Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Baru saja Laila pergi bersama Firhan menggunakan Ojek, Raja perlahan membuka matanya. Dia melihat ke sekeliling dan mencari bulu merak kesayangannya.
Saat melihat nakas di samping kasurnya, Dia melihat ada sebuah kotak disana. Raja lalu bangkit menyandarkan punggungnya dan mengambil kotak tersebut. Dia penasaran lalu membuka kotak itu dengan perlahan, setelah melihatnya betapa terkejutnya dia.
"Laila..."
Raja seketika memorinya mengingat Laila, dia kembali meletakkan kotak tersebut dan turun dari atas kasurnya berjalan menuju pintu. Ternyata dikunci, Hal itu membuat Raja semakin panik. Raja lalu mendobrak pintu tersebut sambil terus berteriak memanggil nama Laila.
"Lailaaa...! Lailaaa..."
Braaakk.. Braaakk..
"Lailaaa...! Jangan pergi Lailaaa..."
Hal itu membuat penjaga segera berlari menghampiri Dokter Arman dan Robert untuk memberitahu bahwa Raja kembali histeris.
"Dok ! Pasien kamar nomor tujuh kembali histeris."
Hal itu membuat Arman dan Robert segera berlari menuju kamar Raja. Arman juga menyuruh para perawat untuk membawa obat penenang dan segera menyusulnya keruangan Raja.
Sampai di kamar Raja, Arman membuka pintu membuat Raja yang terduduk lemas masih terus merengek memanggil nama Laila segera bangkit. Raja mengira Laila yang datang, ternyata Dokter yang selalu dengan sabar menanganinya.
"Lailaa.. Aku mau bertemu Laila ! Suruh dia jangan pergi !" teriak Raja menarik krah baju milik Arman.
Arman yang mendengar Raja histeris mencari Laila mengerutkan keningnya dan berusaha menenangkan Raja.
"Iya tenang ya ? Nanti aku panggilkan Laila kemari, sekarang tenanglah Raja. Laila akan kembali.." balas Arman dengan lembut berusaha menenangkan Raja.
Perawat disana segera menyuntikkan obat penenang pada Raja, dan hal itu membuatnya yang ingin kembali berteriak lemas dan memejamkan matanya seketika. Arman dibantu perawat pria segera menggiring Raja ke atas kasurnya.
Setelah terbaring diatas kasur, Arman lalu melangkah menuju pintu dan bertanya sesuatu pada penjaga. Sebelum Raja histeris, apa yang sudah terjadi.
"Tadi ada yang datang menemuinya ?" tanya Arman diangguki penjaga.
"Ada Dok, seorang pria dan gadis muda. Katanya kekasih Raja ingin menemuinya.." sahut penjaga itu.
Arman mengangguk mengerti sekarang kenapa sampai Raja histeris seperti itu.
"Lalu ? Apa Raja juga sudah sadar dan melihatnya ?" tanya Arman lagi.
"Tidak Dok, Raja tadi belum sadarkan diri. Tapi sepertinya gadis itu meletakkan sesuatu di dekat Raja."
Arman yang mendengar itu segera menoleh keruangan Raja dari ambang pintu dan beralih menatap kembali petugas dihadapannya.
"Baiklah, lain kali. Jika ada yang ingin menemuinya, tanyakan dulu padaku. Jangan asal mengijinkan orang masuk. Mengerti !" ujar Arman dengan tegas.
"Baik Dok.."
Setelah mendengar jawaban petugas, Arman kembali masuk ke dalam ruangan. Dia mencari ke sekitar, ternyata dia melihat sebuah kotak berisi kue di dalamnya. Hal itulah yang membuat Raja kembali histeris.
*
Di tempat lain, Tiger dan Lisa kini sudah ada di rumah Laila sesuai keinginan Abah Faris. Mereka menunggu Laila pulang dari rumah sakit jiwa.
Abah Faris sengaja datang kerumah Tiger untuk menasehati Laila dan memberinya pengertian agar tidak menunggu Raja. Kalaupun Raja sudah pulih, dia tidak akan kembali normal seperti sedia kala.
Firhan mengantar Laila sampai ujung gang seperti saat Raja mengantarnya sesuai keinginan Laila. Dia terus menangis terisak dengan langkah lunglai berjalan menuju rumahnya.
Tak lama dia sudah sampai, saat baru di ambang pintu, Laila melihat ada Kakak dari Raja yang sengaja menunggu kedatangannya. Tiger yang sudah melihat Laila pulang segera berdiri, Tiger merasa iba. Dia melihat wajah Laila sudah sembab dengan mata bengkak karena terus menangis.
"Laila, kau sudah menemui Raja disana ?" tanya Tiger yang sudah berdiri dihadapan Laila dengan nada bergetar menahan tangis.
Hal itu justru membuat Laila semakin terisak dan jatuh dipelukan Lisa yang juga berdiri disamping Tiger. Lisa mengusap kepalanya lembut tak tega melihat Laila yang sangat mencintai Raja.
"Laila, dengar aku.." ujar Tiger lagi terjeda, namun Laila masih berada dipelukan Lisa.
"Masa depanmu masih panjang sayang, kasihan lah pada Abahmu. Dia sudah membesarkanmu dengan kedua tangannya, aku sudah mendengar semuanya dari Abahmu. Aku minta maaf atas nama Raja karena dia telah menodaimu, tapi aku mohon padamu, lupakanlah dia. Dia tidak akan kembali seperti dulu, turuti apa perintah orangtua mu Laila. Menikahlah dengan pria pilihan dari Abahmu, ini semua demi masa depan kamu sayang." nasehat Tiger menarik nafas menjeda ucapannya dan kembali bicara.
"Percayalah, pilihan orangtua adalah yang terbaik untukmu Laila.. Aku mohon sekali lagi, lupakanlah Raja, menikahlah dengan pria pilihannya. Aku turut bahagia jika kau menerima keputusan orangtuamu. Aku dan Kak Lisa pasti akan datang dipernikahanmu. Hapuslah Raja dari kehidupanmu. Anggap dia tak pernah ada dikehidupanmu selama ini.." sambungnya Tiger lagi.
Mendengar ucapan Tiger, Laila semakin menangis sejadi-jadinya. Dia terduduk lemas dilantai, seakan tenaganya sudah terkuras habis karena seharian menangis melihat kondisi Raja seperti yang dia lihat.
Lisa juga ikut terduduk dilantai dan memberikan pengertian padanya. Laila yang mendengar penjelasan Lisa lalu menatapnya dengan mata merah ditambah wajah yang sudah basah dipenuhi air mata.
Laila yang semakin tak sanggup dirinya dipaksa harus melupakan Raja segera bangkit dan berlari menuju kamarnya, juga tak lupa menguncinya. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur dan histeris seolah takdir kejam padanya.
"Rajaaa... Kenapa kamu lakuin ini sama akuuu.. Hiks..hikss.. Aku sayang sama kamu Rajaaa.. Aku nggak mau lupain kamuuu.. Aku cinta sama kamuuu... Kembalilah seperti duluuu.. Aku mohon Rajaa... Aku mohooonn..."
Teriakan Laila terasa sangat nyeri di hati bagi orang lain yang mendengarnya. Abah Faris, Tiger dan Lisa yang juga mendengar Laila mengucapkan itu semakin sakit. Rasanya tidak tega melihatnya seperti ini.
Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terjadi, Takdirnya memang harus seperti ini. Tak ada yang bisa di ubah selain hanya bisa pasrah dengan takdir yang ia terima saat ini.
Setelah tak mendengar suara Laila lagi didalam kamarnya, Tiger dan Lisa akhirnya berpamitan. Karena hari sudah menunjukkan jam delapan malam. Abah Faris yang mendengar Tiger akan pulang lalu berdiri menyambut uluran tangan Tiger.
"Saya pulang dulu Pak Ustadz, semoga dengan cara ini, Laila mau menerima semuanya dan mau menikah dengan pria pilihan Pak Ustadz." ujar Tiger merasa tidak enak hati.
"Terimakasih Pak Tiger, Bu Lisa. Saya harap, setelah ini Laila mau kembali menjalani hidupnya seperti biasa.." sahut Abah Faris.
"Insyaallah, semoga saja. Kalau begitu saya permisi Pak Ustadz. Jika ada perlu sesuatu, jangan sungkan menghubungiku. Sebisa mungkin aku akan membantu."
"Terimakasih Pak Tiger, semoga Allah segera memberi kesehatan pada Raja." sahut Abah Faris.
"Amiiin... Mari Pak Ustadz, Assalamualaikum.." ucap Tiger dan Lisa menganggukkan kepalanya yang juga ikut berpamitan.
"Waalaikumsalam.. Hati-hati Pak Tiger.."
Setelah mendengar sahutan dari Abah Faris, Tiger tersenyum dan mengangguk melangkah pergi di ikuti Lisa disamping nya berjalan menuju ujung Gang, mobilnya dia parkir disana karena tidak bisa masuk ke dalam kampung Laila.
...----------------...
Bersambung...