NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Beberapa hari telah berlalu dan Stevia akhirnya dapat kembali bersekolah setelah beristirahat di rumah untuk mengatasi perasaan takutnya setelah insiden penculikan itu.

    Beruntungnya tidak ada hal buruk yang terjadi pada Stevia, kecuali rasa takut yang para penculik itu timbulkan dengan membawanya pergi tanpa keluarganya.

    Bella telah menemukan cara bagaimana agar mereka bisa keluar dari apartemen tanpa sepengetahuan Katherine, karena Bella tahu bagaimana reaksi Katherine jika dia mengetahui Stevia telah memanggil Kenan 'Daddy' dan mengetahui jika lelaki itu adalah ayahnya. Bella juga membuat Stevia berjanji untuk merahasiakan hal itu sehingga mereka bisa mengejutkan Katherine nanti dengan berita itu.

    Stevia yang menganggap hal itu keren pun tentu saja langsung menyetujui permintaan ibunya, dia setuju untuk merahasiakannya. Dalam pemikirannya yang masih muda, Stevia berpikir jika akan menyenangkan untuk memberi kejutan kepada nenek mereka nanti.

    "Daddy, mau menjemput ku dari sekolah?." Tanya Stevia menoleh kearah Kenan.

    Mereka duduk di kursi bagian belakang didalam mobil hitam yang mengkilap saat Bella dan Kenan mengantarkan Stevia ke sekolahnya. Kenan bersikeras untuk mengantar putrinya ke sekolah dan menyediakan keamanan untuknya selama dua puluh empat jam. Membuat Bella tidak punya pilihan lain, selain menerima tawaran Kenan karena penculiknya masih bebas berkeliaran dan Bella tidak tahu siapa orang yang ingin menyakiti Stevia.

    Lebih baik aman dari pada menyesal.

    Kenan memiliki beberapa pertemuan sore hari ini, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan putrinya itu. Sekarang setelah Kenan tahu jika Stevia adalah putrinya, lelaki itu ingin menebus waktunya yang hilang sebanyak mungkin. Kenan menatap Stevia dan tersenyum. "Daddy akan ikut dengan Mommy kamu."

    "Yeay!." Cicit Stevia terlihat bergembira. "Teman-teman ku pasti akan berhenti menertawakan aku sekarang. Dan aku punya Daddy yang paling tampan di dunia!."

    

    Kenan tersenyum, matanya berbinar penuh kekaguman saat dia menatap putrinya. Bella memperhatikan keduanya dan dia tidak tahu bagaimana dirinya harus merasa..... Bella tidak dapat menyangkal bahwa Kenan adalah ayah yang baik, tetapi apakah mereka bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini seterusnya?

    Segalanya akan menjadi rumit.

    "Mommy... apa Mommy tidak setuju?." Suara Stevia membuat Bella tersadar dari lamunannya. "Bukankah Daddy adalah lelaki yang paling tampan di dunia?."

    Bella mendongak, menatap Kenan dan jantungnya berdebar kencang saat Stevia dan Kenan juga menatap kearahnya. Kenan menyeringai dan tatapan tajamnya membuat Bella merasakan sesuatu.

    Hal-hal yang tidak ingin Bella sebutkan namanya saat ini.

    Bella terkekeh kecil dan menjawab dengan terpaksa. "Ya, dia memang tampan."

    Kenan mengangkat sebelah alisnya keatas dan terlihat kedua pipi Bella yang merona merah, wanita itu segera mengalihkan pandangannya ke luar jendela saat jantungnya berdebar-debar.

    ***

    Tidak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk akhirnya tiba disekolah Stevia. Gadis kecil itu saat bahagia ketika dia memperkenalkan Ayahnya kepada semua orang yang dia temui. Stevia memegangi tangan Kenan dan memperkenalkannya pada teman-temannya. "Lihat, sudah aku bilang aku punya Daddy." Kata nya.

    Kenan tersenyum saat dia dengan senang hati ditarik oleh putrinya. Hatinya terasa penuh dan dia diam-diam berjanji untuk selalu membahagiakan putrinya itu.

    Beberapa menit kemudian, Kenan dan Bella telah berada diperjalanan untuk berangkat ke kantor. Kenan menoleh kearah Bella. "Kamu hanya memiliki waktu tiga hari lagi untuk memberitahu orang tuanku tentang Stevia. Aku tidak suka menyembunyikan sesuatu dari mereka, terutama hal seperti ini."

    Napas Bella tercekat, dia berkedip beberapa kali. Menceritakan tentang Stevia pada keluarga Narendra akan mengubah banyak hal. Mereka pasti sangat ingin dekat dengan Stevia dan itu bukan bagian dari rencananya. Dia hanya kembali ke kota Brentwood untuk menghancurkan mereka!."

    Tetapi mau bagaimana pun, Stevia berhak mengenal keluarganya. Bella tidak ingin bersikap egois dan merampas apa yang seharusnya anaknya dapatkan.

    Dia menghela napas panjangnya, mengetahui bahwa dirinya tidak bisa menundanya lebih lama lagi. "Aku akan mengundang mereka makan malam dan mengobrol dengan mereka akhir pekan ini."

    **

    Sementara itu, Elena telah bersiap untuk mengunjungi sekolah yang berada dibawah naungan Narendra Corporation. Wanita itu memang sering melakukan kunjungan karena anak-anak menjadi bagian dari yayasan dan telah di beri biaya pendidikan oleh Malvin.

    Itu adalah yayasan yang sama, tempat dimana Kenan dan Bella dulu tinggal bersama hingga Malvin dan Elena mengadopsi Kenan sebagai putra mereka.

    "Apa kamu yakin tidak ingin aku ikut denganmu, Sayang?." Tanya Malvin dengan suara puraunya saat melihat istrinya mengenakan pakaiannya.

    Setelah Elena selesai membersihkan dirinya dan berdandan, Malvin rupanya terangsang oleh penampilan istrinya yang masih terlihat sangat seksi itu. Pria itu menariknya ke tempat tidur dan bercinta dengannya. Meskipun mereka telah berusia lima puluh tahunan, tetapi mereka masih saling mencintai.

    "Tidak, Sayang. Aku akan baik-baik saja. Aku harus bertemu dengan Naura nanti untuk acara makan malam." Jawab Elena, merujuk pada sahabatnya yang merupakan istri dari sahabat Malvin— Kenzo.

    Setelah rapi dengan pakaiannya, Elena berjalan mendekati Malvin yang masih dalam keadaan telan***ng, sedikit membungkuk, lalu mengecup bibir suaminya itu. "Aku sangat mencintaimu."

    "Dan aku lebih mencintaimu." Jawab Malvin sembari mencium kembali punggung tangan istrinya dengan penuh cinta sebelum akhirnya Elena pun pergi.

    ***

    Tidak lama kemudian, Elena pun telah tiba di sekolah internasional Utopia. Kepala sekolah terlihat menyambutnya dan ingin mengajaknya berkeliling sekolah. Tetapi Elena menahannya. "Tidak apa-apa, anda bisa kembali bekerja karena aku akan melihat-lihat sendiri."

    Elena tidak suka menarik perhatian banyak orang pada dirinya. Jadi dia tidak membutuhkan formalitas seperti itu.

    "Saya berharap anda menikmati waktu anda selama berada disekolah, Nyonya Narendra. Keadaan sudah membaik semenjak terakhir anda datang ke sini." Kata kepala sekolah itu.

    Elena tersenyum sopan dan pamit. Karena anak-anak tampaknya sedang dalam jam istirahat, Elena mulai dari kelas, memperhatikan karya seni berwarna warni yang menghiasi dinding dengan warna biru dan merah muda yang cantik.

    Meja dan kursi kecil yang disusun menghadap papan tulis di bagian depan membuat tempat itu terlihat semarak.

    Elena melihat rak berisi buku-buku dan mainan yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran anak-anak. Ruang kelas berventilasi baik dengan sistem pemanas jika cuaca terlalu dingin. Ada juga tempat penitipan anak untuk anak-anak berusia tiga hingga empat tahun yang dapat tidur siang di tengah-tengah pembelajaran.

    Elena sangat terkesan. Tampaknya para pengelola sekolah telah menjalankan tugas mereka dengan baik. Setelah melihat-lihat isi ruang kelas, ia kemudian pergi ke taman bermain dan disambut oleh suasana yang ceria. Suasana dipenuhi gelak tawa saat anak-anak bermain ayunan, perosotan, dan papan luncur. Ia tersenyum saat melihat anak-anak terlibat dalam berbagai kegiatan, merasakan nostalgia saat mengingat anak-anaknya sendiri. Oh, betapa cepatnya waktu berlalu... Dalam sekejap mata, anak-anaknya sudah tumbuh dewasa.

    Seorang gadis kecil tiba-tiba menarik perhatian Elena dan mengernyitkan dahinya, berpikir jika wajah gadis kecil itu tampak sangat familiar.

    'Menarik.' Gumamnya sembari memperhatikan gadis kecil pemilik bola mata hijau hazel. Rambut hitamnya di kuncir dua yang lucu dan pipinya kemerahan.

    Sembari mengamati gadis kecil itu, Elena tiba-tiba merasa curiga.

   Elena mengeluarkan ponselnya, mengambil foto gadis kecil itu dan mengirimnya pada Kenan di sertai sebuah tulisan. [Apakah dia tidak mengingatkan kamu dengan seseorang?].

   

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!