Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
❤️ Happy Reading ❤️
Seperti kemarin, pagi ini Selin berangkat ke kantor satu mobil dengan Ardi dan ini akan terus tejadi di hari-hari selanjutnya.
Masih sama, Selin meminta agar Ardi menghentikan mobilnya dan dia akan turun sebelum sampai di perusahaan, namun pagi ini Ardi menolaknya.
''Kamu akan turun nanti di parkiran khusu Presdir.'' kata Ardi dengan tegas.
''Gak mau, nanti kalau ada yang lihat gimana...'' kata Selin. ''Mereka pasti akan berpikiran macam-macam.'' imbuhnya lagi.
''Memang kamu pikir kalau kamu turun di disini gak ada kemungkinan ada karyawan lain yang melihat kamu turun dari mobil aku?'' tanya Ardi.
''Ya gak gitu...'' lirih Selin karena apa yang di katakan Ardi ada benarnya juga.
''Jalan pak.'' kata Ardi memberi perintah pada sang supir agar menjalankan mobilnya kembali sebelum mendengarkan persetujuan dari Selin....tapi apa perduli Ardi.
Setelah sampai di basement khusus parkir Presdir...Selin turun dengan mengendap-endap bak pencuri yang takut ketahuan mencuri dan hal itu justru membuat Ardi tersenyum sambil geleng-geleng kepala karena melihat tingkah sang istri yang menurutnya lucu.
Lagian menurut Ardi, istrinya ini aneh..saat banyak perempuan yang berlomba-lomba ingin terlihat dekat dengannya, eh ini istrinya sendiri malah mau menyembunyikan statusnya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Baru saja masuk ke dalam divisi tempatnya bekerja namun Selin sudah mendapatkan kata-kata yang tidak enak di dengar.
Dan ketiga wanita itu tak lain dan tak bukan adalah salah satu karyawan yang terobsesi dengan suaminya.
''Cih sok polos tapi taunya...'' kata salah satu rekan Selin, panggil saja Nana.
''Ganas banget...semalam sampai berapa ronde?'' sahut yang satunya lagi yang bernama Lisa.
''Heh Selin...bukannya kamu itu belum punya suami ya?'' tanya Nana. ''Tapi kok...'' katanya lagi menggantung sambil menggerakkan jari telunjuknya ke arah Selin.
''Atau jangan-jangan...kamu itu pemain...'' sahut Lisa dengan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf v dan di gerakkan dua kali.
''Berapa bayaran kamu semalam?'' tanya Mona yang sedari tadi hanya diam saja. ''Siapa tau nanti aku bisa tawarin kamu ke teman-teman aku...lumayankan jadi gak repot-repot cari pelanggan.'' imbuhnya dengan senyum mengejek.
''Apaan sih...'' kata Selin lalu pergi begitu saja menuju ke kubikel miliknya.
Dia tak ingin semakin membuat moodnya berantakan pagi ini jika terus saja mendengar ocehan mereka bertiga.
''Eh dasar gak sopan...main ngeloyor aja.'' kata Nana dengan geram namun Selin sama sekali tak mempedulikannya.
''Khem...'' deheman pak Ilham yang baru masuk dapat membuat Nana dan teman-temannya kembali lagi ke kubikel mereka masing-masing.
Sedangkan Nanda yang mendengar celotehan dari ketiga orang itu...langsung menatap ke arah Selin, meneliti sahabatnya itu seolah ada sesuatu yang di carinya dalam diri Selin.
''Kenapa?'' tanya Selin yang merasa seperti sedang di telanjangi oleh tatapan Nanda.
''Oh my...Selin...'' kata Nanda kaget karena telah menemukan sesuatu di sana, bahkan Nanda pun mengipas-ngipaskan tangannya tepat di depan mukanya langsung.
''Ada apa sih?'' tanya Selin yang heran dengan sikap sahabatnya itu.
''Tunggu-tunggu...'' kata Nanda lalu mengambil sesuatu dalam tas miliknya.
Nanda ternyata mengambil ponsel langsung mengarahkannya pada Selin.
''Apa sih?'' tanta Selin masih tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya itu.
Nanda mengabaikannya dan...
Ckekrek
''Lihat ini...'' kata Nanda menunjukkan hasil jepretannya.
''Oh astaga...'' kata Selin yang juga terkejut melihat penampakan photo lehernya. ''Pantas saja...'' kata Selin lagi.
Selin pun menjadi mengumpat Ardi dalam hatinya, tapi dirinya juga merutuki kebodohannya yang sampai tak tau ada seperti itu di lehernya.
''Ini pasti karena aku terburu-buru sebab ada Langit tadi pagi di kamar.'' ujarnya dalam hati.
''Kamu gak mau menjelaskan sesuatu dengan sahabatmu ini?'' tanya Nanda yang lebih tepatnya bukan bertanya tapi menuntut penjelasan.
''Hufh...'' Selin menghela nafasnya. ''Aku sebenarnya...'' kata Selin sedikit menjeda perkataannya. ''Aku sudah menikah...'' sambung Selin.
''Hah...'' beo Nanda terkejut bahkan mulutnya pun sudah menganga saat ini.
''Ish tutup mulutmu itu...'' ujar Selin.
''Kamu serius?'' tanya Nanda.
''He'em.'' jawab Selin dengan menganggukan kepalanya.
''Kapan? sama siapa? kok kamu jahat banget sih Sel...gak ngundang aku.'' kata Nanda yang nyerocos begitu saja seperti motor yang gak ada remnya. ''Atau jangan-jangan saat ku gak ijin cuti lama kemarin...'' tebaknya.
''Iya.'' jawab Selin. ''Yang pertama aku ijin karena aku sedang ada acara pertunangan sekaligus lamaran, terus yang cuti kedua itu pas aku nikahan.'' terang Selin. ''Dan maaf kalau aku gak ngundang kamu, karena memang hanya di hadiri oleh kerabat saja.'' ucap Selin. ''Kamu tau sendirikan kalau aku itu sudah gak punya orangtua...jadi...'' kata Selin lagi.
''Iya...iya aku paham.'' sahut Nanda yang mendapati perubahan raut wajah Selin saat menyebut orangtuanya. ''Berarti yang aku tebakan aku waktu itu bener...cincin itu cincin pertunangan kamu...''kata Nanda. ''Dan ini...ini cincin nikahan kamu...'' katanya lagi.
''Iya kamu bener.'' jawab Selin.
''Suami...terus suami kamu siapa? kenalin dong...akukan juga pengen kenal.'' kata Nanda lagi.
''Maaf untuk yang satu itu...aku belum bisa memberi tahu kamu tanpa persetujuannya terlebih dahulu.'' cicit Selin.
''Tapi kamu gak nikah sama laki orang kan? kamu gak jadi selingkuhankan?'' tanya Nanda dengan memincingkan matanya penuh selidik.
''Gila...ya enggak lah.'' elak Selin.
''Huh syukurlah kalau begitu.'' ucap Nanda. ''Tapi aku tetap menunggu saat kamu memperkenalkan aku dengan suamimu.'' katanya lagi.
''Iya.'' jawab Selin dengan singkat lalu membuka laptop yang ada di meja kerjanya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Seperti pada yang di katakan Ardi kemarin...siang ini Selin datang ke ruangan Ardi untuk makan siang bersama di sana.
Tentu saja Selin harus menunggu karyawan yang lain pergi untuk makan siang, bahkan dia harus berbohong dengan Nanda agar sahabatnya itu mau pergi makan siang sendiri.
''Nyonya...'' sapa Boby saat melihat Selin yang sudah sampai di depan pintu ruangan Ardi sedangkan Boby sendiri baru keluar dari ruangan tersebut. ''Presdir sudah menunggu nyonya muda di dalam.'' sambungnya lagi lalu membukanya pintu untuk Selin.
''Terimakasih.'' ucap Selin.
''Akhirnya kamu datang juga...'' kata Ardi saat Selin baru saja masuk. ''Apa kamu cuma mau berdiri di sana saja?'' tanya Ardi saat Selin hanya diam mematung. ''Cepat sini...'' perintahnya. ''Apa kamu gak tau kalau aku ini sudah kelaparan karena menunggu kamu...'' katanya lagi.
''Kenapa gak makan duluan saja.'' kata Selin saat sudah duduk di sofa bersama dengan Ardi.
''Aku kan sudah bilang kalau aku mau makan siang sama kamu.'' kata Ardi. ''Bisa-bisanya kamu nyuruh aku makana duluan.'' imbuhnya.
''Huft...aku minta maaf karena sudah membuatmu menunggu.'' ucap Selin lalu tangannya bergerak untuk mengambilkan makanan ke piring Ardi.