" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
Nathan benar-benar mewujudkan keinginannya dengan tidak mematikan panggilan video bersama sang kekasih, saat ini keduanya sudah mulai melakukan pekerjaan masing-masing dengan tempat yang berbeda.
Sesekali keduanya menatap ke arah layar ponsel meskipun tidak ada percakapan, terkadang hanya saling curi pandang satu sama lain apalagi saat ini Nathan terlihat sangat berbeda dengan menggunakan kacamata baca, duduk tegap dan tentu saja wibawanya sangat terpancar membuat nilai ketampanannya naik.
Kemana aja aku selama ini, ternyata kekasihku sangat tampan jika sedang fokus bekerja seperti ini...
" Iya sayang aku tau itu, besok saat berjumpa coba bilang langsung aku mau dengar" goda Nathan yang tidak sengaja menangkap kegiatan Nindy yang sedang menatapnya dalam dengan gumaman yang ada diatas kepalanya.
Tidak ada sahutan dari Nindy yang sampai saat ini masih sibuk dengan sejuta pujian untuk kekasihnya, sampai Nathan mengajaknya berbicara tidak dihiraukan sama sekali.
Sayang....
Sayang....
Sayang...
Panggilan ketiga Nindy baru menyadari jika Nathan sedang mengajaknya berbicara, membuat Nindy kini salah tingkah mencari alasan padahal Nathan sudah tahu sejak tadi.
" Ehh iya mas, gimana? Ada masalah disana?"
" Hahaha jangan panik sayang, yang kamu tatap dan puji itu kekasihmu sendiri beda cerita kalau kamu menatap dalam lelaki lain apalagi suami orang" Nathan merasa sangat gemas sekali dengan tingkah Nindy saat ini.
" Ihhh malu banget ketauan masaaaa" rengekan Nindy saat ini membuat Nathan senang, ternyata kekasihnya yang mandiri itu memang sudah mulai nyaman dengan dirinya terlihat dengan semakin sering memperlihatkan sisi manjanya.
" Ya gapapa emang kenapa? Kan gratis juga ga bayar" Nathan semakin gencar menggoda Nindy yang kini berubah ekspresi.
" Lagian siapa suruh sih cakep banget gitu, pasti lagi ada yang dilirik yaa disana (Nindy mengomel dengan cukup panjang) ?" aahh Nathan semakin senang dengan ocehan Nindy saat ini.
Nindy memang seorang perempuan yang mandiri dan juga tangguh, tapi sebagai seorang kekasih menjaga, melindungi dan membahagiakan adalah suatu keharusan yang akan dilakukan oleh Nathan.
" Udah sayang?" setelah Nindy selesai dengan ceritanya kini Nathan kembali menggoda sang kekasih.
" Kalau kangen tuh bilang, suruh pacarnya cepet pulang bulan rewel hahahha" Nathan memang sangat peka sekali akan perasaan Nindy kali ini.
" Maaf yaa aku rewel, pasti mas jadi pusing kan?" Nindy yang merasa tidak enak langsung saja terbawa perasaan.
" Kan kangen itu engga dosa sayang, rewel juga sebagian ekspresi yang ditunjukan jadi hal yang wajar kok malah mas seneng ternyata pacar mas udah sesayang itu yaa duhh seneng deh dikangenin pacar" Nathan menjelaskan bukan karena mencari pembelaan tapi memvalidasi perasaan Nindy yang tidak salah agar tidak ada perasaan yang salah apalagi kali ini keduanya sedang berjauhan.
" Nindy merasa sudah mulai bergantung sama mas, padahal sebenarnya Nindy mampu melakukan sendiri sebelumnya juga Nindy sudah terbiasa mandiri tapi entah sejak kapan jadi lebih suka kalau ditemenin mas" Nindy dengan sangat hati-hati menceritakan perasaannya saat ini.
Mendengar kejujuran Nindy membuat senyuman Nathan kini mengenbang, Nindy dengan segala rasa sakit, luka bahkan kesedihannya yang selama ini ia pendam sendiri. kini sedikit demi sedikit sudah mulai memberikan tempat untuk rasa percaya pada dirinya.
" Sayang terimakasih ya sudah mau jujur dan terimakasih sudah memberikan kepercayaan untuk mas..."
" Mas sangat tahu dan percaya jika kekasih mas ini sangat mampu untuk melakukan segala hal sendiri, seperti yang udah mas bilang sekarang kamu punya mas untuk menjadi tempat berbagi rasa apapun yang kamu rasakan, dan menjaga kamu, memastikan kebahagiaan kamu adalah tanggung jawab mas jadi jangan pernah merasa terbebani dengan perasaanmu dimengerti, Sayang?" dengan sangat lembut dan pelan tapi dimengerti akhirnya anggukan dan senyuman Nindy menjadi jawaban atas pertanyaan Nathan.
Kini keduanya melanjutkan obrolan yang sesekali terpotong karena pekerjaan, Nathan yang semakin bekerja keras agar pekerjaan segera selesai tentunya dan agar cepat kembali pulang karena sudah ada seseorang yang sedang merindukannya.
Terimakasih Tuhan...
Rasa sakit, diabaikan, dipaksa untuk mengerti yang telah diberikan oleh seseorang yang selama ini aku hormati ternyata kini telah tergantikan dengan kebahagiaan yang begitu banyak...
Jika dulu aku bingung mencari arah kehidupan akan kemana untuk sampai tujuan...
Rasa hampa dan kekosongan diri yang begitu sulit dimengerti, entah diri ini sedang membutuhkan apa...
Tapi kini aku sadar jika kisahku belum usai...
Cinta yang setara..
Ketika rasa rindu dibalas pertemuan...
Ketika sisi lemah dibalas dengan pelukan hangat dan erat...
Ketika rasa takut dibalas dengan rasa kepercayaan...
Kelemahan diri yang pada akhirnya harus terlihat, diterima dengan sangat baik bahkan bukan menjadi suatu hal yang harus diperdebatkan menjadi suatu masalah...
Bolehkah aku egois kali ini untuk meminta berada dikondisi saat ini selamanya?...
Aku percaya sepeda yang ku kayuh akan sampai pada garis finish meskipun melewati berbagai cuaca, dan juga jalanan yang berbeda...
Seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan akan ada jatuh, tersungkur, dan juga tangisan tapi pada akhirnya semua akan berjalan lancar ...
Hidup adalah proses untuk terus belajar dan memahami dan kini aku mencoba menerima dan terus berusaha sampai pada akhirnya engkau akan memintaku untuk kembali...
Nindy merasa bahagia karena Nathan tidak pernah meminta apalagi menuntut dirinya untuk menjadi orang lain, semenjak bersama Nathan Nindy bisa lebih terbuka melebihi kepada sang papa. Bukan karena tidak percaya hanya saja Nindy merasa kasihan kepada sang papa yang selama ini sudah lelah dengan pekerjaan dan juga mengurus dirinya dan sang kakak hanya seorang diri.
apa bedanya, kk Din??
wkwkwk
kl mo marah hrs direncanakan,
disusun yg rapi..
kyk jdwl mata pelajaran..
hihiiiii
hajar,Jo!!!
emg kk Dinar tau gmn
pergerakan buaYa.....??
wkwkwk
gk niat..
atau....
blm mau???
wkwkwk
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk