NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Asisten Admin

“Bisakah mencari admin sekarang?” Kata kepala Warehouse.

“Tidak bisa. Terakhir kali, admin harus melewati kantor pusat.” jawab Wakil Warehouse.

“Tapi kita perlu cepat!”

“Bagaimana kalau minta bantuan resepsionis baru itu?”

“Tahu apa dia? Paling-paling hanya bisa fotokopi! Lagipula anggota kita semuanya laki-laki, apa dia sanggup bekerja disini?”

“Tidak bos! Kalau tidak salah, resepsionis itu lulusan D3. Bukankah itu tantangan dunia kerja baginya?”

“Benarkah? Panggil kemari!”

Segera Wakil Warehouse pergi ke office untuk menemui Azmi. Azmi yang masih berkutat dengan sortir dokumen bingung saat beliau mengajaknya ke Warehouse bahkan sampai izin ke Pak Katiyono, kepala HRD.

“Kenapa masih diam disitu? Ayo!” Azmi mengangguk dan mengikuti, Pak Rudi.

Sampai di Warehouse, kepala Warehouse melihatnya dari atas sampai ke bawah.

“Ashfa Zaina Azmi. Nama yang bagus!” Kata kepala Warehouse, Pak Suwito.

“Buatkan aku laporan dari dokumen ini. Waktu kamu satu jam!” Azmi masih tidak mengerti.

“Kerjakan saja! Ayo pakai komputer yang ada disini!” Pak Rudi membawa Hanung keluar ruangan kepala Warehouse, menuju kontainer yang berisi 4 komputer.

Azmi memakai komputer paling kiri. Segera ia membuka Excel dan mulai mengerjakan apa yang diminta, walaupun masih tidak tahu kenapa dirinya yang mengerjakan. Pak Tudi masih setia menunggunya sembari mengawasi kinerjanya. Satu jam kemudian, Azmi telah menyelesaikan semua tabel dan membuat hasil penambahan dan pengurangan dari hasil keseluruhan in dan out.

“Kalau sudah selesai, kamu print sekalian.” Kata Pak Rudi.

Azmi melakukannya. Sekitar 4 halaman ia print dan Pak Rudi melihat hasilnya. Beliau mengangguk puas dan meminta Azmi untuk tetap disitu, sementara Pak Rudi membawa hasil Azmi ke Pak Suwito.

“Bukankah kamu resepsionis office?” Tanya salah satu karyawan yang sedari tadi ikut memperhatikan Azmi.

“Ya.”

“Apa kamu diterima bekerja disini?” Azmi menggeleng karena ia juga tidak tahu.

“Kalau kamu diterima, kami akan mempunyai pemandangan untuk cuci mata! Selama ini kami hanya bekerja dengan sesama jenis. Kami bisa cuci mata jika pergi ke office atau ke Departemen Plan!” Keluh satu orang lagi.

Dari sana Azmi berkenalan dengan Romi, Ipit, Budi, Agus, Andi, Awi, Ibam dan Purwanto. Semuanya laki-laki dan mereka mengerubungi Azmi seperti tidak pernah melihat perempuan.

“Woy! Balik kerja sana!” Bentak Pak Rudi yang baru saja kembali, membuat orang-orang kembali ke pos masing-masing.

“Mi, mulai besok kamu masuk sini. Kamu sementara akan jadi asisten admin. Kamu akan membantu Budi input data yang ada di Warehouse.”

“Bud, besok kamu ajari Azmi!”

“Siap Bos!” Jawab Budi.

“Tapi bagaimana dengan pekerjaan saya sekarang?”

“Tinggal saja. Tapi kalau kamu ada yang masih belum selesai, bisa kamu pending-kan ke Serli. Aku sudah meminta kamu dari Katiyono.”

“Baik, Pak.”

“Kamu boleh kembali.” Azmi mengangguk.

Azmi kembali ke mejanya, disana sudah ada Serli yang menunggunya.

“Kamu ini beruntung sekali!”

“Alhamdulillah, Mbak.”

“Gunakan kesempatan ini untuk jadi admin, kalau bisa naik ke jabatan yang lebih tinggi.”

“Terima kasih, Mbak.”

“Yang kemarin bagaimana?”

“Masih 4 map lagi, Mbak.”

“Sebisanya sampai sore ini, ya?” Azmi mengangguk.

Beruntung sampai sore tidak ada yang mencari Azmi, jadi ia bisa menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Serli. Sontak saja Serli mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat kepada Azmi.

“Oh iya, Mi. Kamu sudah jadi asisten admin, jadi nanti gaji kamu menyesuaikan ya?”

“Iya, Mbak.”

“Nomor rekening kamu sudah aku daftarkan, jadi bulan ini kamu bisa terima gaji lewat rekening.”

“Terima kasih, Mbak.”

“Hati-hati dengan Pak Suwito, Mi.” Bisik Serli.

“Kenapa, Mbak?”

“Dia itu mata keranjang. Mending kamu dekat-dekat sama Budi atau Rudi. Mereka terlihat seperti mata keranjang, tapi mereka itu tipe suami takut istri jadi kamu aman.”

“Terima kasih, Mbak.”

“Kamu dari tadi terima kasih melulu!” Azmi tersenyum.

“Kamu disini bisa cengar-cengir, disana nanti kamu banyak saingan. Sebelah Warehouse ada Plan, disana banyak perempuan gatel! Awas saja kamu kena mangsa mereka!”

“Kenapa jadi semakin menakutkan?”

“Ingat saja untuk tidak berurusan dengan mereka.” Azmi mengangguk.

Setelah memastikan tidak ada pekerjaan yang tersisa, Azmi mengemas barangnya yang ada dilaci kedalam totebagnya dan bersiap pulang.

Keesokan harinya, Azmi berangkat bekerja seperti biasa tetapi tidak kemeja resepsionis melainkan ke arah Warehouse. Sampai disana ia bertemu dengan Budi yang sedang mencetak daftar hadir. Di Departemen seperti Warehouse dan Plan, mereka ada safety breafing setiap sebelum memulai pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengulas pekerjaan kemarin, membacakan pekerjaan yang di pending-kan oleh shift malam dan memberikan wawasan tentang keamanan dalam bekerja.

Begitu safety breafing selesai, Azmi mengikuti Budi ke dalam kontainer. Sebelum mengajarkan sistem, Budi lebih dulu mengenalkan Azmi dengan rak sparepart. Mulai dari barang terkecil sampai yang besar, sampai yang disimpan di gudang lain karena memerlukan perlakuan khusus. Budi meminta Azmi untuk mengahafalkan part-number sparepart yang ada untuk memudahkannya dalam pencarian saat ada yang memintanya.

Kemudian dilanjut pengenalan form, seperti form order, form keluar, yang dibedakan berdasarkan jenis sparepart. Form tersebut wajib diisi saat mengeluarkan dan order barang agar saat input data dikomputer tidak terjadi kesalahan. Baru setelah itu, Budi mengenalkan sistem kepada Azmi. Mulai dari data di Excel sampai sistem yang khusus yang digunakan untuk order sparepart di pusat ataupun luar negeri. Budi memberikan alamat emailnya dan paswordnya untuk Azmi, karena Azmi belum memiliki email resmi perusahaan.

“Paham semuanya, Non?” Tanya Budi.

“Sudah, Mas.”

“Ada yang mau kamu tanyakan?”

“Sementara tidak.” Jawab Azmi sambil melihat buku catatannya.

“Bagus! Sekarang kamu input form malam tadi.” Budi menyerahkan tumpukan form pending-an shift malam.

“Baik, Mas.”

“Oh iya, Non. Kamu bisa pakai loker paling atas untuk menyimpan mukena dan barang-barangmu. Kuncinya jangan lupa kamu bawa!”

“Siap!”

Budi mulai menyalakan komputer yang ada disamping Azmi dan mengerjakan pekerjaannya. Azmi juga mulai memasukkan data kedalam komputer sesuai dengan kategori, seperti barang consumable, spare part, dan APD.

Sekitar pukul 9 pagi, Azmi menerima telepon dari OB yang ada di office. Mereka menanyakan berapa jumlah makan siang yang harus dikirim.

“Tanya lauknya apa, Non!”

“Ayam goreng tepung, Mas.”

“Hari ini kita ada 10 orang, 2 telur dadar, kalau kamu mau pesan telur bisa minta tambah.”

“Nasinya 10, yang 3 telur dadar.” Kata Azmi kepada OB yang langsung dijawab siap.

“Kamu sudah biasa makan makanan catering?” Tanya Ipit yang baru dari luar.

“Lumayan, Mas.”

“Aku bukan orang Jawa, panggil Kak saja.”

“Iya, Kak Ipit.”

1
indy
sabar y azmi
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
Dewi Masitoh
hadir kak😊
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!