Li Mei, putri sah dari Jenderal Besar, dijebak oleh saudara tirinya dan selir ayahnya atas tuduhan pengkhianatan.
Di tengah hujan deras, di hadapan rakyat yang mencemoohnya, Li Mei berlutut di atas panggung eksekusi, menunggu algojo mengayunkan pedangnya. Keluarganya hanya menatap dingin ke arahnya.
Namun, saat bilah tajam hampir menyentuh lehernya, suara dingin dan mekanis tiba-tiba menggema di kepalanya:
[“Sistem Reinkarnasi Aktif. Apakah Anda ingin hidup kembali dan membalas dendam?”]
Ya!
Saat Li Mei membuka mata, dirinya terbangun di saat usianya masih 17 tahun. Di mana ia belum bertunangan dengan putra mahkota. Li Mei bersumpah untuk tidak mengejar cinta keluarga dan putra mahkota.
INGAT! KALAU TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP! TIDAK PERLU MEMBERIKAN RATING BURUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta 2
Aula utama Istana Kekaisaran Qianlong dipenuhi cahaya lentera yang berkilauan. Wangi dupa khas kerajaan memenuhi ruangan, bercampur dengan aroma anggur dan hidangan mewah yang telah disiapkan untuk para tamu.
Para pejabat dan bangsawan duduk di tempat mereka masing-masing, membentuk barisan rapi. Di bagian kanan aula, keluarga Jenderal Li Zhen mengambil tempat kehormatan.
Seperti yang sudah diduga, Li Zhu, Li Yuan, Li Shimin, dan Ling Zhi duduk di barisan depan, tepat di hadapan para pejabat tinggi dan keluarga kekaisaran.
Sedangkan Li Mei?
Gadis cantik itu mengambil tempat di bagian paling belakang, duduk diam, menjaga jarak.
Wajahnya tetap tenang di balik cadar tipis yang menutupi sebagian besar parasnya. Seperti yang sudah direncanakannya, Li Mei menyembunyikan auranya, menghindari perhatian berlebihan.
Sementara para bangsawan mulai berbincang-bincang dengan riuh, hanya Li Mei yang duduk diam.
Li Mei tidak tertarik dengan semua kemewahan ini. Baginya, pesta ini hanya sebuah sandiwara.
Namun, dalam keheningannya, matanya tajam mengamati setiap orang di aula, setiap ekspresi, setiap gerakan.
Tak lama, suara gong menggema di seluruh aula.
Gong!
Keluarga Kekaisaran Qianlong akhirnya tiba.
Pintu utama terbuka, dan para kasim dengan suara lantang mengumumkan kedatangan Kaisar Qian Du dan Permaisuri Dao.
"Yang Mulia Kaisar, Permaisuri Dao dan Selir Rong memasuki aula."
Seluruh aula langsung terdiam. Para tamu, tanpa terkecuali, segera berdiri dan memberikan hormat.
"Hormat kepada Yang Mulia Kaisar, Permaisuri Dao dan Selir Rong!"
Kaisar Qian Du, seorang pria dengan aura tegas dan mata tajam, melangkah masuk dengan jubah emasnya yang berkilauan. Di sisinya, Permaisuri Dao, seorang wanita yang anggun namun penuh wibawa, berjalan dengan tenang.
Di belakang mereka, seorang wanita lain menyusul dengan langkah penuh keanggunan.
Selir Rong.
Tidak seperti Permaisuri Dao yang memiliki aura dominan, Selir Rong lebih tenang dan misterius, seolah tak ingin mencolok.
Tak lama, suara langkah kaki kembali terdengar.
"Putra Mahkota Qiang Feng dan Pangeran kedua Qian Ting, memasuki aula." suara teriakan Kasim terdengar lantang.
Putra Mahkota Qian Feng dan Pangeran Qian Ting memasuki aula.
"Hormat kami Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran kedua Qian Ting," ucap para tamu serempak.
Saat melihat kedua pria itu, para nona bangsawan menahan jeritan kecil dan buru-buru memperbaiki penampilan mereka.
Putra Mahkota Qian Feng, sang pewaris takhta, mengenakan jubah merah tua dengan bordiran naga emas. Wajahnya tampan, namun ekspresinya dingin dan arogan.
Di sampingnya, Pangeran Qian Ting, adiknya yang lebih muda, tampak lebih santai dengan jubah biru tua. Meskipun tidak seterang Qian Feng, pesonanya tetap mampu membuat para gadis di aula menatapnya dengan penuh kekaguman.
Li Zhu, yang duduk di barisan depan, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Saat matanya bertemu dengan Putra Mahkota Qian Feng, ia tersenyum sombong.
Baginya, pesta ini adalah panggung untuk memperlihatkan betapa pantas dirinya berdampingan dengan Qian Feng.
Putra Mahkota Qian Feng terlihat melirik Li Mei, tapi gadis cantik itu hanya tetap tenang tidak seperti biasanya.
Ada apa dengan dirinya? pikir Putra mahkota Qian Feng, tapi dia mencoba acuh tak acuh.
Di sisi lain, Li Mei yang mengetahui dirinya di tatap oleh Qian Feng, hanya terlihat biasa saja.
Meskipun ini adalah pertemuan keduanya dengan Qian Feng setelah reinkarnasi, tidak ada lagi perasaan dalam hatinya.
Dulu, Li Mei akan langsung tertunduk gugup atau berusaha mencari perhatian pria itu.
Tapi kini?
Tidak ada lagi Li Mei yang bodoh.
Setelah semua keluarga kekaisaran mengambil tempat mereka, Kaisar Qian Du akhirnya berdiri. Dengan suara dalam dan berwibawa, ia berkata,
"Pesta penyambutan untuk Jenderal Li Zhen resmi dimulai."
Aula kembali bergema dengan suara tepuk tangan. Di antara tepukan itu, Jenderal Li Zhen bangkit dari tempat duduknya, memberikan hormat kepada Kaisar Qian Du.
"Hamba berterima kasih kepada Yang Mulia atas kehormatan ini."
Kaisar Qian Du mengangguk. "Keberanianmu dalam menumpas pemberontakan adalah kebanggaan bagi kekaisaran ini, Jenderal Li. Malam ini, nikmatilah pesta ini sebagai bentuk penghargaan kami."
Pesta pun dimulai.
Para pelayan mulai menyajikan hidangan-hidangan mewah ke meja para tamu, sementara musik lembut mulai mengalun, mengiringi para penari yang memasuki aula untuk menghibur para hadirin.
Namun, di balik kemeriahan ini, sebuah pengumuman besar masih menunggu.
Dan Li Mei sudah tahu apa itu. Dengan tatapan tenang di balik cadarnya, ia hanya menunggu saat itu tiba sambil sesekali menyesap teh miliknya.
***
Para bangsawan kembali berbincang-bincang setelah beberapa penari menyelesaikan tarian.
Para pejabat dan bangsawan itu mengangkat gelas anggur mereka, dan melemparkan pujian kepada Jenderal Li Zhen.
Beberapa di antara mereka terlihat berusaha menjilat, memberikan sanjungan berlebihan atas kemenangan sang jenderal dalam menumpas pemberontakan.
“Jenderal Li, kemenangan ini benar-benar luar biasa! Dengan keberanian dan kecerdikan Anda, pemberontakan bisa dihentikan tanpa banyak korban dari pihak kekaisaran!”
“Betul sekali! Kekaisaran Qianlong sangat beruntung memiliki seorang panglima perang sekuat Anda!”
Jenderal Li Zhen hanya menanggapi dengan anggukan kecil, menikmati sanjungan tersebut tanpa ekspresi yang berarti.
Namun, tidak semua pujian itu tulus.
Beberapa bangsawan yang memiliki anak perempuan tampak lebih bersemangat dalam memuji.
Mereka tidak hanya ingin mencari dukungan dari Jenderal Li Zhen, tetapi juga mencoba mendekatkan putri mereka kepada salah satu putra keluarga Li.
“Jenderal, putra-putra Anda, Tuan muda Li Yuan dan Tuan muda Li Shimin, benar-benar gagah dan berbakat. Pasti banyak nona bangsawan yang mengagumi mereka!”
Mendengar itu, Li Yuan dan Li Shimin tersenyum tipis, menerima pujian itu dengan senang hati.
Namun, di antara mereka yang membicarakan keluarga Jenderal Li, hampir tak ada yang menyinggung Li Mei.
Bagaimana mungkin?
Gadis yang dulu dikenal buruk rupa dan bodoh itu tidak memiliki nilai untuk dibicarakan.
Di tengah keramaian, sepasang mata tajam sesekali melirik ke arah seseorang.
Putra Mahkota Qian Feng.
Meski sedang berbincang dengan pejabat tinggi, matanya berkali-kali melirik ke arah Li Mei. Ia tidak mengerti mengapa gadis itu terasa berbeda.
Dulu, setiap kali ada acara seperti ini, Li Mei akan dengan bersemangat mendekatinya, mencoba menarik perhatiannya, dan membuatnya kesal dengan sikapnya yang menjengkelkan.
Tapi sekarang…
Gadis itu hanya duduk diam di tempatnya, tanpa sedikit pun mencoba menarik perhatian siapa pun.
Seolah semua ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Tidak ada sorot mata penuh harap, tidak ada senyuman bodoh, tidak ada usaha untuk mendekatinya.
Justru, dengan pakaian biru mudanya yang elegan dan sikapnya yang tenang, gadis itu terlihat lebih berkelas dibanding sebelumnya.
Tanpa sadar, kening Qian Feng berkerut. Ada sesuatu yang berubah. Dan perubahan itu, untuk pertama kalinya, membuatnya tidak nyaman.
Sementara itu, Li Mei tetap diam di tempatnya, sepenuhnya sadar bahwa seseorang terus mengawasinya.
Dulu, Putra Mahkota Qian Feng adalah pusat duniaku, pikirnya.
Sekarang?
Ia hanya bagian dari masa lalu yang tidak lagi memiliki tempat di hatinya.
jangan pernah ada penyesalan di kemudian harinya
menyesal pun sudah tak ada artinya lagi buat keluarga Li😤😤😤😤😤
demi hasutan dari seorang selir and anak tiri, dengan tega nya membuang anak kandung nya😤😤😤😤😤😤😤
and jangan sampai menjilat ludah sendiri
karena tu akan sangat memalukan🤣🤣🤣🤣🤣
bikin ketagihan baca
update nya juga ngga pelitt