Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.
Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.
Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Wanita Pilihan Andreas
"Kalian sungguh keterlaluan! Kalian yang menikah, lalu aku yang harus mendanai pernikahan kalian!” seru Andreas, yang berarti ‘Kalian yang membuat rencana, namun aku yang dirugikan.’
“Anda kan Kakak saya, sudah sepantasnya sebagai keluarga saling memahami dan menolong,” tambah Evelyne lagi, yang berarti ‘Anda adalah Pangeran Mahkota, salah sendiri jadi calon raja. Jadi Anda tidak akan berpangku tangan pada rakyat Anda, bukan?’
Andreas mengepal tangannya, merasa terjebak dalam situasi yang ada. Tiga pewaris itu nampak bergelut dengan pemikiran mereka yang cerdas. Namun pada akhirnya, demi kebaikan semua orang, Andreas bersedia mengeluarkan uang pribadinya sekaligus meminta izin dari Ayah untuk memberikan bantuan.
Dalam percakapan mereka yang penuh arti dan teka-teki, ketiganya tampak bermain seolah tak ada yang kesulitan berbicara. Padahal, sedikit saja salah, bisa merusak seluruh percakapan yang ada. Namun mereka sudah saling mengerti satu sama lain, itulah mengapa mereka dapat saling memahami apa yang mereka maksud antara satu dengan lainnya.
Sore tiba dan mereka berpisah, kini rencana awal telah selesai. Segalanya harus berjalan sesuai rencana. Evelyne akhirnya menyanggupi pertemuan keluarga yang akan membicarakan pernikahan mereka satu bulan mendatang.
.
.
Sebuah ruang keluarga Duke Astria nampak tegang siang itu, Evelyne dan Piter terlihat duduk berdampingan. Duke Astria dan Duchess Astria berada di hadapan mereka.
“Jadi, kalian akan menikah satu bulan lagi?” tanya Duchess Astria untuk kesekian kalinya.
“Benar, Duchess.” jawab Piter cepat. Duke Astria menatap Evelyne yang begitu tenang.
“Bahkan kalian sudah mempersiapkan gaun dan tempat serta mendaftarkan pernikahan kalian di Kuil dan kepada Raja?” Duke Astria menatap tajam calon menantunya.
“Benar, Tuan Duke.” jawab Piter lagi dengan cepat, tampak tak ada penyesalan.
“Haa, apa boleh buat. Panggilkan asistenku!” perintah Duke Astria kepada seorang pelayan di depan pintu.
“Baik, Tuan Duke.” pelayan itu menunduk sebelum pergi memanggil asisten pribadi sang Duke Astria.
“Tempelkan pengumuman di seluruh wilayah Astria bahwa festival musim gugur akan segera dimulai. Menyambut hari bahagia, yaitu pernikahan Putriku. Rekrut para koki dan pinjam koki berpengalaman dari para bangsawan lain; kita akan merayakannya selama satu bulan penuh. Selain itu, makanan dan hadiah dalam festival akan ditanggung oleh keluarga Astria,” ucap Duke Astria dengan bangga. Dia merasa tersaingi oleh Piter yang sudah melakukan kewajibannya dengan cepat.
Piter mengangkat sudut bibirnya dan menatap Evelyne yang terpaku, tak mengerti dengan kedua pria itu, sedangkan Duchess Astria hanya tersenyum bangga akan putrinya.
Setelah pertemuan itu selesai, Piter juga memberi perintah agar meminta izin Raja untuk mengirimkan surat undangan kepada berbagai Kerajaan terdekat demi perayaan pernikahan itu agar semakin meriah. Dia juga tak kalah dengan Duke Astria dan mengumumkan hal serupa di wilayahnya.
Mungkin urusan uang, Duke Zisilus kalah telak; namun untuk urusan harta karun peninggalan bersejarah, rampasan perang, bahkan benda-benda yang jarang ditemukan dapat menopang acara itu dengan sangat layak.
Para bangsawan yang berada di bawah panji kekuasaan mereka menjadi sibuk seketika, termasuk wilayah kecil sekalipun, karena mendapat suntikan dana besar untuk festival.
Acara megah itu dilakukan dengan sangat luar biasa; seluruh ibu kota dibuat terpesona akan segala kemewahan, keindahan, dan juga keunikan dalam penyelenggaraan itu.
Dan sungguh di luar dugaan, tamu dari luar Kerajaan juga datang berkunjung meskipun hanya diizinkan yang mendapatkan undangan. Para pengawal bayangan ditempatkan di berbagai penjuru perbatasan untuk menghindari kekacauan. Keamanan ibu kota diperketat.
“Hiks, hiks Ayah!” Pangeran Andreas meremas dadanya sendiri melakukan dramanya di ruang kerja sang ayah.
“Astaga anak ini,” sang Raja tak habis pikir akan tingkah putranya sendiri.
“Aku tak menyangka bila aku akan didahului oleh dua monster kutub itu, Ayah! Dan lihatlah kemeriahan macam apa yang mereka ciptakan ini?” ucap Pangeran Andreas dengan rasa bahagia, namun juga iri hati dalam hatinya.
“Ayah, dalam pernikahanku nanti, tolong jangan menghamburkan uang sebanyak ini, sangat disayangkan, bukan?” ucap lagi Pangeran Andreas dengan dramatis.
“Yah, Ayah tahu. Apa sekalian saja, pernikahanmu nanti di kuburan saja yang sepi, dan biar para hantu yang duduk di kursi hadirin,” ucap sang Raja kesal akan putranya sendiri.
“Ya ampun, Ayah, tega sekali.” Gerutu lagi Andreas, kini senyum Andreas terukir saat mengingat sosok wanita yang menolongnya di arena berburu.
“Ayah, apa aku boleh tidak menikah politik?” tanya lagi Andreas mulai serius.
“Sudah Ayah katakan, kau harus tangguh dengan kemampuanmu agar kamu tak perlu menjual statusmu pada wanita, apalagi menjual tubuh.” Mata Andreas melebar dan terkekeh setelahnya.
Benar, di dunia yang penuh kehancuran dan realita yang tak masuk akal itu, terkadang Andreas yang juga seorang Pangeran Mahkota harus dihadapkan dalam situasi tak berdaya. Terutama dalam hal pernikahan, namun melihat sang ayah yang dapat menikah tanpa adanya politik dan juga tanpa memiliki selir setelah kepergian Ibundanya, Andreas sadar bahwa menikah itu tak harus berdasarkan status.
“Mereka cukup beruntung karena dengan status mereka, tanpa adanya paksaan pun tak akan ada yang menentang mereka. Namun, untuk beberapa kasus, seseorang harus berjuang mati-matian agar dapat memilih pendampingnya sendiri,” tambah Raja. Andreas terdiam memperhatikan hingar-bingar di luar Istana.
“Ayah, saya ingin menikahi seorang Putri Baron,” ucap Andreas tiba-tiba. Seketika itu juga, Raja tersedak oleh ludahnya sendiri.
“Siapa?” tanya Raja to the point agar Putranya dapat bersiap dan dirinya juga bisa bersiap akan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Benar, wanita dari seorang calon Raja pasti akan mendapatkan banyak tekanan, baik secara mental maupun fisik. Bukan hanya diteror lewat kata-kata, tetapi juga ancaman pembunuhan yang sangat kejam.
Racun dan sihir jahat sering kali mengincar calon Ratu. Hal itu sudah menjadi hal umum di Kerajaan, jadi sebisa mungkin, Andreas harus bersiap akan segala konsekuensinya.
“Jangan cemas, Ayah. Dia tidak akan terluka meski saya mengejarnya dengan cara apapun,” ucap Andreas. Dia sadar siapa yang dikejarnya itu. Dunia Andreas dan Azura memang jauh berbeda, namun bukan berarti Azura tak layak di sampingnya.
Sifat Azura yang setia, cuek, dan juga kuat adalah sosok yang sangat cocok untuk berada di posisi itu. Namun kini yang jadi hambatannya adalah, apakah Azura mau melepaskan statusnya sebagai Kesatria dan menjadi Putri Mahkota?
Andreas menghela napas kasar, mengingat semua kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Berat, ya berat, namun Andreas tak ingin tinggal diam tanpa berjuang. Kemampuan Andreas sendiri adalah, perintah yang tak dapat dibantah.
Kamus Hari Ini:
Keluarga Harferd:
Memiliki kemampuan untuk manipulasi ingatan seseorang, dapat juga memberikan perintah dan menghipnotis tanpa adanya bantahan dari orang tersebut. Dapat membaca kebohongan seseorang lewat tatapan mata dan kata-kata mereka. (Kemampuan itu tidak berfungsi untuk keluarga Zisilus)
Keluarga Zisilus:
Keluarga kedua terkuat dari keluarga Kerajaan ini juga memiliki kemampuan khusus; mereka kebal akan sihir, perintah, dan juga kebal akan segala hal yang bersifat luka dalam. Kelemahannya, mereka hanya dapat mencintai seorang wanita dan sangat dingin serta kejam. Mereka juga tak dapat menggunakan sihir ataupun kekuatan suci. Mereka sangat tangguh di bidang fisik dan juga mental, keluarga Zisilus tidak akan mati kecuali di penggal kepalanya.
Keluarga Astria:
Keluarga Evelyne ini juga memiliki kekuatan khusus, seperti yang sudah dijelaskan di bab-bab sebelumnya. Jadi, keluarga Astria itu memiliki kemampuan penyembuhan. Namun mereka akan sangat sulit memiliki keturunan. Mereka dapat menggunakan kekuatan suci, meskipun demikian, mereka rentan terluka.
Butuh simbol atau lambang keluarga juga, tidak? Biarkan aku buatkan?