Pria itu bertemu wanita lain di tempat asrama yang sama.
sedangkan wanita yang selalu ada mendapatinya dalam diam.
apakah si wanita akan melawan atau tidak..
yuk.. check out story ny 🙏🤝🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Venya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senior Atau Kekasih
Dikampus jan dan rekan senior menemani sriya di dalam ruang istirahat,
Dengan dalam pengawasan dokter dan suster.
Merasa seperti di tekan sriya pun bergumam kesal,
" Aku tidak suka ini, jan.. Aku ingin keluar, aku bosan.. Sudah cukup. Aku keluar, ucap sriya mencoba keluar ruangan.
Namun jan hanya diam dan malah salah satu dosen menahan tangan sriya dengan lembut,
Dan berkata pelan.
" Nak sriya, kau memang pantas marah, tapi satu sisi, kau juga harus pahami, bahwa kau baru keluar dari rumah sakit,
dan tekanan darahmu masih belum kembali, kau tahu. Kan.. Saat kau berlebihan dalam agenda kampus dan diluar kampus,
Kondisimu akan sangat down dan itu mempengaruhi emosi, ucap dosen.
Bujukan sang dosen akhirnya meluluhkan hati sriya, dan akhirnya sriya pun terduduk lemas dan tak tahu harus berbuat apa.
" Hey.. Ada aku disini, kau bisa luapkan emosimu padaku. Sahut jan yang duduk di sampingnya dan mengelus rambut sriya.
Namun sriya diam dan langsung merebahkan kepala di pangkuan jan, dan sriya pun akhirnya tertidur.
Semua rekan jan akhirnya bernafas lega setelah melihat sriya tertidur.
" akhirnya dia tenang juga, sejak tadi tingkat emosinya terus meningkat, bersyukur karena pak dosen bisa menenangkan hatinya. Ucap salah seorang rekan jan.
Melihat hal itu jan juga merasa lega namun masih ada terbesit dalam benaknya, rasa khawatir yang membludak.
" mungkin kalian menduga bahwa dia bisa tidur nyenyak, tapi rasa khawatirku sangat besar padanya.
Mengingat saat sriya pingsan hingga pucat dan di larikan kerumah sakit dengan ambulance membuatku trauma untuk membuat jadwal kampusnya padat.
Mendengar itu dosen pun membalas,
" Jan, tidak seperti itu. Jika kau sampai trauma, lalu bagaimana dengan mental sriya, kau harus tetap bersikap tenang padanya,
Agar sriya tak melihat betapa kau protektif pada kondisinya saat - saat ini, jadi tenanglah, jan. Sriya aman dalam pengawasan kami semua di kampus.
Lagi pula ini sudah mau jam pulang kampus, bersiaplah, bagunkan dia dan bawalah dia pulang. Pakaikan jaket padanya, cuaca sedikit dingin jelang sore. Balas dosen.
Dengan lembut jan membangunkan sriya, dengan mengelus pipi sriya.
" Sayang, ayo bangun.. Waktunya pulang, sembari menunggu sriya membuka mata.
Sriya pun perlahan terbangun dan menatap jan.
" Aku pusing,, ucap sriya sedikit merengek.
Melihar sriya yang pusing sambil merengek, jan langsung membantu sriya duduk, dan berkata.
" kita kerumah sakit pengecekan berkala, yah.. Bujuk jan.
Sriya menggeleng dan hanya menyandarkan kepala pada pundak jan. Menahan pusingnya.
Sang dosen mendekat dan mengecek suhu sriya di keningnya dengan tangan. Dan berkata khawatir,
" Jan, sepertinya sriya mulai demam lagi, sebaiknya kita bawa berobat saja, aku tak mau mahasiswi kesayanganku ini kenapa - kenapa.
Jan pun mencoba meyakinkan sriya agar mau kembali keruma sakit dengan di temani semuanya.
Akhirnya dengan berat hati sriya pun mengiyakan perkataan jan.
Dan sriya pun kembali di bawa dengan mobil milik dosen ke rumah sakit.
Dan setelah kerumah sakit sriya pun di periksa hingga akhirnya sriya harus di rawat sementara waktu di ruang perawatan wanita di rumah sakit.
" Aku mau pulang... Sembari sriya merengek.
Jan tampak dilema dengan reaksi sriya yang harus di rawat di rumah sakit sementara waktu.
Sang dosen pun memantapkan hati jan dalam bisikan.
( Jan.. Jika kau dilema, sriya takkan pulih dan sehat, apa kau mau sriya terus jatuh sakit, tidak kan. Karena itu, beri dia ketegasan namun tetap lembut ) bisik dosen.
Merasa benar dengan perkataan dosen. jan pun berkata pada sriya..
" Sayang, aku tahu kau gelisah di runah sakit, tapi jangan khawatir kami semua disini bersamamu.
Jika ada hal yang menyakitkan dari pengobatan kau bisa beritahu kami, bertahan yah sayangku, kau harus sembuh,
bertahanlah demi kesehatanmu dan aktifitas kampus mu yang kau rindukan,
Aku janji akan mengabulkan permintaanmu saat kau sembuh nanti. Ucap jan dengan mantap dan penuh kasih.
Akhirnya sriya mau di rawat di rumah sakit, dan di temani oleh jan dan beberapa rekannya yang memiliki jadwal free di kampus.
Pengobatan hari pertama sriya tampak lemas dan tak berdaya.
Jan tampak gelisah dan khawatir, bingung harus berbuat apa.
Beberapa rekannya datang tetap memberi semangat pada jan dan juga sriya.
" Bagaimana jan, apa ada perubahan pada sriya.. Sembari meletakkan bunga kesukaan sriya dan buah - buahan segar untuk vitamin sriya.
Namun jan tampak menggeleng
" Dia baru hari pertama pengobatan tubuhnya sudah sangat lemah, bahkan sudah setengah hari berlalu,
Namun sriya bahkan belum kunjung siuman, aku khawatir padanya. Sembari jan menggenggam erat tangan sriya.
Semua rekannya pun tetap menguatkan.
" Jangan khawatir jan, dokter pasti memberikan pengobatan yang terbaik pada sriya, kau juga butuh istirahat, kan.. Ayo.. Gantian berjaga, kau istirahatlah,
Nanti kami info kalau sriya sudah siuman. Tidurlah jan, kau juga tak boleh sakit saat menjaga sriya. Ucap rekannya.
Jan pun akhirnya baring di sofa, dan tertidur pulas. Karena kemarin tak tidur baik.
Sang dosen setelah dari kampus langsung menjenguk sriya di hospital, saat mendapat berita bahwa sriya hampir setengah hari belum juga siuman.
Saat tiba diruangan sang dosen melihat jan yanh tidur di sofa sedang sriya masih belum sadar.
" Jan dari kemarin tidak tidur, karena itu kami menyuruhnya untuk tidur, ucap rekannya.
Dosen pun menjawab..
" Apa sejauh ini jan sudah memberitahukan isi hatinya pada sriya, dan mengungkap semua alasannya pada sriya selama ini, tanya dosen dengan suara pelan pada rekan jan.
Sedang rekan jan saja hanya menggeleng dan tampak menyerah.
" Sampai detik ini sriya tak tahu betapa besarnya cinta jan padanya, entah sampai jan akan terus menutupi semuanya,
Bukankah sangat sakit jika menahan perasaan terlalu lama pada seseorang yang di sukai, kami ingin membantu jan dalam mendapatkan pengakuan sriya,
Namun berfikir kembali kami tak mau membuat jan merasa malu dan rendah diri,
Karena itu kami tetap membiarkan semuanya diam membisu, karena pada akhirnya kami ingin jan mengungkapkan perasaannya pada sriya di depan kami semua dengan bangganya.
ungkap semua rekannya jan, dan mendengar pengakuan itu sang dosen hanya mengelus kening sriya.
" Kalian sebagai sahabat jan, jagalah sriya dengan baik, dan sebagai wakilku tolong jagalah sriya untukku,
Karena sedikit lagi aku akan mengangkatnya menjadi putri angkatku, tapi aku minta jangan beritahu apapun hal ini pada jan dan sriya.
Saya tidak visa melihat sriya sebagai anak tunggal dan sangat jauh dari family, dan tak seorang pun membantunya dalam hal apapun
Karena itu rahasiakan sementara perencanaanku dan istriku ini dari jan dan sriya, saya takut jan akan marah dan tak mengizinkan hal itu. Ungkap dosen dengan wajah penuh harap
Mendengar pengakuan itu semua rekan jan yang mendengar itu berkata,
" Anda tak perlu khawatir, tapi kami yakin jan takkan marah jika anda mengangkat sriya sebagai anak angkat anda,
Lagi pula bukankah bapak dan istri bapak menginginkan anak perempuan,
anda bisa mengurus perpindahannya sebelum sriya keluar rumah sakit, ucap salah satu rekan jan memberi saran kecil pada dosen.
kak bantu dukung karyaku juga ya " One Thread Tie "
biar kita sama sama saling dukung 🫶🏻
with love