NovelToon NovelToon
KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Light Novel
Popularitas:596
Nilai: 5
Nama Author: Ryn_Frankenstein

Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?

"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.

Note : update 2 hari sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 : Goldwing, Chapter 06.

.

Hari telah malam, terlihat mobil honda jazz putih melintasi jalan raya yang penuh akan banyaknya macam kendaraan. Dan Indra 'lah yang mengendarai mobil itu, ia tengah mengantar nona mudanya ke sebuah tempat, yang dimana tempat itu adalah cafe, karena anak atasannya itu telah membuat janji dengan teman-temannya untuk bertemu disana.

Beberapa lama kemudian, mobil yang dikendarai Indra telah sampai tempat tujuan. Setelah mobil terparkir, Dita langsung keluar dari mobil, lalu ia berkata kepada Indra yang baru saja menutup pintu mobilnya. "Pak Indra tunggu di luar saja."

Mendengarnya, Indra sedikit keraguan, karena Deni telah memintanya untuk terus berasa di dekatnya. Saat akan membalas perkataan nona mudanya, Dita langsung bersuara. "Tenang saja, pak Indra. Aku tidak akan berbuat aneh-aneh lagi."

Indra menghela nafasnya. "Baiklah, saya akan tunggu disini."

Dita tersenyum, lalu ia berbalik dan pergi masuk ke dalam cafe meninggalkan Indra yang berdiri di luar. Setelah melihat nona mudanya masuk, Indra pun berjalan mendekati dan duduk di sebuah kursi besi yang berada di depan pintu cafe. Lalu ia mengeluarkan ponselnya untuk mengabari atasannya.

Sementara disisi Dita, ia telah duduk dan berkumpul dengan teman-temannya termasuk dengan kekasihnya. Mereka pun memesan makanan dan minuman, jadi lengkaplah sudah berenam dan menjadi sekumpulan 3 pasangan sejoli. Mereka terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan, tak hanya Dita dan Rangga, tapi keempat temannya juga saling sama-sama menjalin hubungan.

"Kau datang bersama supirmu ?" tanya Rangga, yang tak lain kekasihnya.

Dita menganggukkan kepalanya. "Ya, dia sudah 'ku suruh tunggu di luar."

Tangga menghela nafasnya, lalu ia tersenyum. Dita memperhatikan Rangga, lalu ia bertanya. "Kenapa ?"

Rangga pun menjawab. "Tak apa, aku hanya tak suka saja dengannya."

Dita terkekeh mendengarnya. "Jangan khawatir, dia hanya menjalankan tugasnya."

Dita sudah tau semuanya atas kejadian seminggu yang lalu. Ia mengetahuinya karena saat di telefon, temannya dan kekasihnya itu bercerita padanya yang telah dilakukan supirnya kepada kekasihnya itu. Sayangnya Dita tak bisa berbuat apa-apa, karena ia tak bisa memarahi Indra yang tengah menjalankan tugas dari orang tuanya.

Sebenarnya Dita paham atas kesalahannya karena telah berbuat kesalahan, tapi mau gimana lagi, dirinya masih ingin bermain-main dan menikmati masa mudanya bersama teman-temannya dan kekasihnya itu. Lalu para gadis pun mengobrol dan bercerita, biasalah, perempuan kalau kumpul pasti saling bercerita kegiatan keseharian atau bergosip.

Sedangkan para laki-laki mereka sibuk dengan ponsel mereka, yang mereka lakukan bermain game online, lebih tepatnya mabar. Setelah lama menunggu, akhirnya pesanan mereka datang, setelah semua makanan yang mereka pesan di meja, mereka pun makan bersama dan sambil bercerita lagi.

Disisi Rangga, sambil makan, ia juga melihat Dita yang duduk di depannya tengah menikmati makanannya. Ia pun berhenti makan dan berkata. "Apa sebaiknya kamu ganti saja supirmu itu ?"

Perkataan pemuda itu membuat Dita dan keempat orang yang semejanya langsung menjeda makanan dan memperhatikan Rangga. Dita mengerut dahinya, lalu ia bertanya. "Kenapa ?"

"Aku hanya tak suka saja dengannya, terlebih lagi mengingat kejadian waktu itu." jawab Rangga, bukan hanya karena dibuat malu, tapi ia tak suka melihat kekasihnya ini bersandar di pundak pria lain, dan itu terus teringat hingga saat ini.

Dita menghela nafasnya, lalu ia meletakkan sendok dan garpunya. "Apa alasannya ? Dia hanya supir kok, dan lagian dia supir pilihan papahku."

"Hanya sekedar supir ? Dia terlihat muda dan seumuran kaya kita bayangkan saja, pria seumuranku jadi supir pacarku dan selalu dekat setiap harinya. Gimana aku gak cemburu, sayang." jawab Rangga membalas dengan tenang.

Kedua teman laki-lakinya yang mendengarkan setuju dan juga sependapat dengannya. Dita terkekeh mendengarnya, lalu ia berkata. "Jangan salah paham, dia memang keliatan muda, tapi sebenarnya dia sudah berumur 35 tahun, jadi tak mungkin aku tertarik padanya atau sebaliknya. Jelas dia gak akan mau dengan anak muda."

Tak hanya Rangga, keempat temannya juga terkejut bukan main mendengarnya, lalu salah satu teman perempuannya yang duduk disebelahnya bersuara. "Seriusan ?"

Dita menganggukkan kepalanya, temannya bersuara lagi. "Kok bisa kelihatan muda banget, padahal dari penampilannya dia keliatan seumuran pacarku." katanya sambil memandangi pacarnya yang duduk di depannya.

"Awalnya aku juga ngira dia masih muda, tapi setelah tau dari papahku, aku juga terkejut kaya kalian." kata Dita sambil terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Wow, baby face ternyata." sahut teman perempuan sambil tersenyum, dia merupakan teman Dita yang satunya lagi.

"Sayang..." sahur pacarnya sambil memandangi pacarnya itu sambil tersenyum manis, lalu kekasihnya hanya menyengir.

"Dia sudah nikah ?" tanya Rangga dengan serius.

"Hmm, kata papahku dia belum menikah, dia masih sendiri." sahut Dita dengan santai dan akan melanjutkan makannya.

Rangga membalas. "Nah ini, ini yang bikin aku jadi was-was. Dia awet masih muda, belum nikah, bisa-bisa dia memanfaatkan penampilannya buat deketin kamu."

Dita merasa tak habis pikir dengan kekasihnya itu yang terlalu overthinking. "Jadi kamu maunya apa ?"

"Ganti saja supirmu." balas Rangga dengan nada tegas.

"Aku gak bisa, lagian papahku yang sudah sepenuhnya percaya padanya." jawab Dita dengan tatapan serius. "Justru kamu yang harus memikirkan gimana caranya agar bisa mengambil hati papahku agar hubungan kita direstui." lanjutnya.

Rangga terdiam, tubuhnya pun melemas, lalu ia melanjutkan makannya begitu juga dengan yang lainnya. Memang benar, Deni masih belum menerima Rangga, entah apa alasannya, yang jelas orang tua Dita masih sulit menerima Rangga sebagai pacarnya. Itu baru jadi pacarnya saja sudah tak diterima, gimana mau berlanjut ke hubungan serius.

.....

Sementara bersamaan disisi lain terlihat Indra tengah duduk santai sambil menikmati es teh dan gorengannya yang ia beli beberapa saat yang lalu.

Boommmm....!!!

Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras, seketika semua orang yang mendengarnya langsung panik. Lalu terlihat sebuah kepulan asap, meski jaraknya lumayan jauh, tapi dari tempatnya Indra, ia bisa melihat jelas meski tanpa penglihatan tajamnya.

Dengan ekspresi terkejutnya Indra bergumam. "Siapa orang gila yang sudah bikin ledakan sebesar itu ?"

.....

Di tempat lain, lebih tepatnya sebuah pom bensin, tempat kejadian dimana suara ledakan bom terjadi, terlihat seseorang berpenampilan seperti robot berbadan besar tengah terbang di langit.

"Rasakanlah amarahku...!! Huahahahahahha..."

Entah masih waras atau tidak, yang jelas aksinya benar-benar gila, dia benar terlihat menikmati apa yang telah ia lakukan dan tak peduli dengan kerugian yang didapat oleh pemilik pom bensin yang ia hancurkan. Lalu dia pun melesat terbang pergi sambil mengeluarkan bola-bola kecil dari baju besinya.

Duar...!! Duar...!! Duar...!! Duar...!! Duar...!!

Duar...!! Duar...!! Duar...!! Duar...!! Duar...!!

Bola-bola itu ternyata granat, meski kecil ukurannya itu bisa meledak dan membuat yang melihatnya panik dan ketakutan. Aksinya dalam menghancurkan pom bensin telah berhasil membuat semua orang panik ketakutan. Para aparat dan penegak hukum mulai berangkat ketika mendapat laporan, mereka segera pergi ke lokasi. Pria besi itu kini berhenti bergerak dan melayang di atas kota D, dalam diamnya, ia tengah tersenyum.

Ia pun mengarahkan kedua tangannya ke bawah, lalu tangan besinya berubah menjadi senapan.

Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!!

Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!!

Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!! Dor...!!

Dengan brutalnya ia menembaki seluruh tempat yang ada di pandangannya. Entah sudah berapa orang yang terkena tembakannya, lalu terdengar suara sirine terdengar, para polisi segera bertindak, mereka pun berhenti, dan langsung mengambil posisi, beberapa saat kemudian para tentara juga datang.

Meskipun mereka datang, sayangnya mereka malah jadi sasaran empuk oleh pria besi itu, tanpa ampun dia menembaki semua orang yang berusaha menghentikannya. Para polisi dan tentara yang bersembunyi tak bisa bergerak banyak, bisa-bisa mereka kena sasaran selagi mengamankan tempat agar warga yang menjadi korban tak menambah.

Di waktu bersamaan, Indra segera masuk berlari ke dalam cafe untuk menjemput nona mudanya. Baru juga masuk ia melihat Dita dan rombongannya berlarian, mereka terlihat berdesak-desakan agar cepat keluar, karena mereka tengah rebutan jalan keluar dengan para pengunjung cafe.

Indra langsung menghampiri nona mudanya. "Nona, ayo ikut saya...!!" ucapnya sambil meraih tangan Dita dan membawanya keluar dari tempat itu.

Tanpa Indra sadari, rupanya telah membuat Rangga marah tak terima, karena tiba-tiba pria itu merebut kekasih disaat mereka tengah bergandengan tangan. Ia pun lupa tempat, ia segera mengejar mereka berdua, dan tak mempedulikan keempat temannya yang berada di belakangnya.

Dita yang panik, ia hanya menuruti Indra, saat Indra membukakan pintu mobil, tiba-tiba ia dihantam oleh Rangga dan membuatnya terdorong beberapa langkah. Sontak itu membuat Indra terkejut dan perasaan heran, begitu juga dengan Dita.

"Hey...!! Apa maksudmu ? Kau mau membahayakan nona muda ?" kata Indra marah dan berjalan mendekati Rangga yang tengah menarik Dita agar ikut dengannya.

"Dia pacarku, dan aku punya hak untuk membawanya ke tempat yang lebih aman...!!" ucap Rangga membentak.

Sungguh konyol pemuda ini, dengan tegas Indra berkata. "Justru keselamatannya sudah menjadi tugasku, karena aku sebagai supir sekaligus pengawalnya telah diberi tugas orang tuanya untuk menjaganya."

Tak habis pikir bisa-bisanya pemuda yang bernama Rangga ini bertindak yang tak harus semestinya disaat kondisi yang tak mendukung. Tak hanya Indra saja, Dita dan keempat temannya juga heran dengan Rangga yang terlalu kekanakan. Dita segera menarik tangannya dengan kasar hingga terlepas dari genggamannya kekasihnya itu.

"Sayang...!!" panggil Rangga kepada Dita yang mulai berjalan menuju mobilnya.

Rangga pun berjalan mendekatnya lagi, lalu ia menggenggam tangan kekasihnya itu lagi. "Ikut aku, aku akan bawa kamu ke tempat yang lebih aman."

"Please..., jangan begini, ini bukan waktunya kita berdebat siapa yang harus menjagaku. Tempat ini sudah gak aman, dan aku memilih pergi bersama pengawalku." balas Dita dengan menarik tangannya lagi.

Sangat aneh, bisa-bisanya mereka berdebat disaat kondisi tengah berbahaya. Keempat temannya memilih pergi saja agar bisa selamat, dan tak mempedulikan Rangga yang tengah sibuk tak jelas.

"Kamu lebih memilih ikut dia ketimbang ikut aku ?" tanya Rangga dengan ekspresi marahnya sambil meraih tangan Dita dengan keras dan membawanya ke arah mobilnya.

Genggamannya Rangga berhasil membuat kekasihnya itu meringis kesakitan. Indra yang melihat itu segera menyusul, ia tak tegas melihat anak atasannya diperlakukan seperti itu, kalau bukan saja tugasnya ia sudah tak peduli dan memilih pergi saja ketimbang mengurusi sepasang sejoli itu.

Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak dengan keras. "Awas....!!"

Boom.....!!!

Sebuah ledakan berhasil membuat caffe tempat dimana semua orang serta Dita dan teman-temannya nongkrong pun hancur dan terbakar. Atas ledakan itu dikarenakan pria besi yang melayang di udara melempar granat-granatnya sembarang, ia tak peduli kemana arah semua granatnya jatuh dan meledak.

Semua orang terdorong beberapa meter atas ledakan barusan, sebagian dari mereka tak sadarkan diri termasuk Rangga yang dahinya terbentur oleh pintu mobilnya. Ledakan itu tak hanya berhasil membuat cafenya hancur, tapi juga berhasil membuat semua kendaraan yang terparkir disana bergeser beberapa meter, bahkan ada yang berguling karena terparkir terlalu dekat.

Semua granat yang dilempar pria besi itu memang kecil, tapi ledakannya bukan main-main. Satu granatnya mampu meledakan sebuah tank, entah dari mana ia dapatkan atau di buat, bisa-bisanya memiliki benda yang berbahaya seperti itu dimilikinya. Untuk Dita, ia terlihat baik-baik saja, kini ia berada di dalam gendongan pengawalnya yang tak lain Indra itu sendiri.

Tapi ekspresi Dita kini dalam membeku melihat pengawalnya, entah harus terkejut atau bagaimana, karena saat ini dirinya dan Indra tengah terbang melayang di langit. Benar sekali, mau tak mau Indra terpaksa mengeluarkan kedua sayapnya untuk menyelamatkan nona mudanya. Bisa-bisanya ia lakukan ini dengan reflek karena melihat Dita sangat dekat dengan ledakan, jadi demi keselamatan anak atasannya, pria ini tak punya cara lain.

Hampir semua orang yang selamat dan baik-baik saja, mereka memandangi langit karena kemunculan Goldwing. Akhirnya hampir satu minggu lebih manusia yang mereka anggap siluman burung akhirnya muncul lagi. Sayangnya keberadaannya saat ini terlalu jauh tinggi dilangit, sehingga mereka tak bisa melihat wajah Goldwing itu.

Kini Pria besi mulai terbang tinggi, pandangannya terfokus ke arah Indra, dalam helmnya ia pun tersenyum. Kini keberadaannya berada dalam ketinggian hampir 1600 kaki lebih atau lebih tepatnya 500 meter dari permukaan tanah.

"Akhirnya kau muncul juga Goldwing..!!" ucap pria besi itu dengan nada kerasnya.

Dalam diamnya melayang sambil mengepakkan kedua sayapnya, Indra hanya memandang tajam ke arah pria besi itu tanpa mempedulikan keberadaan Dita yang masih di dalam gendongannya.

"Goldwing, selama ini kau menghambat usahaku, kali ini, aku menampakan diri untuk memperlihatkan kepada semua orang, termasuk dirimu dan membuktikan siapa yang paling berkuasa disini." ucap pria besi itu lagi sambil merentangkan kedua tangannya.

Dengan dingin Indra menjawab. "Aku tak siapa kau, dan aku tak tau masalahmu apa. Yang jelas saat ini, kau sudah membuat masalah besar."

Pria besi itu tertawa keras, lalu ia membalas. "Jadi, kau ingin bertaruh padaku."

"Untuk apa aku bertaruh dengan manusia yang hanya bisa bersembunyi di balik baju besinya." jawab Indra, lalu ia berbalik dan membelakangi pria besi itu.

Saat ini bukan waktunya untuk melawannya, karena ia harus membawa nona mudanya ke tempat yang lebih aman sekaligus memintanya untuk merahasiakan tentang dirinya. Tapi disisi pria besi, ia marah dan ia langsung mengarahkan kedua senapan mekanisnya ke arah Indra yang terbang pergi menjauhinya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!