Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Tanpa pikir panjang lagi, Namira langsung menemui Sean yang sekarang masih berada di depan TV bersama dengan adiknya, tekadnya sudah bulat ingin menggunakan uang dari Loly terlebih dahulu, yang terpenting saat ini dirinya bisa menepati janjinya dengan Sean.
"Anak Mama, coba kalian tebak Mama mau bilang apa sama kalian," celetuk Namira yang membuat kedua anaknya itu bertanya-tanya sendiri.
"Ngomong apa ya kira-kira, aku gak tahu," sahut Sean.
"Sama, Nasa juga gak tahu, kira-kira apa ya, yang ingin Mama ucapkan," timpal Nasa.
"Beneran, gak ada yang tahu," ucap Namira sekali lagi.
"Benar Ma," sahut keduanya dengan bersamaan.
"Wih, kompak banget anak Mama," papar Namira. "Ya sudah Mama mau menjelaskan lagi, kalau hari libur nanti kita jadi pergi ke Jakarta," ungkap Namira yang membuat kedua anaknya senang apalagi Sean, terlihat jelas dari raut wajahnya yang terlihat begitu bahagia.
"Mama, beneran, kita jadi mengunjungi makam Ibu?" tanya anak itu sambil membendung air matanya.
"Iya Sayang, kita jadi mengunjungi makam Ibu dan juga kedua orang tua Mama," jawab Namira dengan penuh kegembiraan.
"Wah, terima kasih Mama, semoga setelah ini, rezeki Mama semakin di lancarkan," ucap Sean sambil memeluk Namira.
"Amiiin, terima kasih untuk doanya ya Nak, mama hanya ingin melihat kalian berdua bahagia, dan ini kali pertama liburan kita ke Jakarta, semoga adik Nasa senang ya," kata Namira sambil menatap putri kecilnya itu.
"Pasti dong Ma, oh iya? Apa di Jakarta Nasa bisa bertemu dengan Ayah?" tanya putri kecilnya itu.
"Sayang, bukannya Mama sudah bilang, kalau Ayah Nasa, tidak ada di sini, rumah Ayah di luar negeri Nak bukan di Jakarta," kilah Namira yang selalu membohongi putri kecilnya itu jika bertanya tentang ayahnya.
"Tapi kenapa, ayah tidak pernah mencoba untuk menemui Nasa, bahkan telepon pun tak pernah, apa ayah tidak sayang sama Nasa," ungkap Nasa yang merasa kecewa dengan jawaban ibunya.
"Nasa, setiap orang tua itu pasti sangat menyayangi anaknya, Nasa harus sabar saja, semoga suatu hari nanti Nasa bisa bertemu dengan ayah," sahut Namira sambil menepuk pundak putri kecilnya itu.
'Maafkan Mama Nak, yang tidak bisa memperjuangkan hak mu sebagai seorang anak, Mama tahu perbuatan Mama salah tapi Mama sudah tidak ingin lagi membuka masalalu biarkan kamu hidup tanpa seorang ayah, dari pada harus membawamu kedalam masalalu mama yang kelam,' ungkap Namira di dalam hatinya.
"Nasa, jangan sedih ya, nanti Kakak berikan permen cokelat kesukaan Nasa," ucap Sean mencoba untuk menghibur adiknya.
"Nasa, gak sedih kok, lagian kata Mama Nasa anak yang kuat jadi Nasa tidak boleh sedih," ungkap Nasa, anak itu meskipun kecil tapi pintar menyembunyikan kesedihannya dan hal itu sangat di ketahui oleh Namira sendiri.
'Kau memang anak yang kuat Nak, bahkan sejak di dalam kandungan, kau selalu di hadapkan dengan badai yang begitu besar, dan kau tetap bertahan di perut Mama dan sampai sekarang kau tumbuh menjadi anak yang pintar,' ungkap Namira di dalam hatinya.
Bertahun-tahun Namira menyembunyikan identitas ayah dari anaknya, bukan karena Namira tidak memberikan hak kepada anaknya, tetapi posisi yang menyulitkan dirinya untuk memberi tahu sang buah hati, andai saja Samudra seorang pria lajang, mungkin Namira akan gamblang memberitahukan siapa ayah dari anaknya.
Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, Samudra adalah pria beristri, dan Namira sudah tidak ingin lagi membuka luka di masalalu, biarkan putri kecilnya itu hidup tanpa seorang ayah, sudah cukup dirinya menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, meskipun pada awalnya dia tidak tahu kalau Sam merupakan pria beristri.
'Sam, lihatlah anakmu sudah besar dia selalu menanyakan kabarmu, aku tidak tahu kau mengingatnya atau tidak, yang jelas anakmu selalu mengingatmu di setiap waktu,' batin Namira.
"Mama, kita mau pamit dulu ya, mau beli permen coklat," ucap Sean, yang membuyarkan lamunannya.
"I-iya Nak, hati-hati ya, jangan keluyuran nanti mama bingung lagi," sahut Namira, dengan nada kagetnya.
"Baik Ma," ucap keduanya.
Setelah kepergian anaknya tadi Namira langsung kembali ke dalam kamarnya, tiba-tiba saja dia teringat ingin membuka dompet yang dia temukan tadi pagi, di sekitar kedainya, namun sayang, di saat dirinya hendak membuka tiba-tiba saja, pintu rumahnya ada yang mengetuk, sehingga di urungkan niat untuk membuka dompet tersebut.
"Tok ... Tok ... Tok ..." Pintu pun di ketuk.
"Assalamualaikum Namira," ucap tamu di depan rumah.
"Walaikumsalam," sahut Namira sambil membukakan pintu untuk tamunya itu.
"Ibu Sukma," ucap Namira sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
"Maaf ya sore-sore seperti ini datang kemari, ganggu gak?" tanya Sukma sambil tersenyum sungkan.
"Gak apa-apa Bu," sahut Namira.
"Oh iya, biasanya kamu setiap sore jualan, tapi kok di depan kosong gak ada apa-apa?" tanya Sukma kembali.
"Iya, Bu, hari ini aku libur," sahut Namira.
"Kenapa? Mana kedai mu yang katanya ada di depan rumahmu, kok sekarang jadi kosong melompong seperti tidak berjualan." Sukma pun memberondong berbagai pertanyaan, yang membuat Namira enggan untuk bercerita.
Namira pun hanya terdiam dia tidak mau menceritakan peristiwa yang sudah terjadi dengan kedainya pada Ibu Sukma, bukannya dia merasa kuat, hanya saja dia tidak ingin melibatkan siapapun dalam masalahnya ini.
"Nggak apa-apa Bu, ya sudah mari masuk, Mas Alex, monggo masuk," ajak Namira dengan sopan namun pria itu seakan acuh dengan ajakan Namira.
"Bentar dulu ya Bu, Mira buatkan minum dulu," pamit Namira yang diangguki oleh Sukma namun tidak dengan Alex pria itu masih saja menatap Namira dengan tatapan yang sadis.
Namira pun segera beranjak ke dapur untuk membuat minuman, tanpa dia sadari tiba-tiba saja Alex berada di belakangnya entah apa yang akan di lakukan pria itu, yang jelas kedatangannya yang tiba-tiba membuat Namira terperanjat kaget.
"Astaga! Mas Alex!" pekik Namira.
"Jangan berlagak kaget seperti itu, ingat ya Namira, kali ini aku pertegas lagi, jangan berharap untuk menjadi istriku, karena sampai kapan pun aku tidak pernah mau menjadi suamimu, dan kalaupun semuanya harus terjadi karena kemauan mama, maka aku berjanji akan menciptakan sendiri neraka pernikahan kita!" desis Alex di depan telinga Namira
"Kau bicara apa! Bahkan aku tidak pernah sama sekali menginginkan hal itu, kau keterlaluan Mas, dari dulu aku terima kau membenciku dengan alasan yang tidak jelas dengan kesalahan yang tidak pernah aku lakukan sama sekali," sahut Namira yang mencoba untuk memberanikan diri menatap wajah Alex.
"Kesalahan yang tidak pernah kau lakukan, kau yakin dengan perkataanmu itu Namira, ingat ya! Wanitaku pergi dari hidupku, dan itu semua gara-gara kamu, kamu penyebabnya!" geram Alex sambil menunjuk jari telunjuknya sebagai tanda peringatan untuk Namira.
"Jangan pernah melibatkan masalahmu kepada orang lain, apalagi orang tersebut tidak tahu menahu dengan masalah anda," balas Namira sambil membawa nampan dan meninggalkan Alex begitu saja di dapurnya.
Alex begitu geram, dia pikir Namira wanita yang lemah dan tidak berani melawan dirinya, ternyata dugaannya salah, bahkan Namira berani menimpali perkataannya dengan ucapan yang tidak kalah menyakitkan.
"Kurang ajar kau Namira, awas saja, jika aku terbukti membongkar kedok mu, akan ku hancurkan hidupmu pada saat itu juga," janji Alex dengan tatapan tajamnya.
Di ruang tamu saat ini Ibu Sukma dan Namira sedang berbincang-bincang ringan dan tiba-tiba saja, di kejutkan dengan kedatangan dua anak Namira.
"Assalamualaikum," ucap keduanya yang merasa senang karena di rumahnya kedatangan Ibu Sukma dan anaknya.
"Wah, ternyata ada Nenek Sukma dan Om Alex," ucap keduanya, sambil bersalaman dengan kedua orang tersebut.
"Iya, Sayang. Kalian berdua dari mana saja," sahut Sukma.
"Kami dari luar sebentar, habis beli permen cokelat untuk adikku," sahut Sean.
"Loh, kok hanya untuk adik saja, emangnya Sean gak mau?" tanya Sukma.
"Sean gak terlalu suka cokelat," sahut bocah itu jujur.
"Wah sama dong dengan om Alex, dari kecil om Alex tidak pernah suka coklat," ucap Sukma, sedang Alex hanya menatap dua bocah itu yang terlihat begitu akur dan rukun sepertinya pria kejam itu mulai jatuh cinta dengan kedua anak kecil itu.
semangat...
maaf thor bisa ga gambar judulnya di ganti soalnya aku ga tega ngeliat nya🙏🙏🙏🙏
apakah Nasa dapat menerima daddy nya
baru skrg mau menyesal nya Sam
seorg ayah yg berwibawa, tegas dan dingin bisa menjadi rapuh demi kebahagiaan anak2nya
ceritanya mkin bagus thor...
semangat 🙏💕
smoga nasa baik2 saja & mampu lepas dr jason.
lanjut kak ❤️❤️❤️
ngesak bgt thor...