Kembali ke masa lalu? Terdengar mustahil. Namun, itulah yang dialami Meyra. Ia terbangun dan mendapati dirinya kembali ke dua tahun yang lalu. Saat Nathan, pemuda yang tulus mencintai Fiona, belum mengalami kehancuran.
Di masa depan, Meyra tahu Nathan akan mengakhiri hidupnya karena cinta tulusnya hanya dimanfaatkan oleh Fiona. Maka dari itu ia bertekad mengubah takdir Nathan.
Bisakah Meyra menyelamatkan Nathan dan memberinya akhir yang bahagia ?
Ikuti kisah romansa Meyra dan Nathan dengan berbagai konflik di dalamnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Sepatu hitam mengkilat itu membawa pemiliknya memasuki gedung pencakar langit. Beberapa pasang mata yang berpapasan dengannya, menunduk hormat padanya. Jemarinya menekan tombol, diikuti dentingan pelan saat pintu logam tertutup rapat dan kabin mulai bergerak ke atas, menuju ruangan miliknya.
Sesampainya, ia menatap sebentar hiruk pikuk kota dari lantai paling atas saat ini. Kemudian mendudukkan bokongnya di kursi kebesaran miliknya.
"Bradley ya. Kita liat, apa yang bisa ku lakukan padamu." Dominic tersenyum miring memikirkan rencana yang pas untuk membalas keluarga itu.
"Permisi Sir, ini saya Blake."
"Masuk Blake" Blake langsung saja memasuki ruangan milik tuannya setelah dipersilahkan.
"Apa ada yang harus saya lakukan Sir ?" tanya pria dua puluhan lebih dengan tubuhnya yang kekar terbalut jas dan kulit tan nya yang menambah kesan sexy.
"Tarik beberapa investor yang bekerjasama dengan Bradley, dan rebut kemenangan tender yang akan dilakukan olehnya." titah Dominic dengan tegas.
"Baik Sir, kalo begitu saya akan bergegas sekarang." Blake mengangguk lalu pamit dan melangkahkan kakinya pergi dari ruangan Dominic. Dominic sendiri menatap kepergian asisten kepercayaannya dengan tersenyum puas.
*
"Hah, kenapa aku mimpi kayak gitu." gumam Nathan yang terheran dengan mimpi yang baru saja dialaminya.
Tangannya meraih handphone miliknya yang berada diatas nakas. Dilihatnya jam yang menunjukkan pukul sebelas malam. Ia ketiduran tadi saat sore hari. Ada beberapa notifikasi yang masuk dan itu dari Meyra. Pesan tersebut dikirimkan tiga jam sebelumnya.
...Meyra<3...
Athan gimana keadaan kamu ?
Udah enakan ?
Athan
Lagi ngapain ?
Tumben slow respon
Athan kangen :(
Sontak bibir Nathan membentuk lengkungan ke atas membaca pesan yang masuk dari Meyra. Nama gadis itu di kontak hp nya juga ia ubah. Dari Gadis alien👽 menjadi Meyra<3, semenjak dirinya menyadari perasaannya untuk gadis manis nan imut itu.
Nathan segera membalas pesan dari Meyra. Dia membuka ikon kamera terlebih dahulu yang berada di pojok kanan bawah.
*anggap aja itu Nathan nya lagi pake baju ya hehe.
^^^Udah enakan kok Meyra^^^
^^^Hari ini juga libur kan jadi bisa buat istirahat banyak-banyak^^^
^^^Aku baru aja bangun^^^
^^^Ketiduran dari tadi sore^^^
^^^Really ?^^^
*anggap aja Meyra lagi di kamar oke.
Syukur deh kalo gitu
Iya kamu bener juga
Oh kamu tidur ya tadi, kirain kemana gitu
Iya Athan, aku kangen
Besok kamu masuk kan ?
"Imut banget si" gumam Nathan merasa gemas, setelah melihat pap dari Meyra. Rasanya ia ingin memeluk gadis itu sekarang.
^^^Tapi aku gak kangen gimana dong ?^^^
^^^Iya masuk kok Meyra^^^
Dirinya tersenyum membaca pesan yang dikirimkannya barusan. Ia ingin menggoda gadis itu.
Oh gitu ? Oke
Bye
Seketika ia panik membaca balasan dari Meyra. Gadis imut itu kini sedang ngambek padanya.
^^^Becanda Meyra^^^
^^^Aku juga kangen kamu kok^^^
^^^Bahkan aku pengen peluk kamu sekarang^^^
^^^Maafin aku ya^^^
^^^Tadi aku cuma mau godain kamu aja kok^^^
^^^Meyra, maaf^^^
^^^Maafin aku^^^
^^^Meyra :(^^^
Kini Nathan merasa menyesal telah menggoda Meyra seperti itu. Harusnya ia jujur saja tadi. Dia merasa sedih karena gadis itu sekarang tidak membalas pesannya lagi. Nathan menatap langit-langit kamarnya sendu.
Dilain tempat ada seorang gadis yang terkikik geli mendapat spam chat dari seseorang yang mencoba meminta maaf padanya. Padahal ia hanya berpura-pura kesal saja.
"Tuh kan, Nathan emang ganteng banget. Orang-orang aja yang gak bisa liat cuma karena penampilannya." gumamnya
Kembali melihat pap dari orang yang disukainya, dan lagi-lagi dirinya tak bisa untuk tak salting. Bahkan kini gulingnya menjadi sasaran kegemasannya.
"Ganteng banget si" ujarnya usai menggigiti guling.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Yuk aku anterin" tiba-tiba saja Gale menggandeng pergelangan tangan Meyra saat gadis itu berjalan dari halaman, menuju bagian dalam kampus bersama Sera.
"Gak usah, lepasin." Meyra meronta ingin melepaskan cekalan tangan Gale namun tidak bisa karena kalah kuat. Wajar saja dia cewek dan Gale cowok.
"Sakit Gale" Meyra mengeluh kesakitan.
"Maaf" Gale memang melepaskan cekalannya pada Meyra, namun ia berganti menautkan jari-jemarinya dengan milik gadis itu.
"Gak usah gandeng-gandeng aku bisa gak sih, risih tau."
"Lo denger gak apa yang Meyra bilang, lepasin sekarang juga !" Sera ikut bersuara untuk membebaskan sahabatnya itu dari Gale.
"Gak usah ikut campur" Meyra yang terlanjur kesal segera memberikan kode pada Sera lewat tatapan.
"Dan yup, rasakan ini Gale" batin Meyra
"Argh, sakit." erangnya kesakitan karena kakinya diinjak oleh Meyra dan juga Sera secara bersamaan. Gale langsung menunduk lalu berjongkok karena rasa sakit usai kedua gadis populer itu menginjak kakinya dengan keras. Akhirnya Meyra bisa kabur dari cowok tersebut.
"Rasain, wlee..." Sera membalikkan kepalanya menghadap ke belakang sebentar yang tentu saja ia lakukan untuk mengejek Gale.
"Sial" umpatnya
Ketiga teman Gale ingin tertawa melihat ejekan yang diberikan oleh Sera, namun mereka menahannya. Felix dan Caden bergegas membantu Gale untuk berdiri.
*
Saat jam istirahat, Meyra buru-buru menghampiri Nathan. Namun saat sampai, ternyata cowok itu tidak ada di kelas.
"Maaf, aku mau nanya dong." pinta Meyra pada lelaki yang masih ada di kelas.
"Eh iya mau nanya apa ?" tanyanya dengan raut muka terkejut juga terpesona.
"Nathan kemana ya ?"
"Oh Nathan. Tadi sih yang gue liat dia keluar sama Fiona." jawabnya yang membuat Meyra merasa agak kesal mendengarnya.
"Kemana ?" Meyra kembali bertanya yang dijawab gelengan oleh lelaki tadi.
"Kalo itu sih, gue gak tau." Meyra menganggukkan kepalanya mengerti.
"Oh ya udah, makasih ya."
"Sama-sama" lelaki tersebut masih terpesona dengan Meyra. Mahasiswi yang begitu populer walau masih terhitung beberapa bulan masuk di kampus ini.
Gadis manis nan imut itu melangkahkan kakinya disepanjang lorong dengan pikiran yang bercabang. Ia benar-benar dibuat overthinking saat mendengar Nathan bersama Fiona di waktu istirahat.
Tak sengaja di tengah perjalanan, matanya menangkap kebersamaan Nathan dan Fiona sedang berjalan bersama sambil bersendau gurau. Tatapan keduanya bertemu. Nathan memandangnya terkejut, sedangkan gadis imut itu sudah mengalihkan pandangannya agar kembali melihat lurus ke depan.
"Meyra tunggu" Meyra menghentikan langkah kakinya saat mendengar Nathan memanggil namanya. Ia ingin tau apa yang akan dilakukan cowok itu. Penjelasan apa yang akan diberikan padanya. Namun sebelum Nathan sempat berbicara Fiona memanggilnya.
"Nathan ayo cepet"
"Meyra maaf, nanti aku jelasin." Nathan akhirnya pergi meninggalkan Meyra dengan penuh tanda tanya. Cowok itu ternyata lebih memilih mengejar Fiona.
Meyra menatap kepergian Nathan bersama Fiona dengan senyuman sendu. Tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya. Tangan gadis itu bergerak cepat mengusap air mata yang berjatuhan dengan kasar. Menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Lalu kembali melanjutkan langkah kakinya yang tertunda.