Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29.
"Hadiah? kenapa kamu bisa dapat hadiah? bukankah... ?"
"Tuan rumah pesta membuat suatu permainan, dan hadiahnya seratus juta" bisik Freya ke dekat telinga Ayahnya.
Mata Erick kembali membulat menatap Freya tidak percaya, tiba-tiba ia curiga dengan permainan dengan hadiah seratus juta.
Mata Erick bergerak-gerak menatap wajah putrinya tersebut, "Fleya, ja.. jangan ka.. katakan, kalau pelminan itu.. "
Tubuh Erick bergetar memikirkan hal, yang tidak ingin ia dengar akan permainan, yang di maksud putrinya tersebut.
"Papa, jangan curiga padaku, aku menjaga diriku dengan baik, permainan dengan hadiah seratus juta ini, bukan permainan seperti yang Papa pikirkan!"
Freya menarik kursi untuk ia duduk, lalu meraih tangan kanan Ayahnya, kemudian menggenggamnya dalam ke dua tangannya.
"Permainan yang di adakan pemilik pesta, mengenai perasaan suka pada seseorang" kata Freya mulai menjelaskan tentang hadiah seratus juta yang ia bawa pulang.
Mata Erick menatap lekat mata Freya, dan perasaannya tiba-tiba tidak tenang, mendengar Freya mengatakan 'seseorang yang di suka'.
"Papa tahu tidak, idolaku di undang juga pada pesta itu, aku tidak menyangka saat melihatnya berada di tengah pesta kapal pesiar itu!"
Freya mulai menjelaskan, bagaimana ia bisa mendapatkan hadiah seratus juta. Erick yang tadi merasa lega, kini kembali merasa curiga setelah Freya menyebutkan tentang idolanya.
Mata Erick kembali bergerak-gerak memandang Freya, menatap mata Freya silih berganti, semoga hal yang membuat perasaan curiganya tidak terjadi.
"Papa.. " Freya meremas tangan Erick, menenangkan Ayahnya yang kembali curiga, setelah mendengar ia menyebutkan idolanya.
"Jangan khawatir Pa, permainan yang di buat pemilik pesta tertuju pada idolaku, karena tidak pernah satu wanita pun dekat padanya!"
Erick yang baru saja merasa lega, kembali tidak tenang mendengar penjelasan Freya. Ia langsung mengerti kenapa Freya mendapatkan hadiah seratus juta itu.
"Ja.. jangan katakan, kalau kamu maju sebagai wanita, yang dekat dengan mafia itu??"
"Iya! Papa pandai sekali menebaknya!" Freya begitu senang sekali, Ayahnya bisa menebak permainan yang ia sebutkan.
"Fleya.. !!" Erick tidak rela putrinya menjadi dekat dengan seorang pria kejam.
"Papa! kamu tahu tidak, si Tuan rumah pesta itu mengesalkan! dia sengaja membuat permainan itu untuk mengolok-olok idolaku, karena tidak ada seorang wanita pun mau dekat dengannya! jadinya aku sangat kesal pada si Pemilik pesta itu.. !!"
Raut wajah Freya terlihat begitu kesal, menceritakan betapa tidak sukanya ia, idolanya menjadi bahan tertawaan di pesta rival Austin.
Erick berkedip menatap wajah Freya yang begitu kesal, "Papa tahu tidak, satu pun wanita yang masih single di pesta itu, tidak ada satu pun yang mau mendekati pria itu, bahkan... melirik saja padanya, satu pun wanita-wanita itu tidak ada yang berani! aku kesal sekali!!"
Erick memejamkan matanya, begitu melihat semakin kesalnya Freya menceritakan, apa yang terjadi dalam permainan, yang di buat pemilik pesta.
"Papa! dia seseorang yang pantas juga, mendapat perhatian dari seorang wanita, mendapat cinta yang tulus dari seorang wanita!!"
Freya semakin menumpahkan rasa kesalnya, membayangkan di pesta tadi betapa sedihnya ia, melihat Austin diam saja duduk dengan tenang di olok-olok Cody.
"Kalau tidak ada satu pun wanita yang mau dengannya, aku mau! aku maju dan duduk di sampingnya! agar rivalnya itu tahu, kalau idolaku memiliki seorang pengagum! dan ada wanita yang ingin dekat dengannya!!"
Erick menghela nafas dengan berat mendengar penjelasan Freya. Ia melirik uang dalam koper yang terbuka.
Uang itu sangat banyak bagi mereka, kalangan miskin yang hidup sederhana, di sebuah apartemen sederhana.
"Papa tahu tidak! si Tuan pesta itu menawarkan pada idolaku, tanah warisan keluarganya jika ada wanita, yang mau jadi pasangan idolaku, karena itulah aku bersemangat, agar si Tuan itu gigit jari, karena telah memprovokasi idolaku!!"
Kembali Erick memejamkan matanya, mencoba menenangkan perasaannya yang kusut, memikirkan putrinya di pesta itu menjadi pusat perhatian.
"Dan.. akhirnya si Tuan pesta itu jadi emosi sendiri, karena idolaku memenangkan permainan yang ia buat, ha ha ha haaaa... !!"
Freya tertawa dengan kencangnya menceritakan kejadian di pesta kapal, yang tidak pernah ia duga sama sekali, memberinya uang seratus juta, dan bahkan bisa jadian dengan idolanya.
Erick hanya bisa diam saja, melihat betapa bahagianya putrinya itu, menceritakan tentang pria kejam yang menjadi idolanya itu.
"Pesta menjadi kacau karena ulah si Tuan pesta itu sendiri, aku bersama idolaku pergi dari sana, membawa hadiah yang fantastis dari si Tuan pesta, ha ha haa.. !!"
Erick hampir jatuh terduduk, mendengar Freya pulang bersama pria itu. Putrinya dan pria kejam itu pulang bersama, membuat ia sangat khawatir sekali.
Tapi melihat keadaan Freya yang baik-baik saja, ia berharap semoga saja pria itu tidak kejam kepada Freya.
Bersambung.....
