Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10.
Ricard tidak menyangka, selama ini Melanie selalu mengirimi pesan kepada Eleanor. Pesan kebersamaannya bersama Melanie.
Ia baru menyadari, selama ini selalu menghabiskan waktu bersama dengan Melanie dari pada Eleanor. Setelah membaca pesan Melanie kepada Eleanor, baru ia menyadari kesalahannya.
Mata Ricard kembali memeriksa pesan di ponsel Eleanor, merasa tidak yakin dengan apa yang ia baca dan lihat. Matanya nanar melihat pesan Eleanor membalas chat Melanie.
Chat terakhir Eleanor membalas pesan Melanie, mengatakan kalau Eleanor memberikannya kepada Melanie, sesuai apa yang diinginkan Melanie.
Ricard menggenggam erat ponsel Eleanor dengan erat, ia tidak menyangka Eleanor sudah tidak menyukai nya lagi. Ia tahu Eleanor sangat mencintai nya, tidak mungkin Eleanor begitu saja menyerah padanya.
Ricard bangkit dari terjatuhnya, dan bergegas membuka pintu apartemen Eleanor, dengan menggunakan password yang biasa ia ketahui.
Klik!
Ia tidak menyangka pintu apartemen Eleanor terbuka. Terakhir kali ia coba membuka pintu apartemen Eleanor, tidak dapat ia buka sama sekali.
Ia pun bergegas masuk ke dalam apartemen Eleanor, dan ia kembali shock melihat apartemen Eleanor terlihat kosong. Ia kemudian memeriksa kamar Eleanor, dan ia juga mendapati kamar kosong.
Satu pun pakaian Eleanor, tidak terlihat dalam lemari pakaian Eleanor. Perasaan Ricard semakin tidak menentu. Ia benar-benar telah kehilangan Eleanor.
Ia pun dengan cepat bergegas meninggalkan apartemen Eleanor. Ia harus ke bandara untuk mengejar Eleanor, yang ia yakin sekali kalau Eleanor kembali ke ibukota.
Sementara itu di bandara, Eleanor akhirnya bernafas dengan lega, saat ia masuk ke dalam pesawat. Ia tersenyum memikirkan bagaimana ekspresi wajah Ricard, saat melihat siapa mempelai wanitanya.
"Dia harus berterimakasih padaku, karena telah mengabulkan keinginan nya, akhirnya dapat bersama dengan wanita yang sangat ia sayangi" gumam Eleanor memejamkan matanya sembari tersenyum lega.
Pesawat pun perlahan lepas landas, dan meninggalkan kota kelahiran Ricard, yang penuh luka di hati Eleanor. Luka yang dalam, yang sangat sulit Eleanor lupakan.
Eleanor membuka matanya kembali, saat pesawat turun landas di bandara ibukota. Ia kembali merasa lega, akhirnya ia sampai dengan perasaan bahagia, meninggalkan rasa lukanya di kota Ricard.
Sesuai apa yang di katakan Ibunya, Eleanor akan di jemput di bandara setelah sampai di ibukota. Tapi yang ia tidak duga, ia di jemput seorang pria yang terlihat sangat tampan.
Saat ia keluar dari pesawat, Ibunya meneleponnya mengatakan, kalau yang akan jemputnya ke bandara adalah tunangannya, James Sebastian.
Dan, saat ini James berdiri di luar mobil menunggunya. Eleanor melangkah dengan perasaan canggung, dan perasaan malu melihat James.
Sebelumnya ia belum pernah bertemu dengan James, saat ia terakhir kali di tabrak mobil di kehidupannya yang lalu.
Ia tidak menyangka James memiliki penampilan, yang jauh berbeda dengan Ricard. James memiliki tubuh yang lebih jangkung dari Ricard.
"Ha.. hai!" sapa Eleanor mencoba tersenyum pada James, seraya melangkah mendekati mobil, di mana James berdiri diam di sisi mobil.
James tidak membalas sapaan Eleanor, sikapnya tetap diam dan terlihat dingin padanya. James kemudian membukakan pintu mobil penumpang depan untuknya.
James tetap tidak mengeluarkan satu patah kata pun, sampai Eleanor masuk ke dalam mobil, setelah James memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.
Setelah mobil keluar dari lokasi bandara, dan meluncur ke jalan raya, barulah Eleanor mencoba membuka suara, memecah keheningan di antara mereka.
"Eng... sepertinya Mama telah mengganggu waktu sibuk mu, untuk menjemput ku ke bandara, seharusnya tadi kamu tolak permintaan Mama, aku bisa pulang dengan naik taksi!" kata Eleanor hati-hati dengan nada setenang mungkin.
James tetap diam tidak merespon apa yang ia katakan. Eleanor semakin tidak enak hati, karena James masih tidak mengatakan apa pun.
Eleanor dengan erat memegang sabuk pengaman, yang terpasang di tubuhnya. Sebelumnya ia mengatakan hal yang kasar pada James sebelum ia tertabrak mobil.
Saat James menghubunginya melalui ponselnya, dengan nada yang ramah James mengenalkan namanya, dan ingin segera bertemu dengannya.
Tapi ia menjawab James dengan kata-kata kasar, kalau ia tidak ingin berkenalan dengan James. Ia juga mengatakan tidak tertarik dengan James, karena ia telah memiliki seorang kekasih, yang tidak lama lagi akan ia nikahi.
Tapi itu kan di kehidupannya yang lalu, dan saat ini ia mengulang kembali, saat Ricard meninggalkannya di Altar. Apakah.. dalam kehidupan ini, ia sebelumnya juga telah mengatakan kata-kata kasar itu pada James?
Eleanor menepuk jidatnya, ia lupa telah mengatakannya sebelum tertabrak mobil. Pantas saja James bersikap dingin padanya, karena ia telah mengatakannya sebelumnya.
Bersambung.....