatnya di sana saat itu suasana sepi karena masih sangat pagi.
Sama akan halnya dengan sang suami, Dea mengangguk kecil, tentu saja ia lebih percaya pada putranya daripada video itu. Dan sekarang yang menjadi pikirannya bagaimana cara menghadapi video yang sudah terlanjur viral itu.
"By... bagaimana ini?," tanya Dea pada sang suami yang terlihat tenang saja padahal keadaan sedang genting. Ini mengenai nama baik putranya dan juga keluarga.
"Aku sudah menghubungi Mika untuk membantu menghapus video itu dan mencari pelaku yang menyebarkannya," jawab Kalen. Mika, sang adik ipar memang sangat ahli dalam bidang IT. Dalam hitungan menit biasanya Mika bisa mengatasinya.
Reihan menghela nafas lega karena Papinya bergerak cepat. Ia percaya Aunty nya itu bisa mengatasinya dengan cepat. Aunty nya memang sepintar itu dalam bidang IT, jika Zain sangat ahli tapi Mamanya jauh lebih ahli.
"Syukurlah semuanya teratasi. Aku benar benar cemas memikirkan nama baik anak kita dan keluarga kita, By," ucap Dea menghela nafas leganya. Selama ini keluarga mereka begitu menjaga nama baik mereka dan tiba-tiba saja ada masalah seperti ini tentu saja membuat ia panik.
"Rei, untuk selanjutnya kamu harus berhati-hati," ucap Kalen. Dulu ia tidak pernah mempekerjakan wanita disampingnya tapi putranya lebih suka mempekerjakan wanita sebagai asistennya. Ini lah dulu yang ia takutkan.
"Iya Pi," angguk Reihan. Ia tidak akan memaafkan orang yang sudah memfitnahnya seperti ini. Dan ia sudah tahu siapa pelakunya tanpa harus mencari tahu.
***
"Ada apa sayang, kamu terlihat begitu serius?," tanya Kaisan pada sang istri. Ia baru saja pulang dari rumah sakit dan belum tahu apa yang menimpa keponakannya. Selama ia bekerja Kaisan memang jarang memegang ponsel kecuali untuk menghubungi istri tercintanya ini.
"Ada sedikit masalah dan ini serius. Kamu bersihkan tubuh kamu dulu sana, baju ganti sudah aku siapkan di ruang ganti," jawab Mika tanpa menoleh pada Kaisan. Jari tangannya bergerak dengan lincah diatas keyboard laptop dengan tatapan mata yang terlihat fokus.
Kaisan mendudukkan disamping sang istri lalu melirik sekilas pada laptop yang ada dipangkuan Mika."Siapa yang sedang kamu selidiki Yang?," tanya Kaisan namun tidak mendapatkan jawaban dari Mika. Wanita itu tampaknya benar-benar fokus pada laptopnya.
Kaisan menggeleng pelan, ia tidak lagi bertanya pada sang istri. Ia memilih untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena seharian bekerja.
"Huh... akhirnya selesai juga," gumam Mika. Ia baru saja selesai menghapus video aslinya dan sekarang tinggal mengirim hasil kerja kerasnya pada Kakak iparnya.
"Dasar tikus kecil, dia tidak tahu berhadapan dengan siapa," gumam Mika dengan jari tangannya bergerak lincah diatas keyboard laptop mengirimkan hasil kerjanya pada Kakak iparnya. Ia yakin Kakak iparnya tidak akan tinggal diam jika keluarganya diusik seperti ini.
Sementara itu di sebuah rumah, tiga orang pria tampak terkejut dengan apa yang terjadi. Video yang berjam-jam mereka edit menghilang begitu saja tanpa jejak.
"Sial, video aslinya juga tidak ada," ucap salah satu dari mereka.
"Jangan bercanda Lo Van, bagaimana bisa hilang sih?," tanya salah satu lagi dari mereka. Mana mungkin bisa video yang tersimpan di ponselnya temannya hilang begitu saja, ini benar benar tidak masuk akal.
"Gue serius Rio, videonya sudah tidak ada," jawab Revan, temannya yang ia minta tolong untuk mengedit video yang ia ambil secara diam-diam. Ia menyewa seseorang saat kejadian merekam percakapannya dengan Jessi dan pria yang ia yakini atasannya Jessi.
"Sial," ujar Rio berdecak kesal. Ia sudah yakin jika video itu viral bisa mempermalukan Jessi yang sudah menolak cintanya. Ia tidak rela Jessi hidup dengan tenang sementara ia tersiksa oleh perasaannya yang tidak bersambut.
"Ada yang sudah melacak kita sama aku yakin orang itu sangat ahli sehingga bisa menghapus video asli yang ada pada kita," ucap Revan.
"Memangnya siapa yang kalian ganggu?," tanya temannya yang sejak tadi fokus pada game yang ada di ponselnya. Ia tidak tertarik untuk ikut campur karena bukan ranahnya, ia tidak bisa apa-apa kecuali bermain game.
"Dari data yang tadi gue baca, pria yang bersama Jessi itu adalah Reihan Atmaja, seorang dokter ahli bedah," jawab Revan.
"Reihan Atmaja?. Fix...kalian berdua dalam masalah besar," ucap temannya itu meletakkan ponselnya diatas meja.
"Memangnya siapa sih Reihan Atmaja ini, Aji?," tanya Rio masih dengan wajah tenangnya.
"Dia adalah anak konglomerat di kota ini dan kalian tahu meraka tidak segan-segan untuk menghabisi orang yang berbuat masalah dengan keluarga mereka," jawab pemuda bernama Aji itu.
"Aku tidak takut, negara kita ini negara hukum. Kita bisa melaporkan perbuatan mereka ke pihak berwajib," jawab Rio.
"Rio, bokap gue bekerja sebagai sopir mereka. Bokap gue tahu bagaimana kejamnya bokap dari Reihan Atmaja ini. Lo mungkin tidak akan dibunuh tapi disiksa lalu dibuat gila. Mau kalian berdua. Bokap gue sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana akhir hidup dari orang yang berurusan dengan keluarga Atmaja," ucap Aji.
"Lo jangan menakuti-nakuti kita, Ji," karena Revan. Ia sudah mengetik nama Reihan Atmaja namun yang ia tidak menemukan informasi apapun.
"Siapa yang menakut-nakuti kalian. Ini Faktanya," jawab Aji.
"Gue pulang dulu, gue tidak mau ikut terseret dalam kasus kalian karena gue memang tidak iku campur sejak tadi," ucap Aji segara beranjak pergi dari kediaman temannya itu.
"Sudahlah, jangan dengarkan apa yang dikatakan Aji. Tuh anak kadang sok tahu," ucap Rio menenangkan temannya.
Tok tok tok
"Aji balik lagi tuh," ucap Rio.
"Mana ada tuh anak kalau datang kesini ketuk pintu dulu. Biasanya langsung masuk begitu saja," jawab Revan.
"Lalu siapa?," tanya Rio dengan kening berkerut.
"Jangan-jangan...
...****************...