NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni / Chicklit
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

Dua tahun. Dua sahabat. Satu cinta dan satu hati. Clara dan Sarah, terikat oleh persahabatan yang tak tergoyahkan sejak dua tahun persahabatan mereka di bangku kuliah, menghadapi badai kehidupan bersama. Namun, kedamaian itu hancur ketika sebuah kerikil kecil—sejumlah tokoh antagonis, masing-masing dengan segudang niat jahat—muncul secara tiba-tiba. Serentetan jebakan dan intrik licik memicu serangkaian kejadian di antara Sarah dan Clara: salah paham, pertengkaran, dan pengkhianatan yang tak terduga. Apakah persahabatan mereka cukup kuat untuk menghadapi cobaan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29. Hari Anniversary

"Tante Ellis? Ngapain Tante kesini?!" Clara tersentak melihat kedatangan wanita itu. Nada suaranya, awalnya terkejut, berubah menjadi sedikit tajam, mimik wajahnya pun ikut berubah. Ia berdiri, Sarah pun ikut berdiri.

Wanita, bernama Lianara Valeria Ellise itu mendekat, berdiri di hadapan Clara, tangan teracak pinggang.

"Mamamu minta Tante kesini nemenin kamu. Dia lagi di luar kota sama kakakku, ada urusan kerjaan katanya. Tadi mama kamu nelpon Tante, minta Tante buat nemenin kamu di sini. Katanya kamu nggak berani sendirian," jelas Ellis, suaranya tegas namun sedari tadi ia melirik Sarah dengan tatapan yang sedikit meremehkan.

Clara mendengus, memutar bola matanya malas. "Halah, nggak usah! Tante pulang aja!" sergah Clara, suaranya sedikit meninggi. Tatapannya tajam menusuk wanita yang jauh lebih tua di hadapannya. Lengannya terlipat di dada, menunjukkan penolakannya yang tegas.

"Loh, kok..." Ellis terperanjat mendengar Clara mengusirnya. Nafasnya tersengal, raut wajahnya bercampur antara kesal dan terkejut. Ia pun menoleh pada Sarah.

Sarah yang melihat Ellis menatapnya hanya diam dan menunduk malu. Jari-jarinya sibuk memainkan ujung bajunya.

"Ini siapa, Ra, kok...dekil banget! Pembantu baru di sini ya?" Ellis bertanya pada Clara, pandangannya masih tertuju pada Sarah. Sarah tersentak. Kata-kata Ellis—menganggapnya pembantu— menusuk telinganya.

Ia mendongak, mata membulat, mulut sedikit terbuka, menatap Ellis tak percaya. Ellis menatap Sarah dari atas sampai bawah, sorot matanya tajam dan meremehkan, membuat Sarah merasa sangat tidak nyaman.

"Tante jangan kurang ajar ya! Ini sahabat aku, Sarah. Bukan pembantu di sini! Mending Tante pergi aja deh dari rumahku, aku nggak butuh Tante! Aku mau Sarah yang nemenin aku, bukan Tante. Pergi sana! Pergi!" Clara membentak, suaranya keras dan penuh amarah.

Ia bahkan mengusir Ellis dengan mengibaskan tangannya ke arah wanita itu. Kedatangan Ellis yang tak terduga sudah membuatnya risih, namun ucapan Ellis yang menghina Sarah membuatnya benar-benar naik pitam. Ellis memang...

"Kurang ajar ya kamu, Ra! Ini Tante, adik papa kamu, bukan orang lain. Kamu yang sopan sama Tante!" tegur Ellis, wajahnya memerah.

Clara menaikkan dagunya, seakan menantang. "Adik tiri aja ngaku-ngaku. Kamu nggak ada hubungan darah dengan papaku. Kamu cuma BENALU, ngerti?! Yang bisanya cuma ngehabisin duit kakek aja!"

Clara sengaja mengejek wanita di depannya, ya karena memang itu kenyataannya. Ia bahkan menekankan kata benalu, diucapkan sedikit terbata-bata, seakan ingin memastikan wanita di depannya mendengarnya dengan jelas. Seulas senyum miring menghiasi bibir Clara.

Ellis tersentak. Wajahnya memerah menahan amarah. Tangannya yang semula di pinggang turun, mengepal erat. "Kamu jangan makin kurang ajar ya, Tante laporin ke papa kamu biar kamu di hukum!" ancamnya.

"Di hukum?" Clara tersenyum semakin lebar, menggeleng pelan.

"Kamu tuh nggak usah banyak gaya, main sok-sokan laporin ke papa, hehh inget! Kamu tuh nggak di anggap sama papa! Kamu cuma patung idup di mata papa, ngert?! Sekarang sebelum aku panggilan security kompleks buat ngusir kamu dari sini, mending kamu pergi! PERGI! Aku nggak mau lihat muka kamu yang kayak mumun itu ada di hadapanku!" ujarnya, seraya menunjuk ke arah lain.

Ellis tak percaya mendengarnya. Tatapannya masih tajam, napas memburu menahan amarah yang membuncah. Dengan hentakan kaki, ia berbalik dan melangkah cepat meninggalkan mereka. Clara dan Sarah kembali duduk di tempat semula.

Clara terlihat terengah-engah, ia masih terlihat marah, tapi Sarah yang berada di sampingnya mengusap-usap punggung Clara. "Itu tadi...Tante kamu?" tanyanya hati-hati, takut Clara marah.

Dengan secepat kilat Clara menoleh, tatapannya masih sama. Sarah mengira Clara akan marah kepadanya karena bertanya soal wanita itu. Tapi di luar dugaan, Clara justru memeluk Sarah erat. Tangannya melingkar di pinggang Sarah.

"Jangan bahas dia, Sar. Dia nggak penting!" jawab Clara, suaranya sedikit meninggi. Sarah terdiam, merenung sejenak sebelum kembali bersuara.

"Tadi kamu bilang dia adik tiri papa kamu ya?" tanya Sarah lagi, masih penasaran. Clara tidak pernah bercerita padanya soal wanita tadi, pun wanita itu tidak pernah muncul.

Masih sembari memeluk Sarah dan Sarah mengusap-usap punggung Clara, Clara menjawab, "Dia itu adik tiri papa, Sar. Anak pungut lebih tepatnya. Kakek itu mungut dia dari tong sampah waktu dia masih bayi. Kasian gitu lihat dia di kerumuni lalat terus nggak pake baju. Kulitnya waktu kakek nemuin dia juga merah-merah, kayak di gigit nyamuk tuh. Ngeri banget.

Tali pusarnya juga masih nempel. Yaampun, kakek tuh kasian banget lihat dia terus di ambil dan di bawa pulang. Niatnya kakek sih mau bawa dia ke panti asuhan, biar pihak sana yang ngerawat. Eh nenek malah nggak mau. Bilangnya biar kita aja yang ngerawat. Jadinya ya kakek pasrah terus ngadopsi tuh wanita deh," jelasnya. Ia terdiam sejenak, memuat ulang memori lama di kepalanya.

Setelah beberapa saat ia mengurai pelukannya dan melanjutkan ceritanya, "Tadinya kakek sama nenek tuh rawat dia dan sekolahin dia biar dia bisa berguna buat mereka. Eh, jadi anak yang berguna gitu, nggak nyusahin.

Tapi kamu lihat sendiri kan dia gimana tadi? Attitudenya buruk banget! Mana ngatain kamu pembantu lagi. Dia tuh di sekolahin di sekolah yang bagus, sekolah swasta di indo, terus kuliah di Jerman. Bisa-bisanya kayak gitu sikapnya!

Dia tuh kurang ajar sama semua keluargaku, Sar. Nggak ada hormat-hormatnya. Dulu sih banggain mereka banget, nilainya bagus terus waktu di sekolah, dapet juara dan lain-lain. Kakek sama nenek bangga banget. Cuma setelah dewasa tuh perempuan makin kurang ajar!

Dia bisanya cuma ngabisin duit kakek aja sampai akhirnya kakek meninggal tiga tahun yang lalu. Terus nenek nyusul seminggu kemudian....ya ampun Sar, kamu tahu?

Aku tuh benci banget sama dia. Dia tuh cuma nyusahin di keluarga ini. Nggak ada gunanya sama sekali, yang ada sering banget bikin masalah! Dia tuh suka banget papa marah-marah sama dia!"

Sarah hanya diam selama Clara bercerita. Ia menangkap semua kata-kata Clara dan menyimpulkannya di dalam hati. Clara menarik napas panjang, hening sejenak. Kedua tangannya menopang dagu, tatapannya luruh ke bawah.

"Dia bikin masalah apa, Ra? Kakek sama nenek kamu meninggal karena apa? Itu sebelum kita kenal, kan? Kita kan kenal dan deket masih mau dua tahun besok, sementara kamu bilang tadi tiga tahun yang lalu. Udah lumayan lama, ya?" tanya Sarah, masih penasaran.

Clara menoleh, tangannya yang menyangga kepala terjatuh di meja. Matanya membulat, senyumnya merekah—manis sekali. Ia meraih tangan Sarah. "Sar, makasih ya kamu udah ingetin aku. Besok itu hari anniversary persahabatan kita, Sar!

Tanggal di mana kita pertama kali ketemu dan akhirnya deket. Aku nggak nyangka, dalam waktu singkat itu aku bisa sesayang ini sama kamu. Bahkan, aku takut kehilangan kamu. Sar...i love you," ucapnya, tulus dari lubuk hati terdalam. Ia baru ingat setelah Sarah menyebutnya. Besok adalah hari terpenting dalam hidupnya!

"Oh iya! Astaga, aku lupa, Ra! Aku yang ngomong tapi aku juga yang lupa, aku cuma asal ngomong tadi. Tapi bener ya? Kita anniversary besok? Wahh, nggak nyangka, kita udah dua tahun ini dekat!" seru Sarah, senyumnya merekah, penuh syukur dan doa. Ia meletakkan tangannya yang satu di atas tangan Clara yang menggenggam tangannya di atas meja.

Mereka saling menatap, diam namun penuh senyum. Setelah beberapa saat, mereka tertawa, lalu melepaskan genggaman tangan, namun senyum itu masih tertinggal di wajah mereka.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!