NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen Angst / Teen School/College / Menyembunyikan Identitas / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Kuliah

Season Ke- 1 : Dear, Anak Tetangga

Season ke - 2 : Dear, Anak Majikan

Season ke - 3 : Dear, Anak Presdir

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah stay di romansa Batari. Jangan lupa tinggalkan jejak, like, subscribe, vote, mawar, kopi maupun tonton iklan, yah. Agar author lebih semangat lagi updatenya.

Happy reading.

❤️❤️❤️

...🎀🎀🎀...

...Asta...

...✦•┈๑⋅⋯ ⋯⋅๑┈•✦...

Hujan.

Dalam hitungan detik, gue basah kuyup.

Sakit.

Badan gue sakit, apalagi muka. Berdenyut parah, darah mengucur dari hidung, mengalir ke mulut, terus bercampur sama air hujan yang menetes di wajah sebelum jatuh ke dagu. Salah satu mata gue setengah ketutup, dan tiap kali mencoba melek, rasa nyerinya bikin gue mengeluh pelan.

Gue bukan tipe orang yang doyan berantem. Gak pernah juga buat memulai ribut sama orang. Ironisnya, sekarang gue malah terkapar di gang sempit dengan punggung menempel ke tembok, bersusah payah biar bisa tetep duduk.

Luka-luka kecil di muka rasanya perih banget waktu kena air hujan, sama kayak kuku-kuku jari gue yang pada pecah gara-gara mencoba ngelawan. Gue menyeringai nahan sakit.

Hari ini pertama kalinya gue sebagai anak kampus.

Tapi ya, hasilnya?

Berantakan.

Baru saja keluar dari Coffe, tiba-tiba gue dirampok, dihajar sampai gak sadar. Gue gak ngerti kenapa mereka harus mukulin gue segitunya, padahal gue udah kasih semua barang gue tanpa perlawanan.

"Jangan tidur, Asta," gue ngomong ke diri sendiri, maksa biar tetep melek.

Gue kebanyakan kena tendang di kepala, dan gue tahu gue butuh pertolongan.

Gue butuh dokter sebelum ketiduran, atau ya, sesuatu kayak gitu lah yang pernah dijelasin Anan, kakak gue, yang udah bertahun-tahun kuliah kedokteran. Tapi ya, susah banget buat tetep melek.

Pandangan gue makin buram, dan bahkan nelan ludah saja sakitnya minta ampun. Gue tahu harus bangun, tapi tiap kali coba berdiri, badan gue langsung nyerah, dan gue balik jatuh ke tembok lagi.

Mau teriak minta tolong juga percuma, suara hujan yang deras banget menabrak aspal dan tong sampah di sekitar gue bikin semua suara tenggelam. Dingin mulai bikin gue gemeteran, tangan sama kaki gue mati rasa.

Gue tidur sebentar saja… cuma sebentar sampai hujan reda.

Satu detik kemudian.

Mata gue mulai menutup sendiri, kepala jatuh ke samping.

Citrus.

Aroma parfum yang nyerempet hidung bikin gue sedikit bangun. Gue baru sadar, kalau air hujan sudah gak langsung kena kulit gue lagi. Gue maksa buat buka mata, samar-samar ada sosok di depan gue, bayangannya kabur, tapi dia lagi memegangi payung, menutupi kita berdua dari hujan.

"Ey, ey," bisik suara cewek, sosok itu menunduk. "Lo bisa dengar gue?"

Gue mengangguk pelan, buat ngomong saja udah gak ada tenaga.

"Gue udah nelpon ambulance, mereka bilang bakal nyampe lima menit lagi. Gue harus jagain lo biar tetep sadar."

Suaranya lembut, menenangkan banget, bikin gue makin pengen tidur.

"Ey!" Tiba-tiba tangannya megang muka gue yang udah babak belur, rasa sakitnya nusuk sampai ke tulang, bikin gue gemetar.

"Maaf, tapi lo gak boleh tidur."

Nafas gue berat, keluar dalam hembusan putih tipis karena dingin.

"D-dingin," gumam gue, dengan suara gemetar.

"Ya jelas lo kedinginan, ash," dengusnya pelan, ada kecemasan di suaranya. "Gimana nih… Lo tahan bentar lagi, ya?"

Dengan lemah, gue ulurkan tangan ke arah dia. Gue pegang ujung bajunya dan tarik pelan ke arah gue. Dia kaget, nyaris teriak pas tubuhnya jatuh ke atas gue, berlutut di antara kaki gue yang terbuka di atas aspal basah.

Dingin.

Gue angkat tangan satunya, lingkarkan tangan di pinggangnya, dan menempel ke dia. Muka gue langsung menyusup ke dadanya.

"Eh! Ey! Hiiishhhh!"

"Anget..." bisik gue, badan gue masih gemetar, membasahi bajunya yang sudah setengah basah juga.

Dia awalnya berusaha melepaskan gue, tapi terus dia mengeluh pelan dan nyerah. "Oke, gue biarin lo kali ini, karena lo kelihatannya parah banget dan lo benaran kayak es batu," gumamnya.

Gue diam, menikmati hangat tubuhnya, aromanya, campuran parfum Citrus sama bau alami kulitnya.

"Dan asal lo tahu," lanjutnya santai, "gue gak biasa ngasih pelukan ke cowok. Lo beruntung, oke."

Gue gak tahu dia bercanda atau serius, tapi gue gak peduli. Gue cuma mau diam di sini. Jantungnya berdetak kencang.

Kenapa?

Dia takut?

"Oi, tapi jangan tidur ya? Gue udah bisa dengar suara sirine. Lo bakal baik-baik aja."

Gue juga bisa dengar sirine itu. Terus tiba-tiba ada banyak langkah kaki. Dia buru-buru menjauh dari gue, merapikan dirinya sambil berdehem.

Gue mau protes, tapi dinginnya hujan langsung menusuk lagi.

Tiba-tiba ada beberapa orang di depan, senter mereka menyorot langsung ke muka gue. Semuanya jadi kabur.

Gue udah ditaruh di atas tandu, tapi tangan gue masih mencari dia. Dia lihat itu, dan tangannya langsung meraih tangan gue.

"Lo bakal baik-baik aja," bisiknya, menggenggam tangan gue erat sebelum akhirnya lepas.

Terakhir yang gue lihat sebelum semuanya nge-blank, dia masih berdiri di sana, di tengah gang, di bawah payungnya.

Dia yang menyelamatkan gue.

Dan gue yakin, gak bakal pernah lupa sama cewek yang sudah gue temukan di tengah hujan

1
Nur
lanjut
Ummi Yatusholiha
hadeuh phyton, pliss gak usah takut melawan. baru nyadar kan kamu klo melvin itu monster
Ummi Yatusholiha
biang kerok deh si melvin
Ummi Yatusholiha
ternyata ibu astuti tetap manusia bermuka dua
Ummi Yatusholiha
semangat asta 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
phyton 🥺🥺🥺
Ummi Yatusholiha
bagus asta, gitu dong
Ummi Yatusholiha
ketebak banget ya asta 😄
Ummi Yatusholiha
bener banget sih mama selma
Ummi Yatusholiha
wah astaaaa,apa bener kamu juga suka sama phyton, ribet nih 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ummi Yatusholiha
udah deh asta,pastaiin perasaan kamu sebenarnya gimana ke selma, trus ambil keputusan buat ngelanjutin atw berhenti
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!