NovelToon NovelToon
Janji CINTA

Janji CINTA

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Menikah Karena Anak / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: syitahfadilah

Memiliki anak tanpa suami membuat nama Cinta tercoret dari hak waris. Saudara tirinya lah yang menggantikan dirinya mengelola perusahaan sang papa. Namun, cinta tidak peduli. Ia beralih menjadi seorang barista demi memenuhi kebutuhan Laura, putri kecilnya.

"Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram." ~ Stev.

Yang tidak diketahui Cinta. Stev adalah seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar yang menyamar menjadi barista demi mendekatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27~ MAAFKAN PAPA YANG SUDAH MENGABAIKAN MU

"Kita sekalian belanja aja, ya?" ucap Vano ketika telah berada di luar butik. Ia dan Cinta baru saja selesai melakukan fitting baju pengantin. Sesuai janjinya kemarin, hari ini ia juga akan membelikan semua keperluan istri dan putrinya.

Cinta mengangguk. "Tapi kita beli seperlunya aja ya biar gak lama. Aku gak enak titipin Laura ke Mama terlalu lama."

"Gak enak apanya, sih? Laura itu cucunya Mama, loh. Malah Mama pasti senang banget jagain cucunya. Sama anaknya Kak Rian aja suka gak mau dilepas kalau main ke rumah."

Cinta hanya menanggapi dengan senyuman tipis. Walaupun Laura memang sudah menjadi cucunya mama Kinan, namun tetap saja ia merasa tidak enak. Baginya Laura jelas berbeda dengan cucu-cucunya mama Kinan yang lain.

Setelah berada di dalam mobil, Vano pun bergegas melajukan mobilnya meninggalkan pelataran butik. Tak berapa lama kemudian mereka akhirnya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Sepasang pengantin baru tersebut masuk ke dalam dengan tangan saling menggenggam.

"Kita beli untuk kamu dulu, baru setelah itu untuk Laura," ujar Vano ketika mereka baru menaiki eskalator.

Cinta hanya mengangguk, ia menuruti saja keinginan suaminya. Sebenarnya tidak berbelanja pun tak masalah, ia bisa meminta mbok Darmi untuk membawakan barang-barangnya, namun Vano melarang untuk membawa dan akan membelikan yang serba baru.

Begitu sampai di lantai atas, mereka langsung menuju toko yang menjual khusus pakaian wanita. Vano lah yang lebih terlihat antusias, sementara Cinta hanya melihat-lihat.

"Honey, ini cocok banget dipakai sama kamu." Vano memperlihatkan enam pasang piyama tidur dengan karakter kartun yang berbeda-beda.

Cinta seketika menggeleng. "Enggak usah yang itu. Ambil yang satin polos aja." Menurutnya piyama pilihan suaminya itu lebih cocok untuk gadis remaja.

"Yaaaahhhh, padahal ini lucu, loh. Laura pasti suka kalau kamu pakai ini, ada karakter kartunnya."

Cinta terkekeh. "Nanti kita beli poster kartun aja untuk Laura."

"Ya udah deh," Vano pun mengembalikan piyama karakter kartun tersebut ke tempatnya semula lalu mengambil beberapa pasang piyama berbahan satin polos dengan warna yang berbeda-beda. "Yang ini?" tanyanya.

"Iya."

Mereka pun lanjut memilih pakaian lainnya. Cinta sesekali melirik suaminya sambil menahan senyum. Tak menyangka, seorang Stevano Atmajaya mau merepotkan dirinya untuk berbelanja keperluan wanita. Sejak tadi suaminya lah yang sibuk memilih-milih, sedangkan ia hanya mengarahkan mana yang ia sukai dan tidak. Lebih dari satu jam lamanya dihabiskan Vano hanya untuk membelikan keperluan istrinya. Ia baru berhenti ketika ponselnya berdering.

"Aku angkat telepon dari Kak Rian sebentar," ucap Vano.

"Iya." Setelah suaminya sedikit menjauh, Cinta pun memusatkan perhatiannya pada deretan tas branded yang tertata rapi. Di kamarnya, ia juga memiliki banyak sekali koleksi tas-tas yang serupa. Hampir setiap bulan ia selalu membeli tas keluaran terbaru dan terkadang dibelikan oleh papanya. Tapi semenjak ada Laura, ia tidak lagi memikirkan keperluan dan kesenangannya sendiri. Sebab putri kecilnya itulah yang harus ia utamakan. Terlebih setelah semua fasilitasnya ditarik dan ia hanya mengandalkan gaji bulanan sebagai barista.

Setelah berbicara dengan kakaknya mengenai persiapan resepsi di hotel. Vano pun mengakhiri panggilan kemudian menghampiri istrinya yang sedang melihat-lihat berbagai koleksi tas branded. Namun, langkahnya terhenti kala seseorang memanggil namanya.

Ia pun menoleh ke asal sumber suara. Sebelah alisnya terangkat melihat Sinta, teman sekelasnya semasa SMA dulu. Mereka juga kuliah di universitas yang sama, namun dengan jurusan berbeda. Ia sudah cukup lama tak bertemu Sinta, seingatnya terakhir kali saat acara reuni hampir dua tahun yang lalu.

"Van, gak nyangka kita bakal ketemu disini. Kamu apa kabar?"

"Seperti yang kamu lihat sendiri," jawab Vano sambil tersenyum tipis.

Sinta mengindai penampilan Vano. Sudah lama tak bertemu, pria itu semakin terlihat tampan dan gagah. Namun, lama tak bertemu bukan berarti ia tidak mengetahui berita mengenai temannya tersebut.

"Oh ya, Van. Selamat ya, atas pernikahan kamu. Aku sedih loh, gak diundang, padahal kita teman."

"Terima kasih. Waktu itu mendadak saja menikh, tapi kamu bisa datang nanti saat resepsinya."

"Serius, Van?"

Vano hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

"Oh ya, ngomong-ngomong istri kamu itu sudah punya anak ya, tapi belum pernah menikah sebelumnya?" tanya Sinta kemudian.

"Memangnya kenapa?" Bukannya menjawab, Vano justru balik bertanya.

"Ya, gak apa-apa, sih. Cuma aku heran aja. Dari sekian banyaknya wanita yang mau sama kamu, tapi kamu justru memilih wanita yang telah memiliki anak, belum pernah menikah lagi. Kamu itu bukan cuma tampan aja, Van. Tapi juga berasal dari keluarga terpandang, kenapa tidak mencari yang sepadan gitu? Yang lebih layak untuk kamu. Anak rekan bisnismu, kan banyak," ucap Sinta.

Ekspresi wajah Vano seketika berubah. Ia menatap temannya itu dengan lirikan tajam. Satu hal yang paling ia tidak sukai adalah jika ada yang mengungkit tentang status Cinta, apalagi sampai menghinanya. Siapapun itu.

"Kamu sama sekali tidak berhak menilai kelayakan istriku. Bagiku dia adalah perempuan istimewa dan sangat layak untukku. Jangan sampai kamu hanya pintar melihat kekurangan orang lain, tapi kekurangan sendiri tidak sadar!" tukas Vano sembari menunjuk di depan wajah temannya itu. Setelah mengatakan itu, ia pun berbalik pergi. Namun, baru beberapa langkah ia kembali menoleh menatap Sinta.

"Kalau ada yang tidak layak, itu adalah kamu. Kamu sama sekali tidak layak hadir di resepsi pernikahan ku nanti!" pungkasnya, kemudian melanjutkan langkahnya menghampiri istrinya.

Sinta menghentak kakinya dengan kesal. Seharusnya ia bisa menjaga bicaranya tadi. Gagal sudah rencananya yang berniat untuk datang ke resepsi pernikahan Vano hanya untuk mendekati Sean.

Cinta tersentak kaget ketika Vano tiba-tiba merangkul pinggangnya. Saking seriusnya menatap deretan tas branded yang mengingatkan saat-saat hobi berbelanja nya, ia sampai tak menyadari kedatangan suaminya.

"Mau beli tas?"

"Enggak, cuma lihat-lihat aja," jawab Cinta.

"Oh, aku pikir kamu mau beli. Soalnya daritadi aku perhatikan kamu terus melihat deretan tas-tas itu."

"Cuma teringat sama koleksi tas aku saja di rumah."

"Ya sudah, sekarang kita beli kebutuhan untuk Laura."

Cinta mengangguk. Mereka pun menuju toko yang menjual pakaikan khusus anak-anak. Di toko itu Vano menghabiskan waktu lebih lama daripada saat membelikan kebutuhan istrinya.

Gaun-gaun balita perempuan yang berjejer itu membuatnya terpesona sampai bingung harus mengambil yang mana. Alhasil ia pun memborong semuanya dan membuat Cinta sampai geleng-geleng kepala.

Tak terasa tiga jam pun berlalu. Kini, tak hanya di dalam bagasi, tapi di bagian kursi penumpang pun penuh dengan barang-barang belanjaan Vano hanya untuk anak dan istrinya.

"Mau beli apa lagi?" tanya Vano setelah beberapa saat mobilnya melaju.

"Sudah, ini saja sudah sangat banyak," jawab Cinta.

"Baiklah, kalau begitu sekarang kita beli lemari pakaian untuk Laura. Setelah itu kita pulang, aku sudah sangat rindu padanya."

Cinta hanya menanggapinya dengan senyuman. Sungguh, ia merasa sangat beruntung dipertemukan dengan Vano. Tak hanya ia yang mendapatkan pendamping hidup yang begitu sempurna, tapi putrinya juga mendapatkan sosok ayah yang begitu menyayanginya.

Di sisi lain...

Di dalam ruangannya, Papa Haris menatap foto-foto yang baru saja dikirimkan oleh orang suruhannya dengan mata berkaca-kaca. Dari sekian banyak foto-foto tersebut, hampir semuanya berisi foto putrinya yang tersenyum lepas saat berbelanja dengan Vano.

Hari ini ia memang meminta seseorang untuk memantau kegiatan putrinya. Dan melihat bagaimana cara Vano memperlakukan putrinya, ia merasakan kelegaan dalam hati.

"Sekarang, kesedihanmu selama satu tahun ini telah terbayarkan, Nak. Maafkan Papa yang sudah mengabaikan mu."

1
THAILAND GAERI
salah ketik ya thor😁😁🤣🤣🤣 kurang huruf n...ntar dikira DOG : ANJING🤣🙏
echa purin
👍🏻
Celsi Hura
Mantap juga ceritanya, semoga cinta dan laura anak gadis nya itu bahagia selalu
T-WAFIQ
nasib aja gak keusir
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 🤣🤣🤣 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑧𝑎𝑙𝑖𝑚 😂😂😂
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠𝑖ℎ 𝑑𝑟 𝑝𝑑 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑠𝑜𝑘 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢....
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖2 𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡 𝑣𝑎𝑛𝑜 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔2 𝑦𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑝𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑝 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑒𝑙𝑖𝑑𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑛𝑝 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑏𝑎2 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑛𝑘....
𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑝 𝑘𝑜𝑘 𝑜𝑜𝑛 𝑦𝑎
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Nurlinda: terimakasih kk🙏😍
total 1 replies
Nur Fauzan
👍👍lanjutkan
Nur Fauzan
oce banget seritanya, lanjutkan
Nurlinda: terimakasih kk🙏
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐝𝐨 𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐚,𝐝𝐚𝐭𝐞𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐬 𝐮𝐝𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢😭😭😭𝐧𝐠𝐞𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧 𝐛𝐧𝐠𝐭 𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠
Nurlinda: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐭𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐞𝐩𝐬 𝐢𝐧𝐢 😊😊
murni l.toruan
ya ampun deh mak n anak sama-sama orang dajjal..Indri hati2 dengan dendam yang tidak alasan untuk menghancurkan Cinra, kamu yang akan hancur.
yumna
kira"udah tayng blm ka autor
Nurlinda: belum y kak. yuk mampir jg ke novel ku yg lain 🙏
total 1 replies
yumna
laura kah....🤭🤭🤭
Hariyanti
terima kasih Thor 🥰 aku suka sama karyamu🥰🥰🥰🥰🥰
Hariyanti
wah...sdh tamat aja Thor
Hariyanti
Evan itu menyebalkan😤 mempermainkan sisi lemah vano😔
Hariyanti
Vano itu terlalu cemburu dan posesif jadi akalnya macet🤔😔 sedikit 2 emosi 😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!