Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10. Tidur Dilantai
Nadia tidak mampu bergerak lagi, dia membeli tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Sedangkan Kenzo terus mendekatkan bibirnya pada bibir Nadia.
Semakin lama semakin mendekat, bibir Kenzo dan bibir Nadia sudah tidak ada jarak lagi, Kenzo sepertinya benar-benar ingin mencium Nadia.
Namun siapa sangka Nadia mengalihkan wajahnya sehingga Kenzo tidak dapat merasakan manisnya bibir Nadia.
Melihat Nadia memalingkan wajah, Kenzo menarik kembali wajahnya dan melepaskan dagu Nadia.
Kenzo menjadi salah tingkah, karena tidak bisa mencium Nadia. Kenzo ingin segera keluar mandi karena merasa malu.
Tapi langkah Kenzo, berhenti saat mendengar kata yang keluar dari mulut Nadia.
"Mas...,maaf, aku belum siap." Itulah kata yang keluar dari mulut Nadia dan membuat Kenzo tersenyum senang
Kenzo kembali lagi menghampiri Nadia yang masih duduk di depan meja rias, namun wajahnya masih beralih ke arah lain.
"Kamu bilang apa tadi?" tanya Kenzo dengan semangat dan senang, karena Nadia memanggilnya dengan sebutan mas.
"Maaf." Ucap Nadia, karena berpikir yang Kenzo tanyakan tentang katanya tadi.
"Bukan, bukan itu, kata-kata yang pertama sebelum kamu berkata maaf." Kenzo mendesak, dia ingin mendengar sekali lagi Nadia memanggilnya mas.
"Yang mana, tanya Nadia sengaja pura-pura tidak tau, padahal Nadia malu untuk mengulang lagi.
"Itu yang tadi, kamu manggil aku apa tadi?" Kenzo tetap saja ingin mendengar sekali lagi Nadia menyebutnya mas.
"Mas, boleh 'kan, aku memanggil kamu mas?" tanya Nadia, karena Kenzo menyuruhnya tidak berbicara formal.
Kenzo tersenyum, dia sangat suka dan sangat menginginkan istrinya memanggilnya mas.
"Lumayan," jawab Kenzo, setelah itu Kenzo langsung masuk kekamar mandi.
Kenzo terus saja menebarkan senyum, hidupnya kini merasa telah berubah setelah menikah dengan Nadia.
Pernikahannya walaupun belum genap satu hari, tapi Kenzo merasa hidupnya sudah sempurna.
Kenzo tidak lagi mengingat Sintia yang sudah menyakiti hatinya, namun Kenzo juga tidak melupakan Pengkhianatan Sintia, begitu juga dengan orang yang mengejarnya hingga membuat dirinya bertemu dan menikah dengan Nadia.
Sementara di tempat lain sekelompok orang memasuki sebuah rumah.
"Bagaimana, apa kalian sudah membereskannya?" tanya seseorang pada sekelompok orang itu.
Seseorang dari kelompok itu yang menjadi ketua, langsung menghadap seseorang yang dianggap bos oleh sekelompok orang itu.
"Bos tenang saja, biarpun kami tidak melihat mayatnya, tapi kami berani memastikan kalau dia tidak akan selamat." Ketua dari kelompok itu menceritakan pada bosnya dengan sangat yakin kalau Kenzo sudah mati.
"Apa maksudmu tidak melihat mayatnya?" tanya bos itu sembari menggebrak meja dengan kuat.
"Benar bos, kami sangat yakin kalau orang itu sudah mati dan tidak mungkin selamat." Maju seorang lagi dari kelompok mereka untuk menjelaskan dan meyakinkan bosnya kalau Kenzo benar-benar sudah mati.
"Aku tidak mengerti, apa maksud kalian?" tanya bos itu yang tidak lain adalah Damar.
Damar lah yang menyuruh sekelompok orang itu untuk membunuh Kenzo. Selain Damar marah pada Kenzo karena sudah mengajar dirinya di apartemen, dia juga musuh saingan bisnis dengan Kenzo.
"Begini bos, saat kami mengejar, dia masuk kedalam hutan, kami semua terus mengejar, hingga tiba di tepi sungai yang dalam, sampai disana kami melihat bajunya tersangkut di ranting pohon dan banyak darah di baju itu." Ketua kelompok itu menjelaskan pada bosnya sembari memperlihatkan baju Kenzo yang mereka bawa pada bosnya itu.
"Apa kalian yakin kalau bajingan itu jatuh ke sungai?" tanya Damar ingin memastikan kalau Kenzo benar-benar sudah mati.
"Sangat yakin bos, karena kami juga melihat ada jejak kakinya yang terpeleset, dan yang pasti sungai itu dipenuhi dengan batu." Ketua kelompok itu menjelaskan lagi secara detail.
Damar manggut-manggut membayangkan kalau damar jatuh dan menimpa batu, sudah pasti damar tidak akan selamat.
"Bagus, kalian memang dapat diandalkan, hahaha." Damar tertawa puas dengan kematian Kenzo.
"Hahaha," semua orang tertawa, dengan kemenangannya, walaupun mereka tidak melihat mayat Kenzo namun mereka sangat yakin kalau Kenzo jatuh kesungai.
"Tapi Bos," ketua itu tidak berani meminta upahnya dan lebih baik diam.
"Aku mengerti, sisa uangnya sudah aku kirim di rekening mu." Damar langsung peka dengan apa yang diinginkan oleh ketua itu.
Setelah itu, ketua dan para anak buahnya pun pergi dari kediaman damar.
Setelah kepergian para kelompok itu, Damar tertawa sendiri dengan sangat keras. Damar merasa dirinya sudah menang karena sudah menyingkirkan Kenzo.
"Kenzo, kamu tidak tau apa akibatnya jika berurusan dengan ku, hahaha." Damar sungguh sangat senang, seperti orang yang baru saja memenangkan tender.
Dirumah Nenek Ratih, Kenzo baru selesai membersihkan diri. Setelah mengganti baju, Damar dengan ragu-ragu mendekati tempat tidur.
Damar tidak berani naik ketempat tidur. Sedangkan Nadia sudah berbaring dan menutup matanya berpura-pura tertidur.
Padahal yang sebenarnya Nadia sangat gugup, karena ini pertama kalinya Nadia berada disatu kamar dengan laki-laki.
Kenzo yang mengira Nadia sudah tertidur, dia mendekati Nadia. Kenzo membenarkan selimut Nadia, dan membenarkan anak rambut Nadia yang menutupi wajahnya.
"Selamat malam istriku, semoga mimpi indah. walaupun pernikahan kita terjadi dengan cara seperti ini, tapi aku janji akan mencintaimu dan menjagamu hingga akhir hayatku." Bisik Kenzo ditelinga Nadia setelah membenarkan selimut Nadia.
Nadia yang pura-pura tidur, dia menahan dirinya sebisa mungkin, apalagi saat nafas Kenzo menyapu telinganya.
Nadia hampir saja tidak bisa menahan kepura-puraan nya, ditambah lagi bisikin cinta dari Kenzo yang begitu lembut membuat hati Nadia terbang melayang.
"Apa yang aku dengar tadi, apakah lelaki ini mencintaiku? Tidak mungkin, aku dan dia baru saja kenal." Gumam Nadia dalam hatinya.
Nadia masih ragu, dia belum bisa percaya kalau Kenzo mencintainya karena keduanya baru saja mengenal, dan itupun karena pernikahan dadakan.
Setelah membisikkan kata-kata manis ditelinga Nadia, Kenzo mengambil bantal dan selimut, tidak lupa juga dia mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur.
Kenzo berniat tidur di lantai, dia tidak mau membuat Nadia tidak nyaman. Kenzo tau kalau Nadia dan dirinya baru saja kenal, sudah pasti Nadia tidak nyaman kalau tidur bersama.
Kenzo melebarkan selimut dan bantal di lantai, dan tidur disana demi kenyamanan istrinya.
Tidak lama kemudian, Nadia membuka matanya dan melihat tidak ada Kenzo disampingnya.
Nadia melihat kebawah, ternyata Kenzo tidur dilantai. Melihat Kenzo tidur dilantai hati Nadia tersentuh.
"Kenapa dia tidur dilantai, mungkinkah dia tidak mau tidur denganku?" Nadia menduga-duga dalam hatinya.
Nadia mencium seluruh tubuhnya, dia ingin memastikan apakah dia bau hingga membuat Kenzo yang baru jadi suaminya rela tidur dilantai.
"Wangi, tidak bau, tapi kenapa dia tidak mau tidur bersama, dan lebih memilih tidur dilantai?" tanya Nadia lagi dalam hatinya.
Bersambung.
bunda suka ceritanya