NovelToon NovelToon
Bayi Satu Milliar Milik CEO

Bayi Satu Milliar Milik CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Malam itu, Ajela dijual oleh ibunya seharga satu miliar kepada seorang pria yang mencari gadis perawan. Tak ada yang menyangka, pria tersebut adalah aku! Aku yang membeli Ajela! Dia dipaksa menjalani sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan Mama masih tega menganggap Ajela sebagai wanita panggilan?

Ajela dianggap tak lebih dari beban di keluarganya sendiri. Hidupnya penuh penderitaan—dihina, diperlakukan tidak adil, bahkan sering dipukuli oleh ibu dan kakak tirinya.

Demi mendapatkan uang, Ajela akhirnya dijual kepada seorang pria yang mereka kira seorang tua bangka, jelek, dan gendut. Namun, kenyataan berkata lain. Pria yang membeli Ajela ternyata adalah pengusaha muda sukses, pemilik perusahaan besar tempat kakaknya, Riana, bekerja.

Bagaimana Riana akan bereaksi ketika menyadari bahwa pria yang ia incar ternyata adalah orang yang membeli Ajela? Dan bagaimana nasib Ajela saat malam kelam itu meninggalkan jejak kehidupan baru dalam dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Continued Chapter 28

"Petunjuk apa?" Punggung Alvian yang tadi bersandar seketika bangkit.

Galih mengatur napas yang memburu. Lumayan menguras tenaga untuk naik dari lantai 8 ke lantai 11 dengan menggunakan tangga darurat. Sebab lift sedang mengalami perbaikan. "Menurut salah satu karyawan katering, Ajela tinggal di rumah sewa tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja. Tapi tepatnya di mana, mereka tidak tahu pasti."

Ada harapan baru yang menyala di hati Alvian. Meskipun belum pasti Ajela berada di mana, namun setidaknya ada petunjuk tentang keberadaannya.

"Perintahkan orang-orangmu bergerak sekarang juga dan sisiri daerah itu!"

"Sekarang?"

"Tunggu lebaran!" jawab Alvian kesal, sambil menyambar jas dan keluar dari ruangannya dengan langkah cepat.

Galih langsung mengekor di belakang. Sambil merogoh saku dan mengeluarkan ponsel.

Menghubungi anak buahnya yang lain.

**

**

Sore ini Ajela membawa putranya untuk berbelanja di pasar tradisional terdekat untuk membeli beberapa keperluan. Kebetulan masih ada sisa uang pemberian Bayu tempo hari. Ajela memilih kios Bu Dian, tetangga yang tinggal di sebelah Bu Rina.

"Anak kamu lucu sekali, Ajela. Umur berapa sih, sekarang?"

"Satu bulanan, Bu."

"Wah, tidak terasa, ya.

Rasanya baru kemarin kamu lahiran."

Ajela hanya merespon dengan senyum. Kemudian mengambil beberapa perlengkapan bayi.

"Ini semuanya berapa, Bu?"

"Sebentar, ya. Saya hitung dulu."

Sambil menunggu sang pemilik kios menghitung belanjaan, Ajela melirik ke sekitar pasar. Sore itu tampak cukup ramai oleh pengunjung.

Ajela masih memperhatikan beberapa kios ketika perhatiannya berpusat pada beberapa pria berseragam hitam tak jauh darinya. Seketika seluruh tubuhnya meremang saat melihat Galih di antara beberapa pria tersebut.

"Itu kan Mas Galih." Ajela yang panik langsung menyembunyikan diri. "Mau apa mereka ke sini?"

Ia sempat mengintip sebentar. Mencoba mencari tahu apa niat anak buah Alvian mendatangi tempat itu. Beberapa orang pria tampak menyambangi satu-persatu kios sambil menunjukkan sebuah foto. Ajela mulai menebak dalam pikirannya.

"Apa jangan-jangan Tuan Alvian sudah tahu aku tinggal di daerah sini dan sedang mencariku ?"

Ajela semakin ketakutan. Jika menemukan, Alvian pasti akan merebut Boy darinya. Sungguh, Ajela tidak rela jika harus dipisahkan dari putranya. Wanita itu terdiam sebentar sambil mencari celah untuk melarikan diri.

**

**

Ajela baru bernapas lega setelah tiba di rumah dengan selamat. Ia membaringkan putranya di kasur. Kemudian mengistirahatkan tubuhnya dengan ikut berbaring.

Melarikan diri dari anak buah Alvian sangat menguras tenaga. Ia harus menunggu hingga kondisi memungkinkan.

"Apa mereka memang datang untuk mencariku? Tapi dari mana mereka tahu aku tinggal di sini?"

Tak terasa air mata Ajela mengalir begitu saja. Memikirkan mengapa Alvian harus mencarinya lagi? Mengapa dia sejahat itu ingin merebut putranya? Bukankah Ajela sudah berjanji tidak akan pernah membocorkan siapa ayah dari anaknya? Lalu mengapa Alvian masih saja mengejarnya?

Ajela mendekap putranya. Apapun yang terjadi, ia tidak akan pernah menyerahkan bayinya kepada Alvian.

Hingga kegelapan mulai menyelimuti alam. Ajela masih terbaring sambil menyusui putranya ketika sayup-sayup terdengar suara pintu terbuka. Wanita itu melirik dengan dahi berkerut. Pasalnya ia yakin tadi sudah mengunci pintu rapat-rapat, jadi tidak mungkin kalau ada yang bisa masuk tanpa kunci.

Sejenak Ajela melepas Baby Boy. Kemudian mengancingkan kemejanya di bagian dada. Lalu beranjak keluar kamar untuk melihat siapa yang ada di depan.

Ajela pun terlonjak saat mendapati Bayu duduk di sebuah kursi sambil melipat tangan di depan dada.

"Hai, kamu tidak keberatan kalau aku di sini, kan?"

"Ma-Mas Bayu?" Ajela membulatkan kedua matanya. Jantungnya seketika berdegup cepat. "Mas Bayu sedang apa di sini? Dan bagaimana Mas Bayu bisa masuk?"

"Bisa lah. Aku kan punya kunci cadangan rumah ini."

Ajela merasakan tubuhnya semakin merinding melihat senyum misterius lelaki itu. Tetapi, ia tak ingin cepat-cepat berburuk sangka. Bagaimana pun juga rumah yang ia huni ini adalah milik orang tua Bayu. Tentu saja Bayu berhak untuk masuk ke mana pun. Kapan saja.

"Ada apa, Mas? Tidak biasanya Mas Bayu ke sini?" Ajela masih berusaha untuk bersikap sopan.

"Aku dengar dari ibu kalau kamu mau cari kerja. Aku punya penawaran kerja yang menarik untuk kamu."

Ajela masih mencoba untuk tidak berpikir buruk. Mungkin saja Bayu memang punya informasi lowongan kerja yang bagus, meskipun caranya membuat takut.

"Kerja apa, Mas?"

Bayu terkekeh pelan.Kemudian berdiri dari tempat duduk dan berjalan mendekati Ajela. Wanita itu memasang sikap waspada dengan berjalan mundur demi menjaga jarak dengan Bayu.

"Aku yakin kamu akan suka pekerjaan itu. Besaran gaji kamu yang tentukan mau berapa. Satu juta, lima juta, atau sepuluh juta untuk semalam."

Detik itu juga seluruh tubuh Ajela gemetar hebat setelah mampu menebak ke mana arah pembicaraan Bayu. Ia bergerak mundur hingga punggungnya membentur dinding.

"Maksud Mas Bayu apa?"

Lelaki yang kira-kira seusia Alvian itu menyeringai. Memperlihatkan mimik wajah menyeramkan. Tidak terlihat seperti Bayu yang ramah dan baik hati yang dikenal Ajela selama ini.

"Karena di rumah ini hanya ada kita, jadi kamu tidak usah jaim begitu. Aku tahu siapa kamu dan apa pekerjaanmu sebelumnya."

Ajela membeku dalam ketegangan. Cemas dan takut sudah memenuhi pikirannya.

"Satu miliar untuk semalam?"

Air mata Ajela seketika meleleh mendengar kalimat singkat itu. Tentu saja ia mampu mencerna apa maksud Bayu. Satu miliar adalah angka yang dibayar Alvian untuk membeli kesuciannya beberapa bulan lalu.

"Maaf, Mas. Tidak baik kalau kita berdua di dalam rumah. Tidak enak kalau dilihat tetangga. Lebih baik Mas Bayu kembali ke sebelah."

Ajela hendak membuka pintu. Namun, ternyata pintu sudah dikunci dari dalam oleh Bayu.Kunci yang biasanya ada di atas meja pun sudah raib. Mungkin Bayu sudah mengantisipasi dengan menyembunyikannya.

"Jangan takut, rumah ini cukup berjarak dengan rumah lain. Tidak akan ada yang melihat atau mendengar apapun."

"To-tolong, Mas. Saya takut! Tolong keluar dari sini, atau biarkan saya dan anak saya yang keluar dari sini." Suara Ajela sudah terdengar gemetar. Bulir kristal bening semakin deras mengalir di pipi.

Melihat reaksi Ajela yang sangat ketakutan malah membuat Bayu semakin merasa tertantang.Memandangi seluruh tubuh wanita itu dari ujung kaki ke ujung kepala.

Menelan saliva ketika tatapannya berhenti tepat di bagian dada.

Ajela yang dalam keadaan menyusui sudah pasti memiliki ukuran dada yang lebih besar dibanding saat tidak dalam keadaan menyusui.

Tersadar dengan tatapan mesum Bayu, wanita itu langsung menyilangkan kedua tangan di depan dada. Berusaha melindungi diri dari tatapan buas lelaki itu.

"Kamu kenapa, sih?

Seharusnya kamu merasa beruntung. Kamu tidak perlu keluar rumah untuk mencari uang. Kamu cukup memuaskanku. Aku akan membayarmu setiap habis pakai," ucapnya frontal. "Tenang saja, aku tidak akan beritahu ibuku. Jadi ibuku tidak akan tahu apa yang kita lakukan. Lagi pula sekarang aman karena ibu sedang keluar kota."

"Jangan, Mas! Tolong jangan! Saya bukan wanita seperti itu!"

"Bukan wanita seperti itu? Lalu apa artinya satu miliar itu? Ah, aku jadi ingin tahu seperti apa rasanya gadis satu miliar."

Isak tangis Ajela mulai terdengar. Matanya melirik ke kanan dan kiri. Mencari celah untuk bisa menyelamatkan diri. Namun, rumah itu serba tertutup.Hanya ada sebuah jendela kecil yang terhalangi oleh terali besi. Tak menemukan jalan, Ajela memilih berlutut di hadapan Bayu. Mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Memohon dengan berurai air mata.

Menjual diri adalah satu dosa besar yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya, meskipun imbalannya adalah uang dalam jumlah besar. Andai kala itu tidak ada benih kehidupan baru yang dititipkan Alvian di rahimnya, Ajela pasti sudah mengakhiri hidupnya.

"Tolong izinkan saya pergi dari sini, Mas."

"Memang kamu mau tinggal di mana? Terlunta-lunta di jalan? Bukankah lebih baik kamu puaskan aku saja?" Bayu kembali tertawa kecil. Mendekat ke arah Ajela dan berbisik. “Aku memang tidak bisa membelimu seharga satu miliar seperti orang kaya itu. Tapi aku bisa memberimu kepuasan dan uang yang cukup."

Kedua tangan Bayu mulai mencengkeram lengan Ajela. Ia dapat merasakan dengan jelas betapa tubuh wanita itu gemetar hebat. Namun, ia tak peduli. Semakin Ajela ketakutan dan menolak malah semakin membangkitkan naluri kelelakiannya.

"Lepaskan!"

Ajela memberontak, memukul dada laki-laki itu sekuat tenaga.

Menjerit dan meraung hingga tenggorokannya terasa kering.Sementara di dalam kamar,tangisan Baby Boy mulai terdengar.Semakin lama jeritan bayi kecil itu semakin terdengar jelas.Sepertinya terkejut mendengar suara berisik dari luar.

**

**

Bruk! Tanpa sadar Alvian menjatuhkan ponsel dari genggamannya. Disusul dengan setetes air mata yang tiba-tiba mengalir tanpa sebab.

Alvian mengusap pipinya dan merasa heran. Pasalnya, ia bukanlah tipe orang yang mudah meneteskan air mata. Tetapi, apa yang terjadi sekarang? Entah mengapa hatinya tiba-tiba nyeri, bak ditusuk ribuan jarum.

Rasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang berharga. Bahkan sekarang dadanya terasa sesak, seolah udara yang tersedia tak cukup baginya untuk bernapas.

"Hape Anda, Tuan!" Salah seorang anak buahnya memungut ponsel yang terjatuh di lorong pasar yang becek. Ia bersihkan dengan sapu tangan, lalu memberikan kepada sang bos.

"Apa belum ada informasi apapun tentang Ajela?" Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Alvian. Sudah berjam-jam mereka berkeliling di jalan dan sekitar pasar. Bertanya kepada siapapun sambil memperlihatkan foto Ajela. Mungkin saja salah satu orang yang ada di sana mengenal atau tahu di mana keberadaannya.

"Belum, Tuan. Mungkin Nona Ajela tidak tinggal lagi di daerah sini."

Sepasang mata Alvian terpejam. Menarik napas dalam demi mengurangi sesak di dadanya.Tetapi, perasaan sakit ini semakin lama semakin dalam, dan sekarang membuat tubuhnya terasa lemas tak bertenaga.

"Alvian, tempat tinggal Ajela sudah ketemu!" pekik Galih yang kini sedang berdiri di sebuah kios perlengkapan bayi, tak jauh dari tempat Alvian berdiri.

Bersambung ~

1
aRwanA
qsi ajela parnuan dah seharusny bawa ke psikiater thor kekny si ajela traumA,ni juga ngapain si riana malah di buay dekt sma ajela ,awas dia bis celakai ajela kapan2
tina
lanjut kak
Lina
aaaa Thor kurang ,gak kerasa saking seru nya
S.gultom: sabar ya kak, saya usahakan dauble update 🙏🙏
total 1 replies
Mitha Ali
baguuuussss
aRwanA
waw bNyak thor bBya bacanya jadi seneng
S.gultom: semangat bacanya ya💚💚
total 1 replies
aRwanA
ayo alvian cepat ketemukan tu dah ada laki2 yang ngincer loh wkwk,kli gak gercep kau bakal kehilangan tu anak sma ajela,syukurin tu mamaya terlalu sombong pang ih
Novansyah
lanjut kk kalau update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab
S.gultom: sabar ya kak🙏🙏, saya akan mencoba update Sampai 4 bab ya kak🙏, makasih sudah mampir🙏🙏
total 1 replies
aRwanA
mamamu tu egois walupun ankmu nnti juga di pandang drajat lagi mana mau ngaku wkwk,,kecuali si ajela anak orng kaya yakin dah diterima sma mMami🤣🤣🤣
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Rini Kuswanti
crita nya bagus JD sy baca LG meski prnah baca di novel sebelah
aRwanA
bagus lebih baik ajela pergi roh mamanya alviab juga gak setuju dia teelalu memandang deajat seseorng biarkan ajela memulai usaha biar meeeka menyesal
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Nira Sakharina
bagus sih alur ceritanya
S.gultom: makasih kak, jangan lupa dukung novel ini ya kak💚, agar author selalu semangat ❤️❤️
total 1 replies
tina
lanjut
Lina
lanjut ceritanya bagus
Lia puspita sari
Luar biasa
Warsini Sini
bagus dan bikin gemes
tina
next
S.gultom: Sabar ya kak🙏, agar Kaka tidak bosan ada karya terbaru aku juga loh, judlnya Jerat Pesona Duda Beranak 1, ceritanya tidak kalah menarik nya dengan novel saya yang satu ini, silahkan mampir kak🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!