"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberitahu Kendra
Saat ini Kendra dan Aleera sudah ada di mobil. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tidak terasa mereka sudah berhenti di parkiran sebuah rumah sakit.
“Bang…” Dengan suara lirih Aleera memanggil Kendra.
“Ada apa?” Tanya Kendra kepada Aleera. Kendra dapat melihat wajah Aleera yang terlihat sendu.
“Aku mau kasih Abang sesuatu dulu sebelum kita masuk.” Ujar Aleera kepada Kendra.
Kendra diam menunggu apa yang akan Aleera berikan untuknya.
Aleera menghela nafas pelan sebelum dia mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang.
“Ini.” Ujar Aleera memberikan kotak itu kepada Kendra.
Kendra menatap kotak yang ada di tangan Aleera itu sebelum mengambilnya.
“Ini apa?” Tanya Kendra kepada Aleera.
“Abang buka aja.” Ujar Aleera dengan suara lirihnya.
Dengan perlahan Kendra membuka kotak itu. Mengambil 3 benda yang cukup asing untuknya. Tapi Kendra bukan laki-laki bodoh, dia tau benda apa yang sedang dia pegang ini. Ya, ini adalah tespect yang Aleera gunakan.
Garis 2 yang berarti positif, Kendra tau itu artinya apa.
“Kamu hamil?” Tanya Kendra kepada Aleera. Kendra tidak tau bagaimana cara mengekspresikan perasaannya saat ini. Ada perasaan bahagia, sedih, dan juga merasa bersalah. Bahagia karena sebentar lagi dia akan memiliki seorang anak dan menjadi seorang ayah. Sedih karena dia sudah membuat keluarganya kecewa kepadanya. Dan merasa bersalah karena dia sudah menghancurkan masa depan gadis di sampingnya ini karena perbuatan bejatnya.
Aleera menganggukan kepalanya. Jujur dia tidak mengharapkan ekspresi apapun dari Kendra.
“Sejak kapan?” Tanya Kendra kepada Aleera.
Aleera menghela nafas panjang.
“2 hari yang lalu.” Jawab Aleera.
Kendra terdiam, matanya masih tidak bisa beralih dari ke 3 tespack di tangannya.
“Abang tidak perlu bertanggung jawab mengenai anak ini. Aku bisa merawatnya sendiri.” Ujar Aleera kepada Kendra. Bohong! Aleera bahkan tidak tau apakah dia sanggup merawat anaknya sendirian atau tidak. Tapi Aleera percaya kalau dia bisa.
Mendengar ucapan Aleera seketika Kendra memalingkan wajahnya kearah Aleera. Menatap tajam gadis di sampingnya yang sedang menundukkan kepalanya itu.
“Maksud kamu apa?” Tanya Kendra dengan nada tajamnya. Kendra tidak menyangka disaat sudah mengetahui kalau Aleera mengandung anaknya gadis itu masih menolak pertanggung jawabannya.
“Abang tidak perlu menghancurkan masa depan Abang hanya karena aku dan anak ini.” Ucap Aleera dengan menahan tangisnya.
“Masa depan aku yang mana yang sedang kamu bicarakan Aleera? Kamu tau apa mengenai masa depanku?” Tanya Kendra kepada Aleera. Mata Kendra sudah memerah karena dia sedang menahan amarahnya.
“Abang berniat menikahi aku karena anak ini kan? Aku tidak meminta Abang untuk melakukan itu. Bahkan tidak apa-apa kalau Abang tidak mengakui anak ini. Dengan begitu Abang bisa memiliki keluarga bersama orang yang Abang cintai nantinya. Jangan pikirkan aku dan anak ini, aku yakin aku bisa merawatnya dengan baik.” Ujar Aleera dengan air mata yang sudah menetes.
Kendra tertawa sinis.
“Haha… Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan Aleera. Yang kamu sebut dengan anak ini adalah anak aku juga. Dan kamu pikir aku akan membiarkan anak aku hidup dan tumbuh besar tanpa aku di sampingnya? Tidak Aleera, aku tidak akan membiarkan itu terjadi.” Ujar Kendra seraya menatap tajam Aleera yang menunduk menangis di sampingnya. “Dan tadi apa kamu bilang? Memiliki keluarga bersama orang yang aku cintai? Dengar Aleera, aku hanya akan berkeluarga dengan ibu dari anakku. Kamu pikir aku akan melepaskan kamu begitu saja setelah kejadian itu terlebih sekarang kamu mengandung anakku? Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Mau tidak mau dan suka tidak suka aku akan menikahi kamu.” Tambah Kendra. Selain marah sebenarnya Kendra juga sedang menahan air matanya agar tidak jatuh saat ini.
“Aku bisa, aku yakin aku bisa membesarkannya sendirian. Aku juga tidak akan menghalangi Abang kalau Abang ingin bertemu dengan anak kita nantinya.” Ujar Aleera masih keras kepala. Aleera merasa bersalah kepada Kendra kalau dia menerima pertanggung jawaban laki-laki ini dengan menikahinya. Kendra pasti tidak akan bahagia hidup dengan wanita yang bahkan tidak dia cintai. Sedangkan Aleera? Bahkan belum apa-apa Aleera sudah memiliki perasaan kepada laki-laki ini. Tapi Aleera yakin ini hanya karena bawaan janinnya.
Lagi-lagi Kendra tertawa kecil mendengar ucapan Aleera.
“ Aleera aku tidak mau bertemu anak aku hanya sesekali saja. Aku ingin bertemu dengannya setiap hari. Aku ingin tinggal satu atap dengannya. Tidak bisakah kamu tidak egois dengan hanya memikirkan diri kamu saja? Kamu pikir bagaimana mental anak kita nantinya jika dia tumbuh dalam kondisi ayah dan ibunya berpisah? Tidakkah kamu memikirkan bagaimana ke depannya? Apa kamu siap dengan cemoohan orang-orang di luar sana karena kamu hamil di luar nikah dan hidup sebatang kara? Tidakkah kamu juga berpikir kalau bisa saja di sekolahnya dia mendapat ejekan dari teman-temannya? Kamu tidak memikirkan itu Aleera?” Ujar Kendra dengan suara kerasnya. Dia benar-benar muak dengan segala alasan Aleera.
Tangis Aleera semakin deras. Apa yang Kendra ucapkan benar, dia tidak berpikir sejauh itu. Aleera tidak memikirkan bagaimana kedepannya nasib anaknya nanti. Ya, Aleera terlalu egois.
Tatapan Kendra melembut saat mendengar suara tangis Aleera.
“Sekarang Abang tanya, apa yang akan kamu lakukan kalau Abang tidak bertanggung jawab dengan kehamilan ini?” Tanya Kendra dengan lembut. Kendra membawa tubuh Aleera agar menghadapnya.
“Aku akan jual rumah dan pindah ke tempat yang biaya hidupnya tidak terlalu mahal.” Jawab Aleera dengan terbata-bata karena masih menagis sesenggukan.
Kendra memejamkan matanya untuk menghalau emosinya yang mulai muncul lagi saat mendengar ucapan Aleera.
“Itu berarti kamu berniat menjauhkan anak kita dari Abang Aleera.” Ujar Kendra dengan nada datar.
Aleera tidak menyahut karena dia sendiri tidak memiliki jawabannya.
“Dengarkan Aleera, kita berdua akan menikah. Ayah, Bunda dan Rendra sudah mengetahui tentang masalah ini. Dan kamu pasti tau kalau mereka tidak akan membiarkan cucu dan keponakan pertama mereka jauh dari jangkauan mereka.” Ujar Kendra kepada Aleera.
Lagi-lagi Aleera hanya terdiam.
“Mau kan kamu menikah dengan Abang?”
“Tapii…”
Kendra meraih ke 2 tangan Aleera untuk di genggam.
“Kenapa? Apa cinta lagi yang kamu permasalahkan? Kita bisa belajar saling mencintai setelah menikah nanti Aleera. Seperti yang sudah Abang bilang, Abang tidak pernah bermain-main mengenai pernikahan. Sama seperti kamu, Abang pun ingin menikah 1 kali seumur hidup.”Ujar Kendra menjelaskan dengan lembut.
“Abang serius dan yakin mau menikah sama aku?” Aleera masih tidak percaya seorang Kendra mau menikah dengannya.
“Apa sekarang Abang terlihat seperti sedang bercanda Aleera?” Tanya Kendra kepada Aleera.
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)