Di tengah kota yang selalu bising, ada sebuah arena rahasia tempat para petarung dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menguji kemampuan mereka dalam pertarungan tanpa aturan. Riko, seorang pemuda biasa dengan masa lalu yang penuh dengan kesulitan, tiba-tiba terjun ke dunia yang keras ini setelah menerima tantangan yang tak bisa ditolak. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Riko siap menghadapi musuh-musuh terberatnya, termasuk Kuro, legenda petarung yang namanya sudah terkenal di seluruh arena.
Namun, hidupnya tak semudah itu. Selain fisik yang harus terus dilatih, Riko harus belajar bagaimana mengendalikan emosinya, memahami strategi pertarungan, dan yang terpenting—mengenal dirinya sendiri. Dalam dunia yang keras ini, setiap kekalahan bisa menjadi pukulan besar, tapi setiap kemenangan juga membawa tantangan yang lebih berat.
Dengan dukungan sahabat sejati, Tatsu, dan berbagai teman baru yang ditemuinya di sepanjang jalan, Riko berusaha untuk bertahan hidup, mengatasi rasa t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERANI MENGAMBIL LANGKAH
Pagi itu, Riko merasa aneh. Biasanya, dia bangun dengan perasaan penuh semangat untuk berlatih. Tetapi hari ini, ada sesuatu yang berbeda—sebuah perasaan seperti dia akan melangkah ke dalam perangkap yang besar. Meskipun begitu, dia sudah memutuskan. Dia akan bergabung dengan tim Ryo. Keputusan itu mungkin gila, tapi apa sih yang nggak gila di dunia ini?
Tatsu, seperti biasa, sudah lebih dulu nongkrong di warung kopi. Riko bisa melihat sosoknya duduk santai, menyesap kopi sambil melihat-lihat layar ponselnya. Begitu Riko duduk di depannya, Tatsu langsung menyambut dengan ekspresi serius.
"Bro, lo udah siap?" Tatsu bertanya tanpa mengangkat pandangannya dari layar.
Riko menghela napas panjang. "Gue nggak yakin sih, Tatsu. Gue merasa kayak orang yang baru mau masuk ke ujian besar yang nggak pernah dia persiapkan. Tapi... gue harus coba, kan?"
Tatsu akhirnya menaruh ponselnya dan menatap Riko. "Bro, dunia ini nggak ada yang pasti. Lo ikut, lo bakal tahu jawabannya. Lo nggak ikut, ya lo bakal jadi orang yang cuma ngomong doang. Tapi kalau lo mau jadi legenda, lo harus siap gagal. Gagal itu bukan akhir, bro, malah bisa jadi awal dari sesuatu yang lebih epik."
Riko menyeringai, mendengarkan kata-kata Tatsu yang penuh dengan motivasi. "Tapi kalau gue gagal dan jadi bahan tertawaan, lo mau ikut jadi meme bareng gue nggak?"
Tatsu tertawa. "Lo nggak bakal jadi meme, bro. Lo bakal jadi meme yang keren, karena lo orang yang berani."
Riko mengangkat alis, tertawa kecil. "Mungkin lo bener, Tatsu. Tapi yang jelas, kalau gue jadi meme, lo jangan lupa pakai caption yang keren ya."
Tatsu hanya tertawa dan mengacungkan jempol. "Tenang, gue siap. Gue bakal jadi manajer lo, dan lo bakal jadi bintang di Instagram."
Akhirnya, Riko menepuk meja dan berdiri. "Oke, gue pergi ke Ryo. Kita lihat apa yang bakal terjadi."
---
Pertemuan dengan Ryo: Keputusan yang Tak Terhindarkan
Setelah beberapa menit berjalan, Riko dan Tatsu tiba kembali di gedung tempat mereka bertemu dengan Ryo sebelumnya. Riko merasa detak jantungnya makin kencang, seakan-akan dia akan melangkah ke dalam dunia yang sama sekali baru. Begitu mereka sampai di pintu yang sama, Tatsu menepuk bahunya.
"Yuk, bro. Waktu lo buat jadi legenda sudah datang."
Riko menarik napas dalam-dalam, lalu mengetuk pintu.
Ryo membuka pintu dengan senyum lebar, dan segera mempersilakan mereka masuk. "Ah, Riko! Lo akhirnya datang. Gue udah siap buat ngobrol sama lo."
Riko masuk dan duduk di kursi yang sudah disiapkan. Tatsu duduk di sampingnya, dengan ekspresi yang tak kalah serius meski jelas terlihat kalau dia masih nggak bisa berhenti tertawa. Mereka semua duduk dengan suasana yang penuh ketegangan, meskipun ada semacam kejenakaan yang terasa di udara.
Ryo memulai percakapan dengan serius. "Jadi, Riko, lo udah pikirin matang-matang, kan? Bergabung dengan tim ini bukan keputusan yang gampang. Gue nggak mau lo menyesal nanti."
Riko mengangguk, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Iya, gue udah pikirin. Gue datang kesini buat bergabung. Gue siap."
Tatsu tiba-tiba menepuk tangan Riko dengan keras. "Gue udah bilang kan, bro, lo pasti siap. Lo nggak bakal nyesel. Nanti gue bakal jadi manajer lo, bikin lo terkenal! Gue udah siap jadi PR, sosial media, dan segala macem."
Ryo terkekeh melihat tingkah Tatsu yang nyeleneh, tetapi dia tetap serius. "Baiklah, kalau lo udah siap, kita mulai dari sini. Tapi ingat, Riko, dunia pertarungan ini nggak cuma soal menang, tapi soal bagaimana lo bisa mengendalikan permainan. Lo bisa jadi yang terbaik, tapi lo juga harus siap menghadapi tantangan yang lebih besar."
Riko mengangguk. "Gue ngerti. Gue nggak takut sama tantangan. Gue cuma... nggak tahu kalau nanti di tim ini, gue bakal jadi karakter yang kayak gimana."
Ryo tersenyum. "Lo bakal jadi diri lo sendiri, Riko. Cuma lo yang bisa menentukan bagaimana lo bertarung. Lo nggak perlu jadi orang lain, lo cuma perlu jadi Riko."
Tatsu tiba-tiba berdiri dengan wajah penuh kebanggaan. "Akhirnya! Gue udah bilang, lo bisa jadi apapun yang lo mau, bro!"
Riko merasa sedikit lega, meskipun masih ada rasa cemas. Keputusan ini besar, dan dia tahu bahwa dunia yang akan dia masuki tidak akan mudah. Namun, ada sesuatu tentang tim ini yang membuatnya merasa bahwa ini adalah jalannya.
---
Persiapan Awal: Kenalan dengan Tim
Riko dan Tatsu mengikuti Ryo ke ruang latihan yang tersembunyi di bagian bawah gedung. Begitu mereka masuk, Riko disambut oleh beberapa wajah baru—orang-orang yang sudah berpengalaman dan siap menghadapi tantangan.
"Ini tim gue," kata Ryo. "Mereka semua petarung top. Gue ingin lo kenalan dengan mereka."
Riko menatap para petarung yang ada di ruangan itu. Ada seorang pria besar dengan rambut pirang yang tampak seperti baru keluar dari film aksi. Seorang wanita dengan mata tajam yang langsung mengamati Riko dari ujung kepala sampai kaki. Seorang pria muda dengan wajah polos tapi otot kekar yang menunjukkan dia bukan orang biasa.
Tatsu yang melihat suasana menjadi sedikit canggung, tiba-tiba berbisik ke Riko, "Bro, jangan liat mereka kayak liat film Hollywood. Mereka mungkin kelihatan kayak orang yang serius, tapi lo tahu kan? Dunia pertarungan itu penuh drama!"
Riko tertawa kecil. "Lo kayaknya cuma liat film doang, Tatsu. Mereka pasti nggak se-dramatis itu."
"Lo bener-bener harus lebih serius, bro," Tatsu menyarankan. "Gue bisa ngebayangin aja kalau lo malah jadi bahan tertawaan di antara mereka. Tapi, kalau lo bisa bawa komedi lo ke dalam pertarungan, lo bakal jadi bintang."
Riko menggelengkan kepala. "Lo tuh emang selalu bisa aja, Tatsu. Kalau ada ajang komedi di arena pertarungan, lo pasti menang."