Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 13
"Kenapa tidak tidur, hhmm?"
"Zingga takut, Ayah,"
"Takut? Takut kenapa sayang?"
"Zingga takut, kalau Zingga tidur. Nanti Ayah pergi lagi."
Deg...
Penuturan akan rasa takut itu langsung saja membuat tiga orang dewasa yang ada di sana merasa terenyuh. Bahkan, Ziya yang saat ini berdiri di balik pintu ruangan itu kembali menangis tersedu kala mengetahui jika Zingga sangatlah menginginkan sosok Ayah ada di dalam hidupnya.
Gadis kecil itu bahkan sampai enggan untuk beristirahat hanya karena takut jika pria yang kini ada dihadapan nya akan kembali pergi dan menghilang dari hidupnya.
"Ti_tidak Nak. A_Ayah tidak akan kemana mana. A_Ayah, akan tetap di sini. A_akan selalu menemani mu. Jadi, sekarang lebih baik kamu istirahat ya. Biar cepat sembuh dan kita pulang bersama sama ke rumah kita." bujuk Dirga agar Zingga mau beristirahat.
Dengan suara yang berat dan juga bergetar karena menahan tangis. Dirga terus mencoba membujuk Zingga agar mah tidur. Meski masih belum tahu siapa gadis kecil ini yang sebenarnya. Namun, Dirga mencoba menempatkan diri sebagai ayah nya agar Zingga mau menuruti perkataannya untuk beristirahat.
"Ayah janji?"
"Iya, sayang. Ayah janji, Ayah tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi. Jadi, sekarang lebih baik kamu tidur ya,"
"Baiklah kalau begitu. Zingga tidur dulu ya, Ayah. Tapi, janji ya. Jangan tinggalin Zingga lagi,"
"Iya, sayang. Ayah janji."
Mata sayu Zingga pun perlahan mulai menutup karena sebelum nya memang baru saja di berikan obat oleh dokter dan salah satu efek samping dari obat itu adalah rasa kantuk yang mengharuskan Zinggq untuk tidur.
Akan tetapi, Zingga terus menahan diri agar tidak tertidur karena takut jika dia tertidur. Maka, Zingga akan kehilangan lagi sosok sang ayah yang kini ada di hadapan nya. Namun, setelah di yakin kan oleh Dirga jika dia tidak akan pergi lagi. Barulah, Zingga mau menurut dan akhirnya tertidur pulas dengan tangan yang menggenggam tangan Dirga dengan cukup erat.
Setelah merasa jika Zingga sudah tertidur pulas, dan genggaman tangan nya pun sudah terlepas. Dirga pun mulai bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju ke luar ruangan. Namun, ada perasaan berat hati tiba tiba saja muncul di dalam hatinya saat akan meninggalkan Zingga di ruangan itu sendirian.
Akan tetapi, Dirga membutuhkan penjelasan akan siapa Zingga sebenarnya dan untuk menemukan jawaban itu Dirga pun terpaksa meninggalkan Zingga meski rasanya berat sekali untuk melangkah, meninggalkan gadis kecil itu.
"Kreekkkk...."
Mendengar suara pintu yang di buka dari arah dalam. Sontak Umi Aisyah dan juga Ziya yang tengah duduk di kursi tunggu pun langsung menoleh ke arah pintu.
Dimana, di sana sudah ada Dirga berdiri tegak. Siap mendengarkan penjelasan dari Umi Aisyah dan juga Ziya tentunya.
"Apa kita bisa bicara sekarang?" tanya Dirga, to the point setelah dirinya berada di dekat Umi Aisyah dan juga Ziya.
*
*
Dengan tangan yang bergetar dan mata yang membulat sempurna, Dirga masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja dia lihat saat ini.
Dua buah surat pernyataan kini sudah ada di tangan nya. Diantara nya adalah, hasil tes DNA dan juga laporan perihal penyakit yang di derita oleh Zingga,
Dirga tidak pernah menyangka jika gadis kecil yang ada di ruangan rawat inap yang baru saja dia tinggalkan itu adalah putri biologisnya.
"Maafkan kami Nak Dirga. Maaf karena kami merahasiakan semua ini dari Nak Dirga," ucap Umi Aisyah, yang langsung membangunkan Dirga dari lamunan nya.
"Tapi kenapa Umi? Kenapa merahasiakan kehadiran nya dari saya. Bukan kah, di sini tertulis dengan begitu jelas jika Zingga adalah putri kandung saya,"
"Untuk itu, mungkin lebih baik Nak Dirga bicara dengan Ziya. Biar semua nya jelas dan tidak ada kesalah pahaman. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Ziya. Umi mohon agar Nak Dirga mau mengerti posisi Ziya saat itu. Kalian bicara lah, Umi masuk dulu." lanjut Umi Aisyah yang langsung bangkit dari duduknya dan masuk kembali ke ruangan rawat Zingga.
Meninggalkan Ziya dan juga Dirga yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan rawat yang di sudah tempati oleh Zingga selama seminggu ini.
"Katakan lah. Beri aku penjelasan, kenapa kamu merahasiakan kehadiran nya dari aku," ucap Dirga, memecah keheningan setelah di tinggal pergi oleh Umi Aisyah. Agar dirinya dan juga Ziya bisa bicara dari hati ke hati.
"Bukan bermaksud merahasiakan. Hanya saja, Ziya tidak tahu harus memulai dari mana untuk memberi tahu Mas Dirga kalau aku hamil. Disaat Mas Dirga sama sekali tidak mengingat kejadian malam itu. Apa jadinya, jika satu bulan setelah kejadian malam itu aku mengaku hamil. Aku yakin, Mas Dirga akan mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang aku kandung dan aku tidak siap untuk menerima pertanyaan itu. Makanya, aku menutupi semua ini dari siapapun. Termasuk Zira karena aku tidak ingin Zingga mendapat gunjingan meski itu dari tantenya sendiri. Maka dari itu, aku dan Umi sepakat untuk menutupi kehadiran Zingga dari siapapun. Termasuk keluarga." jelas Ziya dengan kepala yang menunduk dan tangan yang lagi lagi saling meremas.
Hal itu, benar benar menunjukkan bagaimana gugup dan juga takutnya wanita itu sekarang dan Dirga, menyadari hal itu. Hingga akhirnya, Dirga yang ingin marah atas rasa kecewa nya pun dia tahan dan mencoba mencerna dahulu semua penjelasan dari mantan istrinya.
"Sekarang, katakan. Kapan kita melakukan itu, karena jujur aku sama sekali tidak ingat kalau aku pernah menyentuhmu," tanya Dirga lagi yang semakin membuat Ziya meremas tangan nya dengan sangat kuat.
"I_itu, terjadi pada tanggal 25 bulan XXX, enam tahun yang lalu. Malam itu, Mas tiba tiba pulang dalam keadaan mabuk. Mas menerobos masuk ke dalam kamarku dan melakukan itu," jelas Ziya dengan suara yang bergetar, karena menahan tangis. Saat harus kembali mengingat kejadian malam dimana Dirga memaksa untuk melayaninya.
"Lalu, kapan kamu tahu kalau kamu hamil anakku?"
"I_itu, di_disaat, Mas Dirga menjatuhkan talak kepadaku."
Deg...
Dirga tersentak kaget saat mendengar jawaban dari Ziya. Saking kagetnya, Dirga bahkan sampai menoleh ke arah Ziya dan menatap tajam ke arah wanita itu.
"Maksudmu?"
"I_iya Mas. Waktu itu, disaat Mas Menelpon ku dan menjatuhkan talak kepadaku. Disaat yang sama, aku baru saja mendapatkan hasil pemeriksaan yang menyatakan, jika aku positif hamil," jelas Ziya yang semakin membuat Dirga semakin kaget.
"Astagfirullah al adzim." gumam Dirga, setelah mengetahui fakta yang sebenarnya dari Ziya.
seyia menanti kelanjutan ceritanya..😍
anak adalah preoritas, tapi readersmu juga gak mau digantung 😅😅😅✌