Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Orang
Jovanka terpaksa menyerahkan bekalnya pada Rendy, ia sendiri belum makan apapun, tak mungkin ia memesan makan siang, tiga puluh menit lagi mereka akan meeting, sehingga terpaksa Jovanka turun sejenak ke cafetaria yang berada di lantai dasar, setelah itu ia bergegas menuju lift, kebetulan terbuka, ia langsung berlari masuk ke dalam lift, memencet lantai lima belas dimana ruangannya berada, tiba-tiba lift terbuka kembali, jovanka yang sedang mengunyah roti langsung menyembunyikan di belakang tubuhnya
Pria itu berdiri lama didepan pintu lift membuat Jovanka yang tadinya menunduk langsung menengadahkan wajahnya
terlihat seorang pria tampan sedang menatapnya sambil menaikan alisnya sebelah
"Kau sedang tidak menguntit ku kan??? bagaimana aku bisa terus bertemu denganmu??" ucapnya penasaran
"Kau terlalu memandang tinggi dirimu tuan, buat apa saya menguntit mu, tak ada kerjaan" Dengus Jovanka kesal, setiap bertemu dengan pria ini entah mengapa mood nya langsung down, rasa lapar yang sedari tadi menyiksa nya langsung lenyap begitu saja
"Pertemuan pertama, kedua, mungkin tak sengaja.
pertemuan ketiga dan seterusnya apa bisa di katakan jodoh??" goda Arjuna tersenyum senang melihat wajah Jovanka memerah
"Kalau minumnya semalam, maboknya jangan sekarang dong" ucapnya menghentakkan kakinya kesal, pintu lift terbuka, lantai lima belas dimana ruangannya berada
"Kalau habis ini kita bertemu lagi aku pastikan kamu akan mengikuti perkataan ku nona" ucap Arjuna penuh Arti
"Kalau mau kerja, cuci muka dulu, biar gak mimpi sambil berjalan. by the way, gimana rendangnya??? enak??? " goda Jovanka bersedekap dada
"Mana ku tahu" ucap Arjuna
"Haha gitu aja malu, tuh bumbu rendang masih ada di pipimu" ucap Jovanka lalu tertawa terkekeh meninggalkan Arjuna
Sementara wajah Arjuna sudah merah karena malu, ia mengutuk Rendy yang beberapa waktu lalu memaksa menyuapinya, sepertinya Rendy sengaja mau membuatnya malu
"Rendy sialaaaaan" geramnya.
Arjuna langsung menuju ke ruangan Rendy, rasanya ia ingin mencabik-cabik wajah Rendy, dimana ia harus menyembunyikan malunya di depan wanita itu, terlihat Sekali Jovanka sangat puas menggodanya.
"Kemana Rendy???" tanya Arjuna yang tidak menemukan keberadaan sahabatnya itu
"Pak rendy sudah keruang rapat pak beberapa menit lalu, ini saya mau kesana mengantar berkas yang tertinggal, ada yang perlu saya bantu pak???"tanya asisten pribadi Rendy
"Ah gak usah, terima kasih Lala" ucap Arjuna langsung menuju ruangannya
"Pak, rapat akan segera di mulai" ucap asisten pribadi Arjuna menghampiri Arjuna begitu ia sampai
"Tunggu saya sepuluh menit" ucap Arjuna langsung masuk ke dalam ruangan pribadinya, mencuci muka dan menggosok gigi, ia mengatupkan rahangnya karena masih kesal dengan Rendy, setelah selesai merapihkan!n diri Arjuna langsung berjalan menuju ruang rapat diikuti asisten pribadinya dan sekertaris ya
Sepanjang perjalanan menuju ruang meeting, Arjuna memikirkan bagaimana jika nanti bertemu dengan Jovanka, ia masih malu karena kejadian barusan.
Hingga kini ia sudah berada di depan ruang meeting, Arjuna menghentikan langkahnya
"Pak, ada yang salah??" tanya asisten pribadinya
"Tak ada" ucap Arjuna meneruskan langkahnya.
semua orang langsung berdiri dari bangkunya tak terkecuali Jovanka, ia terkejut melihat Arjuna, dan lebih terkejut lagi saat Arjuna duduk di bangku yang di persiapkan untuk pimpinan perusahaan
Sangat berbeda dengan pria yang ia temui tadi, kini aura kharismatik dan tegas terpancar di wajahnya, seolah pria ini dua orang yang berbeda saja
Jovanka seolah kehabisan kata-kata, ia menelan Saliva nya dengan susah, pria yang selama ini bertengkar dengannya adalah seorang CEO di perusahaannya.
bukankah Emil mengatakan jika pria menyebalkan ini adalah asisten pribadi CEO bernama Wiliam?? bagaimana???
Sial Emil mungkin mengerjai ku???" gumam Jovanka dalam hati
"Silahkan untuk kepala team perencanaan untuk menyampaikan gagasannya. berkaitan dengan proyek terbaru kita" ucap Asisten pribadi Arjuna bernama Wiliam.
Jovanka yang sejak tadi melamun tidak mendengar ucapan Wiliam, hingga suara Yeni menyadarkannya
Jovanka terlihat gelagapan, semua mata memandang kearahnya, tak terkecuali Arjuna yang menatapnya tajam, ia sangat tidak suka ada orang yang tidak serius bekerja
"Kalau kamu sedang tidak fokus kerja, sebaiknya kamu cuci mukamu" ucap Arjuna membuat Jovanka semakin malu
"Maaf pak, maaf" ucap Jovanka merutuki kebodohannya dalam hati
"Rendy merasa kasian, ia memberi kode pada map yang di pegang Jovanka, membuat Arjuna ingin segera melempar sahabatnya keluar dari ruang rapat
Setelah Jovanka menarik nafas, ia lalu mulai merincikan semua gagasannya dalam proyek pembangunan cottage yang akan mereka mulai enam bulan lagi, Kebetulan Jovanka sangat mengenal daerah itu, daerah yang terkenal akan tebing batu yang indah serta pantainya yang menawan
walau beberapa waktu lalu Jovanka sudah kehilangan muka, namun presentasinya bisa dikatakan tak burik, terlihat Arjuna dan Rendy mengangguk-angguk menyimak Jovanka
Meeting hari ini akhirnya di tutup tepat jam lima sore, meeting selanjutnya akan diadakan seminggu lagi, dengan beberapa revisi.
Jovanka membereskan berkas di mejanya, ia sengaja ingin segera meninggalkan ruangan tersebut, sebelum pria menyebalkan itu yang ternyata bos nya menginterogasinya.
"Untuk nona Jovanka harap tetap di ruangan karena saya masih ada yang akan saya bicarakan." ucap Arjuna membuat kaki Jovanka lemas, pria itu tentu saja tak akan melepaskannya begitu saja setelah ia kurang ajar padanya
"Aaaarrgghh kenapa hidup gue gelap begini harus ketemu atasan model dia??? dia pasti ingin membuat perhitungan karena gue dah kurang ajar sama dia" gumam Jovanka dalam hati
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..
mungkin lebih tepatnya begitu
mungkin begitu ya thor?😊