Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
" hemm, gue jatuh cinta..." Batin gavi.
Setelah makan siang dengan aqila, gavi langsung kembali ke kantornya di karenakan pekerjaan nya yang semakin banyak. Seperti nya papa dino emang sengaja ingin membuat gavi fokus dengan masa depannya.
" Gav lo dimana?" Tanya ezar melalui sambungan telepon nya.
" Di kantor." Balas gavi sambil menatap kearah laptop nya dengan fokus.
" Gue barusan liat aksa." Ucap ezar membuat gavi langsung menghentikan fokus nya pada pekerjaan nya.
" Dimana?" Tanya gavi.
" Di jalan, dia kayak abis kecelakaan gitu. Tapi yang bikin gue kaget, gue liat aqila atau qaila gak tau yang mana gue gak bisa bedain. Yang jelas dia nolongin aksa." Ucap ezar yang memang tidak bisa membedakan mana aqila mana qaila.
" Jalan mana?" Tanya gavi, dengan raut wajah kawatir.
" Jalan mangga blok e, deket persimpangan." Balas ezar.
" Thanks infonya!" Balas gavi lalu mematikan sambungan telepon nya.
Gavi melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul dua, yang artinya belum ada satu jam dirinya dan aqila berpisah.
Gavi berpikir jika itu mungkin aqila, karena gavi tadi tak sempat mengantar gadis itu. Tapi jika dipikir pikir lagi, untuk apa aqila berada di jalan itu.
Jalan itu sangat jauh dari lokasi mereka bertemu tadi, dan juga arah pulang bukan lewat sana.
" Jangan jangan qaila?" Gumam gavi dengan perasaan was was.
°°°°°
" Qai, lo bareng gue gak?" Tanya amel yang sedang berjalan dengan qaila menuju parkiran.
" Gak ah, ntar ngerepotin." Balas qaila yang sebenarnya tak mungkin jika dirinya pulang bersama Amel sedang kan dia pulang ke apartemen gavi bukan kerumah nya.
" Lebay! Ayok gue anter, dari pada lo naik ojek." Ucap amel.
" Gak deh makasih, gue abis ini mau ada acara soalnya." Balas qaila.
" Beneran ni?" Tanya amel yang langsung di balas anggukan oleh qaila.
" Yaudah, gue duluan ya. Lo hati hati di jalan." Ucap amel.
" Hemm, lo juga hati hati mel!" Balas qaila melambaikan tangan nya kearah amel.
Setelah kepergian amel, qaila langsung berjalan keluar gerbang. Gadis yang masih mengenakan seragam sekolah itu berjalan menuju halte bus untuk menunggu angkutan umum yang lewat.
" Pak, ojek!" Panggil qaila saat melihat tukang ojek melintas di depannya.
" Ke jalan mangga blok e ya pak!" Ucap qaila.
" Siap neng!".
Qaila rencana nya siang ini mau pergi ke suatu tempat, tadi waktu di kelas qaila melihat seseorang memposting sebuah tab yang di jual cukup murah tapi masih cukup bagus.
Alasan qaila membeli tab baru adalah karena tab lamanya sedikit bermasalah, qaila tidak ingin pekerjaan kacau karena hal itu dan membuat nya malah menyesal nanti nya.
" Neng udah sampe!" Ucap tukang ojek.
" Berapa pak?" Tanya qaila.
" Lima belas ribu aja neng."
Qaila pun mengeluarkan uang satu lembar yang bernilai dua puluh ribuan.
" Ambil aja kembalian nya pak."
" Makasih ya neng."
Setelah itu qaila memastikan kembali jika alamat nya benar, qaila mencoba menghubungi nomor pemilik tab yang akan dia beli tadi.
" Ini kayanya rumah nya deh." Gumam qaila.
" Permisi." Ucap qaila.
" Maaf, dengan mba siska ya?" Tanya qaila saat melihat seorang perempuan keluar.
" Iyaa, kamu qaila kan?" Balasnya.
" Iya mba." Balas qaila.
" Yaudah yuk masuk dulu, kamu bisa cek tab nya di dalam." Balas siska membuat qaila langsung mengikuti siska berjalan masuk kerumahnya.
Setelah memeriksa tab dan qaila merasa cocok dengan tan tersebut, qaila pun langsung melakukan pembayaran secara tunai.
" Saya permisi ya mba." Ucap qaila.
" Iyaa, hati hati ya." Balas siska.
Qaila pun segera pergi dengan berjalan kaki untuk menuju jalan depan sana, di karenakan rumah siska adalah sebuah perumahan elit jadi qaila harus kedepan untuk mencari kendaraan umum.
" Lumayan capek juga ternyata jalan." Gumam qaila, lalu mendudukkan tubuh nya di halte bus perempatan.
Saat qaila tengah beristirahat dan akan memesan sebuah taxi, karena seperti nya tidak ada angkutan umum yang melintas. Tiba tiba ada sebuah motor yang melintas dan tidak hampir menabrak sebuah kucing, membuat pemotor itu yang hendak menghindar malah terjatuh tersungkur ke aspal.
BRAKKKKKK
"Sit!" Umpat pemuda itu dari balik helm nya.
Qaila yang melihat itu pun langsung berlari untuk menolong pemuda itu, pemuda itu terjatuh dan tertimpa oleh motornya sendiri.
" Astaga, mas gak papa?" Tanya qaila panik, ingin menolong nya tapi qaila tak kuat untuk mengangkat motor besar itu yang menimpa tubuh pemuda itu.
" Sssshhh! Lo minggir." Ucao pemuda itu dengan ketus.
Qaila pun menurut saja dan menjauh dari pemuda itu, dengan susah payah pemuda itu bangun dan mendirikan motor nesar miliknya seorang diri.
" Ya ampun, duduk dulu mas." Ucao qaila saat pemuda itu sudah mendirikan motornya.
Qaila pun menuntun pemuda itu untuk duduk di halte bus yang sebelumnya qaila tempati.
" Ada yang luka gak mas? Atau mau saya panggil ambulans?" Tanya qaila sambil memeriksa tubuh pemuda itu yang terbalut jaket kulit tebal.
" Arghhh!" Pemuda itu membuka helm fullface nya, nafasnya terengah.
" Nih, mas minum dulu " qaila menyodorkan botol minum miliknya kepada pemuda itu.
" Makasih." Balas nya yang langsung menerima botol tersebut dan langsung meminum air nya hingga tandas.
" Saya panggilin ambulans gimana mas?" Tanya qaila lagi.
Pemuda itu pun memberikan botol minum tersebut kepada qaila, saat matanya menatap wajah gadis yang menolongnya pemuda itu langsung terkejut sampai tam berkedip.
" Waduhh, bahaya nih." Gumam qaila.
" Mas duduk aja, saya telepon ambulans dulu." Panik qaila saat melihat pemuda itu diam mematung.
" Pliss jangan mati ya mas, soalnya saksi disini cuma saya. Saya gak mau ke seret seret nanti ribet." Ucap qaila panjang lebar.
" Lo aqila kan?" Tanya pemuda itu, membuat qaila yang tengah panik menghubungi kontak ambulans pun langsung menatap kearah pemuda itu.
" Iyaa lo aqila kan?" Tanya pemuda itu lagi dengan yakin.
Qaila yang melihat pemuda itu berdiri dna baik baik saja pun mengedipkan matanya berkali kali.
" Lo baik baik aja?" Tanya qaila.
" Hemm, gue gak papa." Balas pemuda itu.
Qaila langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas nya, gadis itu menatap pemuda yang ada di depannya dari atas hingga bawah.
Untuk memastikan apakah pemuda itu seorang yang baik baik atau bukan, qaila pun sampai bingung kenapa aqila mudah memiliki teman laki laki.
" Kenapa bengong?" Tanya pemuda itu sambil tersenyum kearah qaila.
" Sorry, lo kayaknya salah orang deh." Ucao qaila menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus menjelaskan dirinya bukan aqila tapi qaila.
" Gak mungkin gue salah, lo aqila?" Ucap pemuda itu.
" Kenalin gue aksa." Ucap pemuda itu lagi sambil mengeluarkan tangan nya kepada qaila.