Seorang gadis cantik, bermata bulat berpipi chubby yang hidup sebatang kara tak memiliki orang tua, dan tinggal di panti asuhan berjuang keras untuk mencapai nilai tinggi agar bisa bersekolah di sekolah ternama di jakarta.
Sampai disana banyak kejutan besar terkuak,bagaimana kisah nya yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.12
"Apakah gadis tadi adalah kamu dek, kenapa wajah dan mata nya mirip Daddy, aku harus mencari tau nya". ucap Gilang dengan nada sendu.
Yaps laki laki yang sempat kesenggol dengan seorang wanita di Bus tadi adalah Gilang.
Dia naik bus pagi pagi karena ingin merasakan seperti orang orang.
Dia masih tinggal di mansion milik Daddy nya tetapi kalau kembaran nya Devon tinggal di apartemen milik nya pribadi, karena terlalu malas berada satu atap yang membuat keluarga nya tak harmonis seperti dulu lagi.
"Drrtt"
"Halo kak Leon" ucap Gilang yang saat ini menelpon kakak pertama nya.
"Iya dek kenapa?
"Kak aku menemukan adik, tapi ini hanya firasat ku saja, apa Kakak bisa menyelidikinya?
"CK jangan bercanda Gilang, aku tak punya waktu kalau kau hanya bercanda seperti ini!" ucap Leon yang kesal, karena adik nya selalu usil terhadap nya.
"Beneran kak, kalau ga percaya nanti kakak liat aja sendiri, kebetulan dia anak anak didik baru di sekolah ku" ucap Gilang dengan nada serius.
"Baiklah nanti akan kakak buktikan sendiri, pokoknya kakak minta sama kamu, rahasiakan dulu dari mom dan dad, kakak ga mau kecewa nanti nya" ucap Leon Dengan nada serius nya.
"Baik kak, siap"
"Tut"
"ck kak Leon selalu aja mematikan sepihak, huft, punya kembaran juga sama kayak kulkas dingin banget" ucap Gilang yang kesal.
Dia tak sedingin para kakak nya, dia lebih usil dan jahil, tapi semenjak ada anak angkat di keluarga nya membuat dia berubah total.
"Huft semoga memang bener kau adik ku yang hilang, aku tak tau lagi harus mencari mu kemana dek!" batin Gilang yang sedih.
Sedangkan saat ini Claudia sudah pulang sekolah karena hasil penempatan siswa nya diberikan besok di papan Mading.
"Semoga aku bisa masuk IPA, agar cita cita ku menjadi dokter bisa tercapai" batin nya dengan nada antusias.
Dia berjalan menuju ke halte bus tak jauh dari sekolah hanya beberapa menit saja.
"Bus nya mana ya kok ga datang datang, padahal aku udah nungguin 5 menit disini"
"Apa sebentar lagi ya, kalau jalan ke rumah hanya beberapa menit doang, tapi kan aku belum tau bener arah jalan nya" ucap claudia yang menimbang nimbang keputusan nya itu.
"Nunggu aja deh, bentar lagi sampai, dan aku harus hapal jalan jadi nanti bisa jalan pulang ke kontrakan" ucap nya dengan pelan.
"Ha itu bus nya Alhamdulillah ya Allah akhirnya datang juga huft ucap nya dengan nafas lega nya, karena cuman dia sendiri yang menunggu bus, sedangkan para siswa lainnya memiliki kendaraan pribadi.
"Saat di bus dia melihat pasangan keluarga yang harmonis itu sedang berbincang bincang bersama anak nya yang masih berusia sekitar 7 tahunan.
"Gimana sayang kamu suka dengan naik bus seperti ini? Tanya sang ibu kepada anak nya itu.
"Suka ibu, aku senang sekali, terima kasih ayah dan ibu aku bisa naik bus juga, karena bosen banget naik mobil terus aku ingin kayak orang orang naik bus seperti ini menyenangkan sekali". pekik gadis kecil itu.
Dan itu terdengar jelas oleh claudia yang berada di belakang mereka menatap sendu keluarga Cemara itu.
"Seandainya aku seberuntung anak kecil itu pasti hidup ku tak sengsara seperti sekarang". ucap nya dengan mata berkaca kaca, menatap pahit kehidupan nya saat masih berada di panti asuhan.
"Apakah orang tua ku memang membuang ku saat kecil, lalu kenapa aku dilahirkan kalau ujung ujung nya aku dibuang, aku benci mereka!". batin nya dengan nada bergetar hebat.
"Tes"
"Tes"
Air mata nya perlahan turun, dengan cepat menghapus air mata nya agar tak terlihat oleh orang orang di dalam bus itu.
"Huft aku tak boleh menyerah, sekarang aku hanya punya ibu Jena, dia adalah malaikat pelindung dan penolong ku, jadi aku tak butuh orang tua kandung ku itu". batin Claudia dengan nada berusaha menyakinkan diri nya bahwa dia baik baik saja.