Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!
NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.Ungkapan Rasa Sayang
Setelah selesai lomba, mereka berempat langsung pulang kerumah untuk beristirahat setelah kelelahan sehabis lomba.
Aaron sudah sangat kelelahan sehabis lomba bersama Rafael dengan keringat yang sudah banyak membasahi pakaiannya, sudah hampir seharian dia berdiri di teriknya sinar matahari.
Aaron awalnya ingin langsung ke kamar mandi yang ada di kamarnya, ia sudah sangat ingin berendam di air yang dingin.
Tetapi suara dari Raya yang memanggilnya membuatnya harus menunda keinginannya. Aaron langsung berbalik menghadap Raya dan merasa kaget.
Raya tiba-tiba langsung datang memeluknya sangat erat hingga dia yang tidak siap dan hampir saja langsung terjatuh kebelakang tempat tidurnya.
Raya merasa sangat senang, dia sangat senang sekali hari ini.
Karena Aaron, akhirnya Raya dan Naya sudah bisa lebih akrab dan sudah tidak bermusuhan lagi.
Raya mengucapkan terimakasih kepada Aaron sambil terus memeluknya. Ia merasa senang karena akhirnya, seharian ini Raya dan Naya bisa bersama-sama sambil melakukan banyak hal yang menyenangkan.
"Aduh, kamu kenapa ini," ucap Aaron karena bingung dengan tindakan Raya yang tiba-tiba memeluknya.
Aaron merasa belakangan ini, Raya sering melakukan sesuatu secara tiba-tiba padanya, dia tidak terlalu memikirkannya pada awalnya.
Namun jika hal ini terus dilakukan kedepannya, ia jadi khawatir dengan keadaannya sendiri karena itu jadi membuatnya kaget.
"Tadi seharian Raya sama Naya bisa akrab banget di sekolahnya, paman tadi lihat juga kan?" Tanya Raya sambil tetap memeluk Aaron.
"Iya, lihat kok," jawab Aaron.
Aaron merasa ikut senang karena akhirnya Naya sudah tidak bersikap menjengkelkan lagi pada Raya.
"Raya jadi senang banget!" Ucapnya.
"Iya, tapi kenapa yang dipeluk malah paman?" Ucap Aaron dengan niat menggoda Raya.
Setelah ucapan Aaron barusan, Raya melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah kebelakang. Ia jadi merasa tidak enak karena ucapan Aaron.
Melihat sikap Raya langsung berubah, Aaron langsung tertawa, dan dengan sekali tarikan Raya langsung dipeluk kembali olehnya.
"Gitu doang, kok langsung ngambek!" Ucap Aaron.
Raya langsung mencubit perut Aaron yang keras itu, tetapi tetap membalas pelukan Aaron dengan erat.
"Itu semua karena paman, Naya jadi nggak musuhin Raya lagi," ucap Raya.
Keduanya lalu merenggangkan pelukan masing-masing hingga benar-benar terlepas.
Aaron yang lebih tinggi membuat Raya harus mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap wajahnya.
Wajahnya tiba-tiba memerah, ia tidak tahan terlalu lama menatap wajah Aaron. Dengan mengumpulkan semua keberanian dalam dirinya Raya akhirnya mengucapkan sesuatu yang sedari tadi ingin dia ucapkan.
"Raya sayang sama paman!" Ucap Raya dan wajah bertambah memerah.
Ia langsung menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah tidak tertahankan lagi.
Tatapan Raya yang polos, yang sedari tadi menatapnya kini berubah menjadi wajah yang gelisah setelah mengucapkan kalimat tersebut. Aaron merasa kaget dengan ucapan Raya.
Namun Aaron merasa bahwa ucapan sayang Raya itu hanya seperti ucapan sayang Raya pada ayah dan ibunya, atau rasa sayangnya pada Naya dan Rafael. Aaron berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
Aaron kembali memeluk Raya kedalam pelukannya, ia paham Raya pasti merasa malu setelah mengungkapkan hal itu.
"Paman juga sayang sama Raya," ucap Aaron di pucuk kepala Raya.
Aaron menyayangi Raya, seperti rasa sayangnya kepada kedua anaknya.
Tapi yang tidak Aaron tahu, seorang gadis yang ada dipelukannya sedang tersenyum manis dengan detak jantung yang berdebar dengan lebih kencang.
Yang Aaron tidak tahu, gadis dipelukannya sedang menaruh harapan yang tinggi karena ucapannya tadi.
Yang Aaron tidak tahu, Raya sedang mengeratkan pelukannya sambil tersenyum dengan terus berharap setelah pernyataan yang diucapkan oleh Aaron tadi.
Aaron tidak tahu, bahwa ucapannya itu akan bisa membawa masalah yang rumit padanya di kemudian hari.