Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 05. Tetangga Menyebalkan.
"Kamu kenapa sih teriak-teriak terus dari tadi?" Sewot Bu Sisil yang datang ke kamar Mona.
"Tetangga sebelah ngeselin banget ma, mana tadi ngintip Mona lagi!" Kata Mona dengan nada sebal.
"Maksut kamu cowok yang kamu temukan di luar rumah?" Kata Bu Sisil.
"Iya siapa lagi, kalau bukan si kanebo kering itu ma"
Mengingat wajah Nando membuat Mona langsung pusing.
"Hus.. Jangan bicara begitu ah, gak baik" Kata Bu Sisil. Beliau langsung menggamit lengan Mona untuk turun ke lantai bawah.
Disana sudah ada Pak Gilang yang sudah datang dari kantor, Mona langsung curhat panjang lebar mengenai tempat tinggal barunya yang ada Bandung.
"Rumah disini sangat menyebalkan pah, kenapa aku harus punya tetangga model gituan sih?" Kata Mona sebal, Dia merasa tidak nyaman kalau ada disini.
"Nikmati saja Mon pemberian dari papah"
Mona langsung duduk di meja makan dengan gerakan frustasi. Mengambil makanan yang ada di meja ke dalam piringnya.
Suara piring punya Mona mendadak berisik, dia masih terbayang-bayang wajah Nando yang begitu menyebalkan.
Dia pun langsung menyudahi makan malam nya, padahal baru dua suapan, tapi di tahan oleh Bu Sisil yang ada di sampingnya
"Duduk, mau kemana?" Perintah Bu Sisil.
Gadis bertubuh mungil itu menurut, dia kembali duduk dan tak henti-henti nya berkacak pinggang dalam hati.
"Ini otak lagi eror apa gimana sih?! bisa-bisa nya muncul terus wajah si kanebo kering itu bangke!"
"Habisin makan nya cepat, jangan kebanyakan melamun"
"Iya mamah ku sayang" Mona mencoba mengembangkan senyum.
"Nah gitu lembut sedikit, biar cowok di samping rumah naksir sama kamu"
"Idih jangan sampai amit-amit Ya Allah"
Bu Sisil sedikit terkekeh, di goda sedikit saja langsung tumbang mental anak gadis nya.
"Kamu tuh ya, bisa gak sih sehari enggak buat mamah naik darah?!" Bu Sisil yang ini hanya akting, biar menciptakan suasana seru.
"Iya ma, iya" Mona menciut dengan nada rendah.
"Yasudah cepat lanjut makan, tadi pakai acara mogok makan segala, lama-lama mamah jodohin kamu sama anak itu, mau?"
Bu Sisil ingin mengetahui perkembangan anak nya mengenai pria itu yang akan di kenali nya nanti kalau mereka sudah kenal dekat.
"Najis" Jawab Mona dengan tegas, lalu fokus menghabiskan makanan yang ada di piring.
"Jodohin aja ma" Timpal Pak Gilang, biar suasana nambah seru.
Padahal niat mereka pindah di kawasan perumahan ini emang seperti itu.
"Gausah ikut-ikutan deh pah"
Pak Gilang hampir saja ngakak, beruntung dia bisa mengendalikan reaksi.
Setelah makanan sudah di habiskan secara menyeluruh, Mona langsung bangkit dari tempat duduk untuk melanjutkan rutinitas di malam hari.
Dia pergi ke luar rumah hanya ingin menghirup udara malam dan bersantai di depan rumah.
Hanya saja ada Nando yang lagi bersama teman-teman nya di depan rumah, Mona langsung bersembunyi agar tidak dilihat mereka.
Angin berhembus tiba-tiba, menghempaskan parfum yang di pakai Mona tercium dengan baik di hidung mereka.
"Kayak kenal bau nya" Kata salah satu teman sekolah nando, dia memutar kepala dan melihat tidak ada siapa-siapa.
Mona sendiri langsung masuk ke dalam rumah sebelum teman sekolah Nando melihat keberadaan nya.
"Sial" Gerutu Mona, sekarang dia memilih untuk bersantai di luar balkon depan kamar tidur nya.
Memandang langit malam yang diserbu puluhan bintang yang berkelap-kelip.
Sisi lain, senyuman paksaan dari Nando membuat teman-teman nya puas, karena mereka menurut Nando yang datang di jam santai hanya untuk mengganggu nya saja.
Mereka semua sedang membahas jadwal latihan boxing berikutnya.
Setelah teman nya pergi, Nando langsung pergi ke atas balkon rumah karena emang ingin bersantai.
Tapi saat dia baru saja keluar dari pintu kamar balkon, kepekaan Mona langsung bangkit setelah mencium aroma minyak wangi Nando yang beraroma kopi hazelnut.
"Ngapain kesini? Masuk sana" Usir Mona.
"Rumah-rumah saya, ngapa kamu yang atur? Aneh banget" Nando tak terima.
"YAUDAH SAYA YANG MASUK!" Teriak Mona, dan itu lagi-lagi membuat mamah nya harus banyak bersabar dari lantai bawah.
Gertakan dari gadis yang menurut Nando sangat berisik rupanya tidak membuat Nando berpaling dari balkon itu.
Dia tetap bersantai sambil menghisap rokok yang sudah dia beli di Indomaret.
Mona sedikit kepo sambil mengintip sedikit jendela kamar nya. Menyadari Nando yang sedang merokok santai disana.
Mona terkejut. "Lah ngerokok terang-terangan di rumah, berani banget tu orang"
Karena sudah bosan dan tak tau mau apa lagi, Mona memilih waktu bersantai nya untuk membaca novel genre teenlite kesayangan nya di ponsel.
Sampai dua jam dia membaca, matanya pun sudah merem melek, Mona langsung charger ponsel dan siap berpindah ke alam mimpi.
Hari pun sudah berganti, mentari pagi sudah kembali bertugas setelah rembulan menghilang, Mona langsung bangun tanpa ada gedoran dari sang ibu.
"Pagi mama" Sapa Mona sambil menguap mulut, pakaian tidur bergambar Frozen masih terpakai di tubuhnya.
Mona bangun tidur langsung sarapan dulu dan tidak langsung mandi.
"Pagi sayang, tumben apa nih kamu gak telat bangun?" Jawab Bu Sisil.
"Hehe iya dong anak rajin... Pagi pah"
"Pagi juga sayang" Pak Gilang tersenyum.
"Tidur cepat semalam ma, gara-gara si kunyuk satu itu, dimana-mana selalu ada"
"Siapa?" Tanya Bu Sisil penasaran.
"Ya siapa lagi... Heumppp" Mona menidurkan kepala di meja makan karena masih ada rasa kantuk yang menempel.
"Ya ampun, baru juga mamah puji, malah lanjut tidur dimari"
"Wajar lah ma manusiawi" Mona menegakkan kepala nya kembali hanya untuk bertanya menu makanan.
"Sarapan hari ini apa ma?"
"Mama gak masak, ini mama beli dari depan komplek, mie kocok asli bandung, cobain deh kan kamu sangat suka sama makanan ini"
"Eh seriusan? Tau aja sih mama apa yang aku mau dari kemarin" Mona langsung meraih bungkusan mie koclok itu yang ada di kresek.
"Oh iya sayang, hari ini kamu berangkat ke sekolah pakai sepeda motor kamu ya, kebetulan kemarin motor kamu yang ada di desa sudah sampai Bandung" Kata Pak Gilang.
"Motor?"
"Oh oke pah siap, kenapa gak dari kemarin ngasih tau Mona? Malam kan bisa Mona pakai untuk cari angin dari pada tahan bosan"
Yang jawab Bu Sisil. "Ya kamu lagi sensi aja kemarin, yaudah aja bilangnya pas mau berangkat sekolah"
"Mamah ini aduh" Keluh Mona.
"Apa mau protes? Cepat dimakan terus mandi berangkat sekolah yang rajin biar lulus dan cepat nikah"
"Mah aku mau kerja di perusahaan papah, gak mau langsung menikah ya ampun"