NovelToon NovelToon
JIWA ALAM

JIWA ALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Zombie / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Penyelamat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dimas upss

Jiang Chen seorang gamer profesional yang terlahir kembali di Dunia Fantasi tempat yang dipenuhi dengan Monster dan Dungeon. Sejak tiga ratus tahun berakhirnya era kegelapan Manusia mulai terbangkitkan dengan Jiwa Bawaan.

Setiap seseorang yang menginjak umur delapan belas tahun mereka akan mengikuti upacara kebangkitan dan memperoleh Jiwa Bawaan mereka.

Jiang Chen yang selalu menjadi pusat perhatian karena peringkat pertama di Akademi jatuh begitu cepat. Jiang Chen mendapatkan Jiwa berupa akar tanaman berwarna emas dan Jiwa dengan tipe tumbuhan adalah jenis yang paling tidak berguna.

Namun dibalik semua hinaan yang dia terima Jiang Chen tidak menganggapnya sama sekali, dia membangkitkan Jiwa Alam yang sangat hebat dan Leluhur dari para Tamanan dengan potensi tak terbatas.

"Ketidaktahuan kalian adalah masalah yang serius.... aku akan berdiri menjadi yang terkuat dan membuat semua orang mengakui kehebatanku. Bahkan jika Era Kegelapan kembali aku akan menjadi pemimpin."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 - Serangan Besar Mencapai Kota

Dua hari berlalu dengan sangat cepat dan Jiang Chen sudah sepenuhnya mampu untuk mengendalikan gaya bertarungnya. Bahkan dia bersama Lu Shuang membuat catatan rekor baru saat memasuki Dungeon Green Forest yang mencapai sebelas jam.

Sesekali Jiang Chen berpapasan dengan Siswa Akademi ketujuh, seperti biasanya dia hanya menjadi bahan olok-olokan saja dan Jiang Chen mengabaikan mereka semua. Lu Shuang sebenarnya tidak terlalu suka dengan ganguan seperti ini.

"Kenapa kau hanya diam saja ketika mereka menyebutmu Tukang kebun, mereka sama sekali tidak sadar jika kau bisa menghancurkan mereka jika ingin ?" Lu Shuang bertanya kepada Jiang Chen sambil menikmati es kopi.

"Sayangnya aku tidak ingin lagi pula perkataan mereka tidak menciptakan efek apapun pada diriku. Ketika seseorang berada diatas dia akan menjadi pusat perhatian dan mendapatkan banyak sanjungan, tapi ketika mereka jatuh berapa banyak orang yang bahagia akan hal itu. Jadi dari pada memperdulikan semua komentar seperti itu lebih baik fokus dengan diri sendiri."

Jiang Chen melihat telapak tangannya, "Jika aku terbawa emosi mungkin saja aku akan membunuh mereka semua. Kekuatan yang aku punya juga harus dipertanggung jawabkan atau jika tidak aku akan kehilangan sisi dari sifat manusia."

Bagi Jiang Chen ini sama halnya dengan pelajaran moral, jika dirinya ahli dalam beladiri bukan berarti dia menggunakannya untuk menyiksa orang awam atau merasa hebat dengan menunjukan kekuatannya untuk melukai.

Emosi memang penting namun kewarasan dalam pola pikir sama pentingnya, Jiang Chen tidak ingin sembarangan membunuh orang dan menjadi tidak kenal ampun. Tapi jika ini untuk musuh yang menginginkan nyawanya maka dia tetap akan melawan sekuat tenaga.

"Dewasa sekali." Lu Shuang tersenyum dengan lembut.

"Aku hanya bertindak apa adanya." Jiang Chen meminum kopinya.

Alaram di Ponsel mereka berbunyi dengan keras dan bukan hanya mereka saja namun semua pengunjung di kafe bahkan orang-orang diluar juga mengalami hal yang sama.

Peringatan dari gelombang Monster yang akan menyerang Benteng Kota sudah diumumkan dan segala aktifitas diminta untuk dihentikan. Para Siswa juga diminta untuk berlindung di shelter yang ada di Akademi mereka untuk berlindung.

Hal ini bukan pertama kali terjadi dan biasanya akan memakan waktu tujuh hari atau mungkin lebih. Mereka yang berada di level 20 keatas sajalah yang diijinkan untuk bertempur di Benteng pertahanan Kota.

"Sepertinya aku harus pulang ke rumah dan menutup pintu dengan rapat." Lu Shuang terlihat cukup malas.

"Tidak... Kau akan ikut denganku ke Akademi ketujuh dan kita akan berlindung disana. Aku punya firasat buruk tentang hal ini dan jika Monster berhasil menembus Benteng maka itu akan jadi masalah serius." Ucap Jiang Chen dengan cemas.

"Baiklah." Lu Shuang menyetujuinya dan mereka bergegas berangkat menggunakan motor.

Untung saja Jiang Chen sudah menimbun beberapa perbekalan dan membeli banyak hal di supermarket. Semuanya disimpan didalam ruang miliknya dan jika gelombang ini berlangsung cukup lama maka dia tidak perlu khawatir soal makanan.

Setelah beberapa waktu mereka akhirnya tiba di Shelter bawah tanah, ruangan yang sangat besar ini memiliki tembok besi dan sistemnya hampir mirip seperti sebuah kotak besi. Beberapa orang luar juga ada disana dan sudah jelas mereka juga mengharapkan perlindungan.

Kepala Akademi Hong menutup pintu besi dan menguncinya dengan rapat, "Kalian semua tidak perlu khawatir karena para Guru juga ada disini, situasi diluar mungkin berbahaya nanti namun selama kita berada disini maka kita akan tetap aman."

"Ya... Kepala Akademi benar."

Lu Shuang melihat ekspresi Jiang Chen dan bertanya, "Kenapa kau terlihat tidak sependapat ?"

"Memang benar... tempat berlindung seperti ini memang aman tapi sebenarnya punya resiko bahaya yang tinggi. Monster level rendah tidak akan bisa mendobrak pintu baja itu tapi jika itu Monster level tinggi maka kita akan berakhir dalam situasi ini. Jalan keluar hanya satu yaitu pintu itu, jika kita diharuskan untuk bertarung maka kita semua akan mati." Ucap Jiang Chen dengan santai.

"Hei tukang kebun sialan... apakah mulut sampahmu itu tidak bisa digunakan dengan baik ?" Teriak siswa yang tidak sengaja mendengar perkataan Jiang Chen.

"Sudah cukup jangan mengurusi orang tidak berguna sepertinya." Ucap Bai Chuan yang bergegas menghentikan perkelahian.

"Kau beruntung sampah jika tidak aku akan merobek mulutmu."

Jiang Chen mengangkat bahunya dan tidak peduli sama sekali, mereka bahkan masih di level 10 dan tidak cocok dengannya. Namun tiba-tiba saja tanah berguncang dengan keras seperti gempa yang menyelimuti seluruh Kota, Lu Shuang memegang lengan Jiang Chen dan kepala Akademi bersama para Guru membuat perlindungan sihir.

.............

Disisi lain sesaat sebelumnya terjadi gempa tepat di benteng pertahanan Pasukan Militer mulai menyerang berbagai Monster. Walikota dan semua Soul Master kuat juga ikut bertarung dibarisan depan.

Gelombang tekanan yang mematikan dari Monster level 40 juga muncul didepan, Wu Hun bersama rekan-rekannya menelan ludah melihat kengerian semacam ini dan Monster itu berbentuk seperti Kelabang yang ukurannya sangat besar.

Sejauh ini orang yang paling kuat adalah level 35 sampai 37, mereka sudah siap bertarung sampai mati sekarang dan ledakan gelombang pertarungan tidak bisa dihindari. Korban menjadi sangat banyak dan sudah ada beberapa Monster yang berhasil masuk kedalam Kota dengan memanjat Benteng.

Tubuh besar dari Kelabang itu juga sudah hancur setengahnya, mereka sudah mengorbankan dua ratus orang lebih untuk membunuhnya dan sangat kelelahan.

Gempa bumi yang sangat kuat mengejutkan mereka dan para Soul Master tipe pendeteksi merasakan tekanan hebat. Mereka bergegas kembali keatas Benteng dan lubang yang sangat besar terbentuk ditengah Kota.

Seekor Serangga dengan empat sayap dengan kaki dan cakar keluar, jeritannya terdengar keras dan alat ukur pendeteksi mengukur jika levelnya sebesar 45.

"Itu Raja Miasma ? semua Beast yang berlari kearah Benteng hanya sebuah pancingan, sebenarnya dia menggali dari dalam tanah agar bisa menduduki seluruh Kota."

Raja Miasma duduk diatas Gedung pencakar langit dan raungan yang keras menggema, semua orang yang ada disekitarnya tidak tahan dengan suara kerasnya dan telinga mereka berdarah.

Ratusan Serangga Miasma merayap keluar dari dalam Lubang dan mulai melakukan penghancuran.

Wu Hun mengepalkan tinjunya dan berkata, "Ini akhir dari Kota ini tapi sebagai Prajurit kita tidak bisa menyerah begitu saja. Jangan ada yang berusaha untuk melawannya dan prioritaskan evakuasi sebanyak mungkin, kita akan kabur sambil menunggu bantuan dan sepertinya Raja Miasma tidak bergerak. Kemungkinan semua Anak-Anak Miasma hanya butuh nutrisi lebih dengan memakan Manusia dan kita lakukan dengan cepat."

"Baik Letnan." Semua orang setuju dengan perintah ini.

1
Gendut Gendut
lanjutttt
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
Ferry Zhou
lanjut ngab
Ferry Zhou
Lanjut ngab
Baday ys
lanjut
Baday ys
santai dan mengalur..good job thor
Baday ys
mantabbb
Ferry Zhou
Lanjut ngab
Cahya Laela Tsaniya
semangat 💪🏽💪🏽💪🏽!!!!
Iwan Setiawan
lanjutkeun. mantab ceritanya.
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
Ferry Zhou
Lanjut ngab
Ipoh AL DH
mantappp ayo semangattt upnya
Ferry Zhou
Lanjut ngab.
Ferry Zhou
Lanjut ngab
nanonano
karya yang satunya lanjutin juga thor, sampai tamat
🤐 Silent_Reader 🤐
awal yg bagus,,lanjut thor
Dwi Iraa
asik ada novel baru lagi.. nabung chapter dulu. 👍💪💪💪👍
Shiopia Asmedous
sepuh akhirnya buat novel lagi /Whimper/
Ferry Zhou
lanjut ngab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!