Vania gadis yang cantik nan baik hati, istri dari Jonathan Cristian Grisworld, tapi entah apa penyebab nya Vania berubah menjadi wanita gila, tetapi hal itu tidak mengurangi cinta Jonathan kepada nya,.
hingga suatu malam yang sunyi Vania melompat ke dalam kolam renang tanpa sadar dan hal itu membuat jiwa nya mati dan dan di gantikan oleh jiwa lain yang masuk kedalam raga nya. dan mulai dari situlah balas dendam di mulai, jiwa baru yang menghuni raga Vania bukan lah sosok yang lemah dan mudah di tindas.
siapakah sosok pemilik Jiwa itu ?
dan siapa yang membuat Vania asli berubah menjadi wanita gila ?
yang penasaran dengan kisah nya kkyyuuukkk mampir ya guysss, aku menunggu kalian. 🤗 jangan lupa Like, Comen dan Vote semoga kalian suka 🙏🤗
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu tidak bisah membunuh ku semudah itu
.
.
" MATI KAMU " teriak Iren
" NYONYA AWAS..." teriak Yuna tetapi ia tidak bisa bergerak sedikit pun dari tempat nya
Vania bukan lah wanita bodoh, sebagai Selina di kehidupan sebelum nya hal seperti ini hanya lah hal kecil bagi nya, hanya saja tubuh Vania ini sangat lah lemah.
Vania menangkap tangan kanan Iren yang memegang pecahan guci, dan tangan kiri nya mencekik leher Iren dengan sekuat tenaga .
Yuna syok melihat nya bahkan wanita itu sampai menutup melut nya tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh nyonya nya . " kamu tidak bisa membunuhku semudah itu " Vania berkata dengan menatap tajam Iren
Iren tidak bisa bernafas akibat cekikan Vania yang kuat bahkan kuku panjang wanita itu menancap di kulit leher nya .
Vania mendorong tubuh Iren dengan kekuatan yang ia punya, hingga tubuh Iren menghantam tembok dengan keras .
" aku bukan Vania yang dulu, Vania yang bisa kamu tindas semaumu " ucap Vania menatap tajam Iren yang sudah hampir kehabisan nafas itu
Yuna masih berdiri di tempat nya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menatap kedua wanita itu.
Vania melepaskan cengkraman tangan nya di leher wanita paru baya itu, hingga membuat Iren jatuh ke lantai dengan nafas yang terengah-engah
Vania berjongkok di hadapan Iren lalu memegang dagu Iren hingga membuat kepala wanita paru baya itu mendongak ke atas dengan nafas yang masih terengah-engah
" dengar aku baik-baik,... ini baru permulaan, dan masih banyak lagi yang harus kamu terima atas kelakuan mu dulu kepada ku " ucap Vania lalu menghempaskan wajah Iren
" bawa dia keluar dari kamar ku " ucap Vania melangkah keluar dari kamar nya
Yuna masih tidak bergerak ia sangat syok melihat kelakuan nyonya nya yang sangat sadis itu, ia tidak menyangka wanita yang memiliki wajah yang cantik dan suara yang lembut itu bisa melakukan hal sesadis ini.
" uh... uhh... " Iren masih berusaha untuk mengatur nafas nya dengan tubuh nya yang masih terduduk di atas lantai marmer yang dingin
Yuna menghampiri nya dan ingin membantu wanita paru baya itu untuk berdiri, tetapi dengan cepat Iren menepis tangan nya dengan kasar
" ja.. jangan... menyentuhku " ucap Iren
" saya juga tidak ingin menyentuh anda tetapi ini perintah dari nyonya jadi ya... terpaksa saya melakukan nya " Yuna menatap sinis wanita paru baya itu
Iren berusaha berdiri dengan berpegangan di tembok " li.... li... hat saja aku akan membuat dia menyesal sudah memperlakukan ku seperti ini " Iren melangkah keluar dari kamar Vania dengan sempoyongan.
Yuna hanya memperhatikan nya saja, karena percuma juga ia membantu nya Iren tidak ingin di sentuh oleh nya.
Yuna mengangkat kedua bahu nya acuh ia melangkah keluar dari kamar Vania melewati Iren begitu saja.
" semangat jalan nya semoga anda tidak pingsan di tengah jalan " masih sempat nya Yuna mengatakan itu kepada Iren yang berusaha untuk berjalan.
Vania kini sedang berada di halaman mansion besar , ia duduk di kursi yang ada di halaman itu yang menghadap langsung ke arah kolam ikan, Vania menatap berbagai macam warna ikan hias yang ada di dalam kolam itu .
" menjadi seorang Vania sangat lah tidak gampang, dimana aku harus memperlihatkan sifat asli pemilik tubuh ini kepada suami nya, uuuhhhfff .... ini seperti mimpi buruk bagiku, dimana dulu aku tidak ingin mempunyai suami dan memilih tidak menikah, dan justru takdir membawaku ketubuh wanita yang sudah bersuami " gumam nya dengan menatap ikan hias di dalam kolam
" nyonya " Yuna melangkah menghampiri nya seraya membawa secangkir teh hangat
Vania hanya menengok ke arah perawat nya itu dengan sekilas lalu ia kembali melihat ikan didalam kolam.
Yuna meletakkan cangkir yang bersikan teh hangat itu di samping sang nyonya " dimana wanita licik itu " tanya Vania meraih cangkir teh nya lalu meminum nya
" sudah kembali kekamar nya nyonya , dan dia yang berjalan sendiri dia tidak ingin di sentuh oleh ku " jelas Yuna
" hhhmmm.... biarkan saja " ucap Vania santai lalu kembali meletakkan cangkir nya di samping nya
" apa nyonya ingin makan sesuatu " tanya Yuna
" buatkan saya puding coklat saya ingin sekali memakan itu " jawab Vania
" siap nyonya pesanan akan segera di buatkan dan akan segera datang " ucap Yuna bersemangat lalu ia berlari pergi meninggalkan Vania sendirian.
Vania hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dari perawat kecil nya itu.
sedangkan di dalam kamar Iren sedang mengamuk dan membanting semua barang-barang yang ada di dalam kamar nya.
prakkk prakkk prakkk
" aaahhhh..... sial.... kenapa wanita gila itu tidak mati saja.... kenapa dia kembali normal seperti biasa nya , dan sekarang dia sudah berani melawan ku " marah Iren seraya mengacak rambut nya. matanya menatap sekeliling kamarnya ia masih teringat dengan wajah menyeramkan hantu yang semalam mencekik nya
" tidak... tidak... ini tidak bisa di biarkan dan hantu itu pasti hanya halusinasi ku saja " Iren melangkah mondar mandir di dalam kamar nya seraya memikirkan sesuatu sesekali ia memegang leher nya yang masih terasa sakit itu
" ponsel ku... dimana ponsel ku " ia mencari ponsel nya di atas ranjang nya yang sangat berantakan itu tetapi tidak menemukan nya
" aa arrrggghhh dimana ponsel ku " marah nya melangkah ke arah sofa dan di sana lah ia menemukan ponsel nya
Iren menghidupkan ponsel nya lalu mencari nomor seseorang di sana, dan segera menelpon nya , tak lama telepon pun tersambung
" aku membutuhkan bantuan mu... mungkin sudah saat nya kita bertindak, istri nya tidak lah meninggal dan dia kembali normal seperti dulu " ucap Iren saat panggilan sudah tersambung
" Nova.... dia pergi dari rumah ini dan aku tidak tau dimana dia sekarang... " ucap Iren saat sudah mendengar ucapan dari seseorang yang ada di seberang sana
" iya... iya aku salah... aku yang tidak menghalangi kepergian Nova... " wajah Iren terlihat sangat kesal
" ok.... aku menunggu kabar baik nya... dan cepat bawa Nova kembali ke rumah ini bagaimana pun caranya " ucap Iren lagi lalu panggilan telepon pun berakhir .
Iren melempar ponsel nya ke ranjang lalu ia kembali mengacak rambut nya dan membuat rambut nya itu semakin berantakan.
" lihat saja.... semua nya baru akan dimulai , mansion besar ini dan semua harta kekayaan milik keluarga Grisworld akan menjadi milikku hahahahahahaaa..... " ucap Iren seraya tertawa keras
" aku akan membunuh nya sama seperti aku membunuh semua keluarga nya " lanjut nya lagi dengan tatapan tajam nya.
Yuna sudah selesai membuat kan puding coklat pesanan Nyonya nya dengan senang nya Yuna membawa puding coklat itu ke halaman mansion dimana Vania berada.
" puding nya sudah jadi nyonya " ucap Yuna meletakkan piring puding yang di bawanya di samping Vania
Vania tersenyum melihat nya , dan expresi wanita itu sangat lah berbeda pada saat ia marah tadi.
.
.
.
dua bab untuk hari ini ya guysss 🤗 semoga kalian suka 🤗 jangan lupa Like comen dan vote 🤗🤗🥰
.
.
.