Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Sementara itu Intan sedang belajar di dalam kamarnya. Ujian semakin dekat. Ia harus giat belajar agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.
Setelah lulus SMA, ia ingin kuliah dan setelah itu bekerja. Ia tidak tahu sampai kapan akan menjadi istri Ricko yang kaya raya. Meskipun mereka sudah suami istri sekarang, itu hanyalah sebuah status di atas kertas karena mereka tidak ingin mengecewakan Pak Bambang dan Pak Ramli. Intan dan Ricko terpaksa melakukan pernikahan ini. Ricko tidak ingin mengecewakan Pak Bambang yang sedang sakit. Sedangkan Intan tidak berani melawan Pak Ramli yang keras kepala.
Ricko memperlakukan Intan dengan baik karena memang ia berhati baik. Ia juga sadar kalau sekarang Intan sudah menjadi istrinya. Jadi, ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Intan baik menafkahi secara materi, melindungi, dan menjaganya.
Intan pun melakukan tugasnya sebagai istri. Ia memasak, membersihkan rumah, dan tidak pernah melawan apapun yang diucapkan Ricko.
Sungguh, mereka sudah seperti suami istri yang sesungguhnya, hanya satu yang belum melengkapi pernikahan mereka yaitu "kikuk - kikuk". Para readers pasti sudah paham. Hehehe.
Setelah Romi pulang, Ricko masuk ke kamar Intan dan duduk di tepi ranjangnya. Ia memperhatikan punggung Intan yang sedang serius belajar mengerjakan soal-soal latihan.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan Romi," ucap Ricko tiba-tiba memecah keheningan.
"Kenapa, Mas?" tanya Intan tetap fokus pada soal-soal yang sedang ia kerjakan.
"Dia suka sama kamu," jawab Ricko to the point.
"Lalu kenapa? Mas Ricko cemburu?" tanya Intan sambil membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Ricko.
"Bukan begitu. Bukankah bapak kamu melarang kamu pacaran? Lagipula, sekarang kamu itu istriku. Kamu harusnya bisa menjaga dirimu dari laki-laki lain selain suamimu," balas Ricko tegas.
"Iya. Aku tahu. Tapi, apa salahnya aku berteman dengan mereka? Aku juga harus berjaga-jaga apabila suatu saat nanti kita bercerai," balas Intan seraya menatap Ricko.
"Apa kamu sungguh-sungguh ingin bercerai? Bahkan surat nikah kita saja belum jadi," tanya Ricko terkejut dengan ucapan Intan yang sudah memikirkan perceraian.
"Entahlah. Aku juga nggak tahu, Mas. Kalau aku cerai sama Mas Ricko, nanti aku jadi janda muda. Siapa yang mau menikah sama janda? Terus pasti nanti dimarahi bapak juga. Dikiranya aku jadi istri yang nggak becus.
Apa yang harus aku lakukan? Masa depanku sudah hancur. Sekarang aku hanya bisa belajar dengan sungguh sungguh agar suatu saat nanti aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan bisa menopang hidupku sendiri," ucap Intan dengan bibir bergetar.
Tidak lama kemudian napas Intan tersengal-sengal dan isak tangis pun mulai terdengar. Air mata pun menetes dari pelupuk matanya. Ia benar-benar tidak menyangka kalau hidupnya akan seberantakan ini. Selama ini ia memendam perasaan ini seorang diri. Ia tidak pernah mengatakannya pada siapapun. Ini pertama kalinya ia mengungkapkannya pada Ricko.
Ricko pun baru kali ini melihat sisi rapuh Intan. Ia mendekati Intan lalu memeluknya.
"Jangan menangis .... Kamu tidak akan pernah menjadi janda," ucap Ricko lembut sambil membelai rambut Intan.
"Maksudnya?" tanya Intan tidak mengerti maksud ucapan Ricko seraya memandang wajah Ricko.
"Kita tidak akan bercerai. Kamu akan selalu menjadi istriku selamanya," jawab Ricko dengan sungguh - sungguh.
Intan tercengang mendengar pernyataan Ricko barusan. Ia pun membalas pelukan Ricko dengan erat. Air matanya kini mengalir semakin deras. Kini akhirnya ia merasa lega. Tidak khawatir lagi dengan masa depannya yang harus berakhir menjadi janda muda.
Ricko sudah memikirkan ini beberapa hari yang lalu. Ia sudah mulai merasa nyaman dengan kehadiran Intan di sisinya. Intan lebih perhatian dari pada Rossa. Cintanya terhadap Rossa juga mulai memudar karena Rossa terlalu sibuk dan mereka jarang berkomunikasi apalagi bertemu. Seandainya mereka menikah, bagaimana rumah tangga mereka nanti.