Menjalani Takdir Pernikahan yang Begitu Rumit Untuk Sania..
" Katakan Apa Salah Ku Sehingga Kau Memberikan Aku Ujian Seberat Ini! " Sania Terduduk Pilu Saat Menyadari Takdir Pernikahan Nya Tidak Sesuai Dengan Semua Nya....
Mampukah Sania Bertahan Atau Ia Akan Memilih Pergi....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal-7
( diam Itu Sakit- Namun Ketika Mengungkapkan apa Yang Kita Rasakan Dan Tidak Pernah di Dengar Itu Lebih Sakit )
Saat Di Tanya Oleh Sepupu Nya Farhan, Aditya Langung Pucat Tentu Saja Ia Panik tidak Mau mereka Semua Tahu Apa Yang Telah Terjadi Pada Dirinya.
" Iya- Assalamualaikum... Saya Sania Dari Desa, Saya Datang Ke Sini Ingin Bekerja Menjadi Asisten Rumah Tangga " Sania Berusaha Tegar Saat Badai Yang Menerjang Nya Baru Saja Di Mulai.
" Oh-Iya... Aditya Apakah Kau Sudah Mendapatkan izin dari Orang Tua Nya Nak? " ibunya Aditya bu Ratih Tentu Saja Takut Jika Membawa Orang Asing Masuk Kedalam Rumah Nya.
" Iya Aditya, Kelihatannya Dia Juga Masih Kecil " Ucap Bella Istri Nya Farhan.
" Aku Tidak Meminta Nya Ikut, Namun Ia Sendiri Yang Memaksa Ikut Bersama Ku " Ucap Aditya Tanpa Merasa Iba, Demi Menutupi Hal Yang Telah Terjadi Di Desa Nya Sania.
" iya Bu,,, Pak' Saya Mohon Terima Saya Bekerja Disini, Saya Sangat Butuh Pekerjaan Ini " Sania Memohon Kepada Kedua Orang Tuanya Aditya.
" Ibu Urus Semuanya yah... Adit Cape Bu Mau Istirahat " Aditya Langsung menyelonong Masuk Tampa Memperdulikan Nasib Sania
Tentu Saja Semua Yang Berada Disana Bingung, di Tambah Lagi Iba Jika Melihat Gadis Sekecil Sania.
" Itu Karung Yang Ia Bawa Apa Isinya Yah?" Bisik Naura Anak Nya Bella Dan Farhan,
" Mungkin Di Dalam Nya Berisi Anak Kecil Yang Suka Jail.." Cibir Difa Menakuti Naura.
Akhirnya Sania Di Terima Kerja, Sania Di Antarkan Oleh Bu Ratih Ke Kamar Nya. Kamar Sania Di Jadikan Gudang Bu Ratih Meminta Sania Untuk Membereskan Tempat itu Terlebih Dahulu Karena Nanti Akan dijadikan Kamar Nya Sania.
" Kau Bisa Bereskan Kamar Ini Lebih Dulu Nak' Setelah Itu Kau Boleh istirahat Dan Akan Ku Beritahu Apa Saja Tugas Mu Nanti Disini " Bu Ratih Menunjukan Kamar Untuk Sania Yang Masih Di Penuhi Dengan Barang-Barang Lama
Memang Dua Minggu Yang Lalu Bu Ratih Juga Sedang Mencari Pembantu Rumah Tangga Namun Belum Ada Yang Datang Sampai Sekarang.
" Ya Allah... Ini Adalah Awal ku, Semoga Ringankan-lah kaki Ku Dalam Berpijak " Sania Mengusapkan Kedua Tangan Di Wajah Berdoa'a Meminta Perlindungan.
Sania Menaruh Karung Di Meja, Segera Membereskan Tempat Itu Serapih Mungkin.
.
.
Sementara Di Desa Nya Sania, Bu Lastri Sedang Berjuang Mencari Nafkah Untuk Dirinya. Bu Lastri Sedang Buruh Di Ladang Sebenarnya Fikiran Nya Sangat Terganggu Saat Dirinya Mengingat Sania.
Di Tambah Tidak Ada Alat Telekomunikasi Kala itu, Ibu nya Sania Tidak Punya HP Sania Juga Tidak Punya Alat Itu.
" Semoga Kamu Disana Baik-baik Saja Nak' Maafkan Ibu Karena Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa! " Bu Lastri Merenung Sejenak Kala Mengingat Sania.
Dulu Waktu Mengurus Sania Penuh Air Mata, Saat Ayah Nya Sania Pergi Tampa Kembali Di Dalam Lubuk Hati Bu Lastri Yang Terdalam Ia Masih Menunggu Laki-Laki itu Selama 18 Tahun.
Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Ayah Nya Sania, Beliau Adalah Seorang Yang Bisa Merebut Hati Bu Lastri Kala Itu.
Pernikahan Mereka Dilangsungkan Setelah Ayah Nya Sania Menyatakan Cinta Pada Bu Lastri, Namun Bu Lastri Lupa Menanyakan Perihal Hal Yang Membuat Dirinya Di Campakan Sampai Sekarang.
Ternyata Bu Lastri Adalah Istri Kedua, Ayah Nya Sania Sudah Menikah Dan Memiliki Seorang Putri Berusia Lima Tahun, Cinta Telah Membutakan Segalanya Hingga Berakhir Bu Lastri-lah Yang Di Campakan!
Namun Selama 18 Tahun, Perasaan Bu Lastri Pada Ayah Nya Sania Masih Tetap Utuh, Tidak Pernah Pudar, Bahkan Bu Lastri Tidak Pernah Bercerita Buruk Pada Sania Perihal Kebenaran Ayah Nya.
.
.
Selepas Beberes Kamar Nya Sania di Ajarkan membereskan Rumah Dan Seperti Pekerjaan Rumah Tanga Pada Umum Nya.
Namun Untuk Memasak Bu Ratih Melakukan Nya Sendiri Sania Hanya Bisa Membantu Menyiangi Sayuran Dan Juga Meracik Bumbu Masakan.
" Oh-iya Sania Umur Mu Sekarang Berapa? " ucap Bu Ratih, Sambil Dirinya Sedang Memasak Sayur Brokoli.
" Mmmm.... Saya 18 tahun Bu " Sambil Sania Mengupas Bawang Dan Juga Cabai Kriting Untuk Membuat Sambal.
" Kalau Biasanya Di Kampung-kampung Kan Usia Segitu Udah Nikah Kan Yah " Serka Bu Ratih Tampa Ia Tahu Sania Adalah Menantu Nya Sendiri.
" Aww...." Pekik Sania Tampa Ia Sadari Ucapan Bu Ratih Membuat Ujung jari Nya Terkena Pisau.
Darah Menetes Di Lantai, Rasanya Begitu Pedih Setelah Di Rasakan, Bu Ratih Yang Panik Langsung Mengambilkan Plaster Di Laci Depan Untuk Sania.
" Ya Ampun Sania Itu Berdarah, Kamu Tunggu Sebentar Saya Akan Ambilkan Obat Dan Juga Plaster " Bu Ratih Bergegas Kedepan.
Sania Mencuci Luka Nya Di Wastafel Namun Darah Nya Tidak Mau Berhenti. " Aduh pedih banget luka Nya " Sania Menahan itu Sambil Menunggu bu Ratih Membawakan Nya Plaster
" Sini Lihat Biar Ibu Bantu Pakaikan " Bu Ratih Membuka Plastik Plester Memberikan Obat Dan Langung Menempelkan Nya Di Luka Sania.
Ada Rasa Haru Dalam Lubuk Hati Sania, Ternyata Mertua Nya Sangatlah Perduli Pada Dirinya. " Jika Ibu Tahu kalau Aku Adalah Menantu Mu Apakah Ibu Akan tetap Menerima Ku? " Sayangnya Semua Itu Hanya Bisa Sania Ucapkan Pada Sanubarinya.
" Sudah Sania... Lain-kali Berhati-hati Lah, Yah Karena Hal Buruk Bisa Terjadi Kapan Saja " Bu Ratih Tersenyum Sambil Dirinya Menasehati Sania.
" Lebih Baik tolong Kamu Antarkan Ini Saja Ke Kamar Aditya yah " Bu Ratih Sudah Menyiapkan Makanan Di Nampan Untuk Aditya Dan Meminta Sania Yang Mengantarkannya Ke Kamar.
Mendengar Nama Aditya Mata Sania Langsung Berkaca-kaca Tentu saja ia Sangat Takut Karena Ingat Saat Tadi Pagi Aditya Sangatlah Kasar Dalam Berucap
" Bu Aku Malu... " Lirih Sania.
" Kenapa Harus Malu, Ayo Lekas Antarkan Dia Memang Setiap Kali Makan Malam Tidak Pernah Mau Makan Bersama Kami Di Meja Makan "
Akhirnya Mau Tidak Mau Sania Harus Mengantar Makanan itu ke Kamar Aditya. Meskipun Hatinya Tidak Yakin Namun Tidak Ada Pilihan Lain..
" Bismillah...." Batin Sania Mengetuk Pintu Kamar Aditya Perlahan.
Tidak Berselang Lama Aditya Meminta Sania Masuk Tampa Membukakan Pintu, Tentu Saja Sania Sangat Kesusahan Karena Satu Tangan Nya Membawa Nampan Berisi
" Kenapa Harus Kau Yang Mengantarnya Kesini? " Bukanya Berterimakasih Aditya Malah Protes Kepada Sania.
" Ibu Menyuruh Ku Mengantarnya " ucap Sania Datar Karena Memang Sania Juga Sangat Malas Jika Harus Bertatap Wajah Dengan Aditya.
Tanpa Permisi Sania Menaruh Nampan Itu Di Meja, Dan Segera Keluar Dari Kamar Aditya. Keluar Dari Kamar Aditya Sania Bisa Bernafas Dengan Lega Karena Ia Sangat Susah Bernafas Jika Berhadapan Dengan Aditya..
.
.
" Lusa Adalah Hari Pertunangan Aditya Dan Karina Kan Bi? " Bella Berbincang Dengan Bu Ratih Di Ruang Kelurga.
.
.
.
" Bersambung "