Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beri Sedikit Ruang
Suasana makin memburuk, Pertemanan mereka sedang mulai dihantui dengan ujian yang berat.Banyak hal tak terduga yang berusaha memecah belah pertemanan Naidim, Widy, dan Grady.
Aleyra, iya pacar Naidim. Dia menyebarkan hoaks tentang Widy karena dia merasa cemburu karena pertemanan antara Widy dan Naidim yang sangat dekat meskipun dalam kondisi Naidim yang sudah mempunyai pacar. Dia menuduh Widy telah mencaci maki dan menamparnya dengan alasan Widy tidak terima dengan hubungannya dengan Naidim, Aleyra menyebarkan rumor tersebut pada teman teman asramanya.
Hoaks yang disebar Aleyra cepat menyebar seperti api di sekam. Widy yang semula dikenal sebagai sosok yang ramah dan baik hati, kini menjadi sasaran bully dan cibiran teman-teman asrama. Widy menjadi bahan gosipan setiap harinya bukan hanya di asrama tetapi juga di sekolah. Gosip itu menyebar kemana-mana.
Grady, yang menyaksikan semua ini, merasa tidak tega melihat Widy menderita. Ia tahu betul bahwa tuduhan Aleyra itu tidak benar. Grady mencoba membela Widy, namun usahanya sia-sia. Banyak teman-teman mereka yang lebih percaya pada Aleyra, yang notabene adalah pacar Naidim.
Naidim sendiri awalnya ragu dengan tuduhan Aleyra. Namun, karena terus-menerus dihasut oleh pacarnya, ia mulai meragukan kesetiaan Widy. Jarak di antara Naidim dan Widy pun semakin melebar. Percakapan mereka yang dulu hangat kini terasa canggung dan penuh ketegangan.
Naidim merasa terjebak di antara dua orang yang ia sayangi. Ia tidak ingin kehilangan siapa pun di antara mereka.
"Dim, aku mohon percaya sama aku," ujar Widy dengan suara bergetar. "Aku nggak pernah bermaksud kayak gitu."
Naidim menghela napas panjang. "Aku bingung, Wid. Aku nggak tahu harus percaya siapa."
"Aku tahu lo, Wid. Lo bukan tipe orang yang kayak gitu. Tapi, kata-kata Aleyra juga bikin aku ragu."
"Aku ngerti kok kalau lo bingung. Tapi, tolong jangan langsung percaya sama dia. Lo tahu kan gimana dia kalau lagi ngomongin orang?"
"Iya, aku tahu. Tapi, bukti-buktinya... kayaknya mengarah ke lo, Wid."
"Bukti apa? Cuma omongan doang kan? Nggak ada bukti yang bener-bener kuat!"
Widy merasa semakin terpojok. Ia mencoba menjelaskan kepada semua orang, termasuk Naidim, bahwa tuduhan Aleyra itu tidak benar. Namun, suaranya seakan tenggelam oleh gemuruh gosip yang terus berputar. Rasa sakit dan kesepian mulai menggerogoti hatinya. Ia merasa dikhianati oleh orang-orang yang selama ini dianggap sebagai sahabat.
Saat kegiatan ekstrakurikuler, Widy tak lagi belajar bermain volly di sela sela istirahat bersama Naidim. Hari ini ia hanya belajar bermain badminton dengan salah satu cowok penghuni asrama, namanya Bayu.
Dia anak kelas sebelah juga.
Beberapa saat, Grady menghampiri Widy dan Bayu yang sedang duduk di pinggir lapangan badminton. Wajah Grady terlihat cemas dan khawatir. Ia duduk di samping Widy dan memulai percakapan, "Wid, apa kabar? Kamu baik-baik saja?" suaranya terdengar lembut, mencoba menenangkan Widy.
Widy hanya mengangguk lemah. Ia tidak ingin membahas masalah yang sedang dihadapinya saat ini. Bayu, yang memperhatikan interaksi mereka, memilih untuk pergi mengambil minuman.
"Wid, aku tahu ini sulit buat kamu. Tapi kamu harus kuat," ucap Grady dengan nada lembut. "Aku tidak akan pernah berhenti percaya padamu."
Widy menatap Grady dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa terharu dengan perhatian Grady. "Makasih, Grad. Aku enggak tahu harus gimana lagi."
"Nih minum dulu, masalah kayak gitu jangan terlalu dipikirin lah Wid itukan cuma fitnah aja, suatu saat pasti kebongkar kok kejadian sebenarnya siapa yang salah siapa yang benar lama atau cepat pasti bakalan ketahuan juga" ucap Bayu sambil menyodorkan minuman yang sudah dibelinya dari kantin.
Widy yang mendengar itu heran darimana Bayu tau masalah yang dihadapinya.Widy menatap Bayu dengan tatapan heran.
"Kok kamu tahu sih tentang masalahku?" tanyanya penasaran.
Bayu tersenyum kecil, "Oh, itu... aku denger-denger dari beberapa teman di asrama. Mereka kan sering ngomongin kamu."
Widy mengangguk paham. Ia tidak menyangka masalahnya sudah menyebar begitu luas. "Makasih ya, Bayu. Kamu baik banget."
"Sama-sama, Wid. Kita kan teman." Bayu balas tersenyum.
Widi menatap gelas minuman di tangannya, ragu-ragu untuk meminumnya. Kata-kata Bayu memang terdengar menenangkan, tapi rasa sakit hati dan kecewa masih menghantuinya. Fitnah yang ditujukan padanya terasa seperti beban berat yang sulit dilepaskan.
"Lo yakin semua bakal baik-baik aja, Yu?" tanyanya lirih, matanya berkaca-kaca.Bayu mengusap lembut rambut Widi.
"Gue yakin banget. Lo orang baik, Wid. Semua orang tahu itu. Fitnah nggak akan bisa ngebunuh kebenaran selamanya kok." Ia menarik napas dalam-dalam. "Lagian, kita punya banyak teman yang percaya sama lo. Mereka pasti bakal bantu kita ngungkapin semuanya."
Widi mengangguk pelan, sedikit terhibur dengan kata-kata Bayu. Ia memang punya banyak teman yang baik, tapi tetap saja, rasa takut dan khawatir masih menghantui pikirannya. Bagaimana jika fitnah ini terus berlanjut? Bagaimana jika orang-orang semakin percaya dengan tuduhan yang salah?
"Makasih ya, Yu, udah ada buat gue" ucap Widi tulus. Ia akhirnya memutuskan untuk meminum minuman yang diberikan Bayu. Setidaknya, ada sedikit ketenangan yang ia rasakan setelah berbicara dengan teman barunya itu.
Mereka berdua kemudian melanjutkan kegiatan bermain badminton, Grady kembali kelapangan volly untuk latihan.
Sambil bermain, Widy dan Bayu mengobrol banyak hal. Bayu berusaha menghibur Widy dengan cerita-cerita lucu. Widy merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan Bayu.
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊